1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sepak Bola

PSSI Bekukan Liga Indonesia

26 September 2018

PSSI terpaksa membekukan Liga Indonesia untuk waktu yang belum ditentukan menyusul kematian Haringga Sirla oleh pendukung Persib. Masa jeda ini dimanfaatkan untuk investigasi kasus dan evaluasi keamanan.

Logo vor der Zentrale des indonesischen Fußballverbands PSSI
Foto: AFP/Getty Images/A. Berry

Kementerian Pemuda dan Olahraga dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) secara resmi membekukan Liga Indonesia selama dua pekan menyusul kematian Haringga Sirla dalam laga antara Persib melawan Persija. Keputusan tersebut diambil selama proses investigasi masih berlangsung.

Namun ketika Menpora Imam Nachrawi mengusulkan masa jeda selama hanya dua pekan, PSSI belum memutuskan kapan Liga Indonesia bisa kembali digelar. "Kami memutuskan menghentikan Liga 1 senior dalam pertandingan putaran kedua di 18 klub sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Gatot Widagdo, Direktur Media PSSI.

"Kami ingin fokus menyelesaikan masalah ini," imbuhnya.

Baca Juga:Indonesia Ingin Jadi Tuan Rumah Piala Dunia 2034 

Widagdo mengatakan pembekuan kompetisi diberlakukan untuk mempermudah investigasi kasus pembunuhan Haringga dan memberikan waktu bagi PSSI untuk menganalisa prosedur keamanan di 18 klub yang berlaga di liga utama, para pendukung dan juga operator liga, PT Liga Indonesia Baru.

PSSI juga menegaskan akan berkonsultasi dengan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) dan Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) agar terhindar dari sanksi, pungkas Widagdo.

Krisis teranyar sepakbola Indonesia dipicu aksi pengeroyokan massal yang dilakukan pendukung Persib Bandung terhadap anggota JakMania yang sedang bertandang ke stadion Gelora Bandung Lautan Api. Massa juga merekam gambar pengeroyokan dan memuat video tersebut di kanal media sosial. Polisi sejauh ini sudah menahan sedikitnya 16 orang terkait kasus tersebut.

Kematian Haringga bukan kasus pertama yang melilit Liga Indonesia. Pada November 2016 silam Harun Al-Rasyid Lestaluhu meninggal dunia dikeroyok massa usai menyaksikan laga Persija dan Persib di stadion Manahan, Surakarta. Tahun 2014 lalu Andika tewas setelah mengalami pendarahan akibat tiga tusukan di perut dan kepala saat bentrokan antar pendukung Sriwijaya FC dan Persijap Jepara.

Baca Juga: Masih Kena Skors FIFA, Indonesia Gelar Torabika Soccer Championship (TSC)

Kerusuhan antar para pendukung pernah mendorong FIFA menerbitkan larangan terhadap Indonesia untuk mengikuti kompetisi internasional pada 2015 silam. Larangan tersebut baru dicabut tahun lalu. Haringga Sirla adalah pendukung sepakbola ke70 yang tewas dalam aksi bentrokan sejak 1994.

Pengamat Sepakbola, Akmal Marhali, mendesak PSSI menghukum klub dan suporter yang terlibat. "PSSI dari dulu berjanji akan mengambil langkah tegas, tapi tidak ada yang terjadi," ujarnya. "Ini membuat para pendukung lebih berani."

Hasil investigasi nantinya akan diserahkan ke Komite Disiplin PSSI dalam waktu tiga hingga lima hari, kata Direktur Media PSSI Widagdo.

rzn/yf (afp, rtr)

 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait