Tanggapan Media Luar Negeri tentang Ditutupnya Pulau Komodo
3 April 2019
Pulau Komodo akan ditutup untuk turis, efektif mulai tahun 2020. Penutupan akan dilakukan satu tahun dengan tujuan melindungi komodo dan merehabilitasi habitat mereka. Bagaimana media asing memberitakan hal tersebut?
Iklan
Media online di negara berbahasa Jerman, seperti Jerman, Austria dan Swiss, ramai memberitakan tentang rencana pemerintah Indonesia untuk menutup Pulau Komodo mulai tahun 2020. Dengan kepala berita "Indonesiens Dracheninsel bleibt 2020 geschlossen" (Pulau Komodo Indonesia tutup di tahun 2020) media terkemuka Jerman, der Spiegel, dalam situsnya menyampaikan informasi kepada pembacanya bahwa pemerintah Indonesia akan menutup Pulau Komodo untuk turis dengan alasan perlindungan terhadap satwa di sana. Der Spiegel lebih lanjut menjelaskan tentang jumlah komodo yang kini berada di pulau dan jumlah pengunjung tiap bulan, serta rencana dinaikkannya tiket masuk bagi wisatawan mancanegara yang nantinya menjadi sebesar 440 Euro (500 Dolar AS) per orang. Media, yang memiliki 11 juta unique user ini, tidak membahas panjang mengenai insiden penyelundupan komodo ke luar negeri yang terjadi bulan lalu.
Sama seperti der Spiegel, situs Österreichischer Rundfunk (ORF), yang adalah Lembaga Penyiaran Austria, juga membahas singkat rencana ditutupnya Pulau Komodo. Berita dengan headline "Indonesien sperrt „Dracheninsel" Komodo für ein Jahr" (Indonesia menutup Pulau Komodo untuk satu tahun) hanya menyebut singkat tentang rencana penyelundupan 41 komodo yang berhasil digagalkan.
Sementara itu, situs online dari Swiss, Neue Zürcher Zeitung, memberi banyak informasi latar belakang, baik tentang hewan komodo itu sendiri maupun informasi geografis tentang Kepulauan Nusa Tenggara, di mana Pulau Komodo berada. Di akhir artikel yang berjudul "Indonesien schliesst seine Dracheninsel ein Jahr lang für Touristen – zum Schutz der seltenen Komodowarane" (Indonesia menutup Pulau Komodo dari turis - untuk melindungi spesies komodo yang langka) penulis mengkritisi keputusan penutupan Pulau Komodo.
Jaringan Bisnis Ilegal Komodo Dibongkar Polisi
01:42
"Sejauh mana penutupan pulau untuk wisatawan akan memperbaiki situasi komodo, masih harus dipertanyakan. Ancaman utama terhadap komodo adalah meningkatnya fragmentasi habitat mereka dan penurunan populasi rusa jawa, babi hutan dan kerbau - mangsa utama komodo. Tidak hanya pariwisata yang telah menyebabkan ini, melainkan juga perburuan liar. Kebakaran yang disebabkan manusia dan pembukaan lahan untuk lahan pertanian juga sangat membatasi habitat komodo dan mangsanya," tutup penulis Gian Andrea Marti.
Penyelundupan untuk Obat dan Koleksi?
Sementara itu, media berbahasa Inggris, seperti The Insider dan The Washington Post, mengenakan judul kepala berita yang lebih provokatif. Judul pada laman situs thisisinsider.com "Komodo island is reportedly closing until 2020 because people keep stealing the dragons" (Pulau Komodo dilaporkan ditutup sampai 2020 karena orang-orang terus mencuri komodo) dan washingtonpost.com "Komodo Island is shutting down because people keep smuggling the dang dragons" (Pulau Komodo ditutup karena orang-orang terus menyelundupkan hewan itu) langsung menyoroti tindak penyelundupan komodo yang menjadi alasan ditutupnya objek wisata tersebut.
The Washington Post lebih rinci menjelaskan kemungkinan penyebab dicuri dan diselundupkannya komodo ke luar negeri. Klaim yang meyakini bahwa darah komodo bisa digunakan sebagai obat tidak berdasar dan tidak ada bukti riset medisnya. Media ini mencoba untuk membuktikan bahwa darah komodo, yang mengandung peptida antimikrobial tidak bisa digunakan untuk menyembuhkan infeksi pada manusia. Bryan Fry, profesor di Sekolah Ilmu Biologi, Universitas Queensland, yang dihubungi The Washington Post menjelaskan bahwa memurnikan senyawa dalam darah komodo adalah proses yang sulit - dan bahkan akan ada "kemungkinan besar reaksi alergi yang hebat." "Mengubah darah komodo menjadi produk farmasi akan membutuhkan penelitian laboratorium bertahun-tahun untuk menghasilkan analog sintetis berukuran kecil," kata Fry.
Satwa Langka yang Cuma Bisa Ditemukan di Indonesia
Indonesia dikaruniai kekayaan flora dan fauna tak terhingga. Tapi beberapa di antaranya nyaris punah. Inilah sejumlah satwa langka yang cuma hidup di kepulauan Nusantara.
Foto: public domain
Komodo
Satwa langka ini cuma hidup di sejumlah pulau di kawasan Nusa Tenggara. Komodo mampu tumbuh sepanjang tiga meter dan berbobot hingga 70 kilogram. Dunia barat baru mengenal komodo saat penjanjahan Belanda. Kala itu Letnan Felix van Steijn van Hensbroek memerintahkan pakar zoologi Belanda Peter Ouwen buat mengunjungi pulau "buaya" yang ternyata adalah pulau Komodo
Foto: Romeo Gacad/AFP/Getty Images
Merak Hijau
Unggas bermahkota alias merak sebenarnya juga bisa ditemukan di India dan Sri Langka. Tapi jenis yang hidup di Indonesia diklaim memiliki mahkota lebih indah ketimbang saudaranya di sebrang samudera. Selain lebih besar dan bisa berbobot hingga lima kilogram, merak hijau Indonesia juga sangat agresif terhadap manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Harimau Sumatera
Saat ini Indonesia masih bisa berbangga dengan Harimau Sumatera, tapi tidak lama. Menurut daftar merah IUCN, saat ini tinggal tersisa hingga 500 ekor di Indonesia. Tren menyebutkan populasi harimau Sumatera cenderung menyusut. Terlebih saudara sejenisnya, harimau Jawa dan Bali, sejak lama telah menghilang dari muka Bumi.
Foto: BKSDA Bengkulu/Erni Suyanti Musabine
Badak Jawa/Sumatera
Dari semua satwa langka yang ada di Indonesia, Badak Sumatera dan Badak Jawa adalah yang paling terancam. Saat ini cuma ada seekor badak Jawa yang hidup dalam program konservasi. Tidak ada yang tahu berapa ekor yang hidup di alam liar. Sementara populasi badak Sumatera tidak lebih dari 100 ekor.
Foto: BAY ISMOYO/AFP/Getty Images
Orangutan
Seabad silam populasi Orangutan Kalimantan masih berjumlah lebih dari 250.000 ekor. Kini jumlahnya tidak sampai seperempatnya. Kondisi orangutan di Sumatera jauh lebih mengenaskan. Lantaran penyusutan habitat akibat eksploitasi hutan, jumlah orangutan di barat Indonesia diperkirakan cuma sekitar 7500 ekor.
Foto: AP
Monyet Hantu
Satwa bernama ilmiah Tarsius Tarsier cuma hidup di Sulawesi. Primata sejenis juga bisa ditemukan hidup di Filipina, kendati dengan corak yang berbeda. Seperti namanya, monyet hantu hampir tidak bisa melihat di siang hari. Sebaliknya pada malam hari satwa pemalu ini mampu melihat dengan tajam. Menurut daftar merah IUCN, populasi monyet hantu berkurang sebanyak 20% dalam sepuluh tahun terakhir
Foto: public domain
6 foto1 | 6
Crawford Allan, direktur senior WWF yang juga ahli dalam kasus perdagangan hewan liar, mengatakan komodo secara historis dicari oleh kolektor kaya yang menargetkan "binatang unik, langka dan istimewa." Dia mengutip kasus tahun 2002 di mana komodo dijualbelikan sekitar 30 ribu dolar AS, kurang lebih sama dengan yang dilaporkan oleh kepolisian.
"Orang-orang punya uang untuk membayar jaringan kejahatan terorganisir untuk mencuri dan menyelundupkan hewan-hewan berbahaya, dan membawa mereka ke 'pasar'," kata Allan, seperti dilansir dari laman The Washington Post. "Kecurigaan saya adalah kasus ini melibatkan tingkat kejahatan terorganisir yang tinggi dan juga korupsi," tambahnya.
Hewan ini diburu karena dagingnya dianggap istimewa, dan kulitnya digunakan untuk membuat obat-obatan yang katanya berkhasiat.
Foto: picture-alliance/Zuma/I. Damanik
Delapan Spesies
Dari famili trenggiling yang masih eksis, Manidae, ada delapan spesies yang masih bisa ditemukan di seluruh dunia. Sejumlah spesies lainnya sudah punah, setelah melalui evolusi selama 80 juta tahun.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Berkembang Biak dan Mengasuh Anak
Bagi trenggiling tidak ada musim tertentu, di mana mereka berkembang biak. Tiap ekor biasanya hidup sendirian. Untuk berkembangbiak, trengiling jantan biasanya melepas urin di sejumlah tempat untuk menarik betina, dan menunggu sampai ada betina yang datang. Setelah melahirkan anak, ibu trenggiling menggendong anaknya selama tiga bulan di atas ekornya.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Mencari Makan
Trenggiling makan serangga, antara lain semut. Caranya dengan menjulurkan lidah untuk menangkap mangsa, kira-kira sebanyak 70 juta setahun. Jika lidah dijulurkan, panjangnya bisa lebih dari 40 cm, sehingga lebih panjang dari tubuhnya. Trenggiling tidak punya gigi dan tidak bisa mengunyah. Makanan dicerna dengan bantuan protein dalam perut.
Foto: picture-alliance/Mary Evans Picture Library
Pertahanan dan Perlindungan Diri
Trenggiling disebut "pangolin" dalam bahasa Inggris, yang berasal dari kata "pengguling". Sebutan itu berasal dari cara hewan itu mempertahankan diri, yaitu menggulung diri dalam perlindungan sisik yang mirip baja jika ada ancaman. Trenggiling juga melepas bau busuk untuk menghalau musuh. Tapi kedua cara itu kerap tidak bisa menjaga mereka dari pemburu ilegal.
Foto: Save Vietnams Wildlife
Musuh Habis Akal
Di samping manusia, musuh utama trenggiling adalah singa, harimau dan macan tutul. Untuk mempertahankan diri, trenggiling hanya perlu menggulung diri. Sisiknya begitu keras sehingga singa pun tidak bisa menggigitnya.
Foto: AP
Aktif di Malam Hari
Dari delapan spesies trenggiling hanya satu yang aktif di siang hari, yaitu trenggiling berekor panjang yang hidup di Afrika Barat dan Tengah. Lainnya aktif di malam hari. Yang hidup malam hari punya mata berukuran kecil dibanding besarnya tubuh. Sehingga mereka tidak bisa melihat dengan baik, dan mengandalkan penciuman dan pendengaran untuk mencari makanan.
Foto: Save Vietnams Wildlife
Memanjat Pohon atau Menggali Lubang
Dengan cakarnya yang panjang dan melengkung, trenggiling bisa memanjat cabang pohon atau menggali lubang bahkan di tanah keras. Spesies yang hidup di Afrika tinggal di pohon-pohon. Trenggiling bisa menggali lubang begitu besar sampai manusia bisa berdiri di dalamnya.
Foto: Getty Images/AFP
Mamalia Bersisik
Trenggiling adalah satu-satunya mamalia bersisik. Karena mengandung banyak keratin, sisiknya diyakini berkhasiat bagi kecantikan dan kesehatan di sejumlah negara. Ini juga yang sebabkan trenggiling banyak diburu. Tahun 2015 misalnya aparat keamanan Indonesia menyita sedikitnya 125 kg sisik trenggiling, dalam perjalanan ke Hong Kong. Sebagian besar hasil perburuan liar dikirim ke Vietnam dan Cina.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Favre
Hidup Lama?
Berapa usia rata-ratanya jika hidup bebas hanya bisa diperkirakan, yaitu 20 tahun. Trenggiling jarang ditemukan di kebun binatang. Dalam kurungan mereka cepat mati karena stres dan kurang makan. Yang paling lama hidup di kebun binatang selama 19 tahun. Foto: seekor anak trenggiling mendapat susu di kebun binatang Bangkok, setelah warga desa menemukannya sendirian di pinggiran kota.
Foto: AP
Upaya Pelestarian
Di beberapa negara, upaya pelestarian trenggiling sudah digalakkan. Di Kamboja misalnya ada inisiatif untuk merawat trenggiling yang cedera. Karena jumlah perburuan liar tinggi, sekitar 100.000 ekor per tahun dari Afrika dan Asia, semua spesies trenggiling tercatat dalam daftar merah hewan terancam dari International Union for the Conservation of Nature (IUCN). Penulis: ml/as (guardian, telegraph)