PSSI terpaksa membekukan Liga Indonesia untuk waktu yang belum ditentukan menyusul kematian Haringga Sirla oleh pendukung Persib. Masa jeda ini dimanfaatkan untuk investigasi kasus dan evaluasi keamanan.
Iklan
Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) secara resmi membekukan Liga Indonesia selama dua pekan menyusul kematian Haringga Sirla dalam laga antara Persib melawan Persija. Keputusan tersebut diambil selama proses investigasi masih berlangsung.
Namun ketika Menpora Imam Nachrawi mengusulkan masa jeda selama hanya dua pekan, PSSI belum memutuskan kapan Liga Indonesia bisa kembali digelar. "Kami memutuskan menghentikan Liga 1 senior dalam pertandingan putaran kedua di 18 klub sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Gatot Widagdo, Direktur Media PSSI.
"Kami ingin fokus menyelesaikan masalah ini," imbuhnya.
Widagdo mengatakan pembekuan kompetisi diberlakukan untuk mempermudah investigasi kasus pembunuhan Haringga dan memberikan waktu bagi PSSI untuk menganalisa prosedur keamanan di 18 klub yang berlaga di liga utama, para pendukung dan juga operator liga, PT Liga Indonesia Baru.
PSSI juga menegaskan akan berkonsultasi dengan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) agar terhindar dari sanksi, pungkas Widagdo.
Kisah Eman Sulaeman, Kiper Satu Kaki yang Banjir Prestasi
Perjalanan hidup Eman Sulaeman tidak cuma menjadi inspirasi di Indonesia, tetapi juga di dunia. Disabilitas tidak mengendurkan semangatnya buat mewujudkan impian bermain sepakbola.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Kucing Gawang yang Curi Perhatian
Di dunia yang sepenuhnya bergantung pada kesempurnaan fisik, sosok Eman Sulaeman mencolok dengan dua kakinya yang cacat. Ia adalah kiper dan pernah berkiprah di Piala Dunia Tunawisma di Glasgow, Skotlandia, 2016 silam. Penampilannya yang cekatan dan tegas mengomandoi barisan pertahanan membuat penonton lupa akan kekurangan fisik yang dia miliki.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Pembentukan Karakter Sejak Dini
Eman terlahir dengan keterbatasan fisik. Kedua kakinya tidak tumbuh sempurna. Dengan kondisi disabilitas tersebut, ia tidak jarang mendapat cibiran atau dianggap berbeda. Namun Eman tidak berkecil hati dan malah memilih sepakbola sebagai hobi yang ia geluti hingga dewasa. "Saya menangis berhari-hari meminta orangtua untuk membelikan bola," kisahnya seperti dilansir AFP.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Disabilitas Bukan Halangan
Berkat sepakbola Eman tumbuh bugar dan perkasa. Selama bermain ia terbiasa bertumpu pada kaki kanannya yang sepanjang betis dan tangan kiri untuk menyeimbangkan kaki kirinya yang hanya sepanjang paha. Selama bertahun-tahun ia berlatih sambil berkaca pada legenda kiper Belanda, Edwin van der Sar.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Mewakili Merah Putih
Hasilnya Eman terpilih mewakili Indonesia untuk berlaga di ajang Homeless World Cup 2016 silam. Prestasi itu masih dikenangnya hingga kini. "Nggak pernah terbayang, awalnya cuma saya pikir untuk menyalurkan hobi dan senang-senang sama teman saja, nggak kebayang bisa mewakili Indonesia di ajang dunia," ujarnya kepada Tribun.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Bertabur Pujian Dunia
Di sana ia mendulang pujian dari media-media internasional dan menyabet predikat penjaga gawang terbaik. Namun buat Eman penghargaan tersebut tidak banyak mengubah situasi hidupnya. Ia tetap mengurus klub futsal yang ia dirikan dan rajin berlatih agar bisa berlaga menjaga gawang. Klubnya itu adalah sumber kebahagiaan buat sang kiper.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Sepakbola Lawan Diskriminasi
Eman merasa bersyukur karena bisa mewujudkan mimpinya bermain bola. "Saya sangat mencintai sepakbola. Olahraga ini membantu saya melawan diskriminasi yang saya hadapi sejak kecil," ujarnya seperti dikutip Liputan6.
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
6 foto1 | 6
Krisis teranyar sepakbola Indonesia dipicu aksi pengeroyokan massal yang dilakukan pendukung Persib Bandung terhadap anggota JakMania yang sedang bertandang ke stadion Gelora Bandung Lautan Api. Massa juga merekam gambar pengeroyokan dan memuat video tersebut di kanal media sosial. Polisi sejauh ini sudah menahan sedikitnya 16 orang terkait kasus tersebut.
Kematian Haringga bukan kasus pertama yang melilit Liga Indonesia. Pada November 2016 silam Harun Al-Rasyid Lestaluhu meninggal dunia dikeroyok massa usai menyaksikan laga Persija dan Persib di stadion Manahan, Surakarta. Tahun 2014 lalu Andika tewas setelah mengalami pendarahan akibat tiga tusukan di perut dan kepala saat bentrokan antar pendukung Sriwijaya FC dan Persijap Jepara.
Kerusuhan antar para pendukung pernah mendorong FIFA menerbitkan larangan terhadap Indonesia untuk mengikuti kompetisi internasional pada 2015 silam. Larangan tersebut baru dicabut tahun lalu. Haringga Sirla adalah pendukung sepakbola ke70 yang tewas dalam aksi bentrokan sejak 1994.
Pengamat Sepakbola, Akmal Marhali, mendesak PSSI menghukum klub dan suporter yang terlibat. "PSSI dari dulu berjanji akan mengambil langkah tegas, tapi tidak ada yang terjadi," ujarnya. "Ini membuat para pendukung lebih berani."
Hasil investigasi nantinya akan diserahkan ke Komite Disiplin PSSI dalam waktu tiga hingga lima hari, kata Direktur Media PSSI Widagdo.
rzn/yf (afp, rtr)
Kreativitas Fans Sepakbola di Piala Dunia 2018
Fans dari berbagai negara meramaikan Piala Dunia 2018 di Rusia dengan cara dan gayanya masing-masing. Dari Sombrero Mexiko sampai topi Viking. Inilah ulah kreatif mereka untuk mendukung timnasnya.
Foto: Reuters/S. Pivovarov
Jerman
Fans Jerman menggunakan warna bendera nasionalnya: hitam, merah dan emas. Sayangnya, dukungan mereka tidak cukup untuk menyelamatkan tim nasional Jerman dari kekalahan mengejutkan saat tampil perdana di Rusia. Jerman dikalahkan Meksiko 1:0.
Foto: Getty Images/AFP/P. Stollarz
Meksiko
Seorang fan Meksiko memakai kostum superhero yang dikombinasikan dengan sombrero, topi tradisionalnya. Sementara temannya memakai kostum gulat tradisional Meksiko Lucha Libre.
Foto: Reuters/K. Pfaffenbach
Islandia
Pria Islandia ini memakai helm Viking ketika mengompori timnasnya. Dan timnas Islandia tidak mengecewakannya. Secara mengejutkan Islandia menahan imbang tim favorit Argentina yang dikomandoi pemain kaki emas Lionel Messi 1-1. Hasil ini saja sudah bersejarah bagi negara pulau es itu.
Foto: Getty Images/AFP/Y. Cortez
Perancis
Seorang fan Perancis mengambil motif komik kartun terkenal Asterix dan mengenakan pakaian Obelix, salah satu figur utamanya. Perancis berhasil mengalahkan Australia 2-1 pada penampilan pertamanya.
Foto: Reuters/J. Silva
Mesir
Fans kesebelasan Mesir datang ke Rusia dengan motif Firaun. Mereka berharap, sang "Firaun Sepakbola" Mohamed Salah bisa lekas pulih dari cederanya dan mampu merintis jalan menuju putaran berikutnya. Tapi setelah kalah dua kali dalam babak penyisihan, peluang Mesir sudah sangat tipis.
Foto: Getty Images/AFP/M. Zmeyev
Nigeria
Seroang perempuan Nigerian memakai kostum hijau, warna Nigeria, dan menari hampir sepanjang pertandingan ketika tim nasionalnya berhadapan dengan Kroasia.
Foto: Getty Images/AFP/O. Kose
Peru
Fan dari Peru ini memakai kostum satria Inka. Peru untuk pertama kalinya kembali lagi ke ajang turnamen Piala Dunia sepakbola setelah 36 tahun.
Foto: Getty Images/AFP/F. Monteforte
Argentina
Seorang fan Argentina memegang figur Bunda Maria dari Lujan dengan foto sang "Dewa Sepakbola" Lionel Messi. Namun sang Dewa pun tidak mampu menolong timnas Argentina yang pada penampilan pertamanya di Rusia hanya mampu bermain seri 1-1 melawan Islandia.
Foto: Getty Images/AFP/A. Pagni
Brasil
Seorang fan Brasil memakai penghias kepala bulu dengan warna negaranya selama pertandingan Brasil melawan Swiss. Tim favorit Brasil yang sudah menjuarai Piala Dunia lima kali dipaksa berbagi poin dengan Swiss 1-1.