1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apakah Albert Einstein Seorang Rasis?

14 Juni 2018

Pemikiran rasis Albert Einstein terhadap orang Cina terungkap menyusul publikasi buku harian yang menjadi teman perjalanannya saat berkunjung ke Asia di tahun 1920an.

Albert Einstein deutscher Physiker 1935
Foto: Imago/United Archives International

Publikasi buku harian pribadi Albert Einstein yang merinci perjalanannya di Asia pada tahun 1920 mengungkap sisi rasis sang fisikawan dan ikon kemanusiaan ini terhadap orang-orang yang ditemuinya, terutama orang Cina.

Buku harian ini diterbitkan oleh Princeton University Press dan mendokumentasikan perjalanan selama lima setengah bulan antara 1922 dan 1923 ke Cina, Spingaura, Hong Kong, dan Jepang, serta Palestina dan Spanyol.

Penerbit menggambarkan buku harian tersebut sebagai pemikiran Einstein yang "aneh, ringkas, dan kadang tidak sopan" tentang sains, filsafat, seni dan politik. Buku harian yang ditulis dengan tangan tersebut juga mengungkapkan cara Einstein mengkategorikan orang dari berbagai negara dan pandangannya tentang ras.

Dalam satu kutipan, yang dilihat oleh The Guardian, Einstein menggambarkan orang Cina sebagai "orang yang rajin, kotor, dan bodoh," kemudian menyebut mereka "negara yang seperti kawanan aneh ... sering lebih mirip mesin daripada manusia."

"Akan sangat disayangkan jika orang-orang Cina ini menggantikan semua ras. Untuk orang-orang seperti kami, pikiran tersebut membuat suram," tambahnya.

Einstein juga menggambarkan bagaimana "orang Tionghoa tidak duduk di bangku saat makan tetapi jongkok, seperti yang orang Eropa lakukan ketika mereka buang hajat di hutan rindang. Semua ini terjadi dengan tenang dan sopan. Bahkan anak-anak tidak bersemangat dan terlihat bodoh. ”

Buku The Travel Diaries of Albert Einstein: The Far East, Palestine, and Spain, 1922–1923, diedit oleh Ze'ev Rosenkranz, editor senior dan asisten direktur Proyek Einstein Papers di California Institute of Technology.

Berbicara kepada The Guardian, Rosenkranz mengakui bahwa beberapa paragraf yang ditulis oleh Einstein "sangat tidak menyenangkan — apalagi yang dia katakan tentang orang Cina.”

"Pandangannya berbeda dengan imej publik sebagai ikon kemanusiaan yang hebat," tambahnya. "Saya pikir itu cukup mengejutkan untuk membacanya dan membedakannya dengan pernyataan publiknya yang lain. Ia menulisnya tanpa berpikir panjang dan tidak untuk dipublikasikan."

Einstein menjadi warga negara Amerika pada tahun 1940 setelah memutuskan dia tidak dapat kembali ke negara asalnya Jerman setelah bangkitnya partai Nazi dan Adolf Hitler. Ahli fisika pemenang Hadiah Nobel ini juga dikenal dengan kalimat yang menggambarkan rasisme sebagai "penyakit orang kulit putih" saat berpidato di Pennsylvania Lincoln University pada tahun 1946.

vlz/hp (theguardian, independent, yahoonews)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait