Seiring dengan pelonggaran masa pembatasan pandemi Corona di Vietnam, Liga Vietnam dijadwalkan kembali bergulir 15 Mei mendatang.
Iklan
Setelah sepekan mencatatkan nol kasus positif Corona di negaranya, Vietnam mulai melonggarkan karantina. Bahkan di situs Aseanfootball AFF diberitakan Asosiasi Sepakbola Profesional Vietnam (VPF) telah mengumumkan bahwa Liga Vietnam akan dimulai kembali bulan depan, asalkan pemerintah memberi mereka lampu hijau.
Salah satu klub yang berkompetisi di Liga Vietnam, HCM City adalah tim pertama yang kembaliberlatih karena mereka menantikan kembalinya V-League One atau Liga Vietnam pada tanggal15 Mei 2020.
Tak akan ada pemotongan gaji
“Ini adalah kegiatan yang perlu karena para pemain kami dipulangkan gara-gara pandemi corona. Mereka tetap fit tetapi tidak siap untuk berkompetisi,” kata Presiden HCM City FC, Nguyen Huu Thang.
"Kami akan berada selama sepuluh hari di Vung Tau sebelum ambil bagian dalam turnamen lokal jika mereka bisa berjalan lagi setelah pengumuman VPF."
Setelah menunda V-League One pada bulan Maret karena pandemi COVID-19, Vietnam hampir tidak mencatat infeksi COVID-19 baru selama seminggu terakhir, meskipun Sabtu (25/04) ini ada perkembangan baru. Dilansir dari StarOnline yang mengutip Xinhua, disebutkan, kementerian Kesehatan Vietnam pada Sabtu pagi (25/04) mengonfirmasi dua kasus baru infeksi COVID-19 setelah melaporkan tidak ada infeksi baru selama beberapa hari. Keduanya adalah mahasiswa Vietnam yang baru kembali dari Jepang.
Alih-alih bergantung kepada obat-obatan dan teknologi untuk mencegah wabah corona, aparat keamanan Vietnam menerapkan sistem pengawasan publik secara luas, dibantu oleh militer. Pejabat keamanan atau mata-mata Partai Komunis mengawasi di setiap sudut jalan dan di lingkungan serta desa-desa. Militer juga mengerahkan tentara untuk melawan virus corona. Pengawasan ketat ini dinilai berhasil mempekecil jumlah orang yang melanggar peraturan.
ap/yp(AFF/StarOnline/Xinhua)
Mengintip Koleksi 'Artefak' Museum Virus Corona
Di tengah krisis COVID-19, banyak museum mendokumentasikan kehidupan sehari-hari yang nantinya jadi pengingat generasi mendatang, dari sampah sarung tangan, masker, hingga replika virus corona.
Foto: Wien Museum/Peter Feermann & Esther Zahel
Semboyan baru untuk dunia
"Di rumah saja", begitu bunyi sebuah spanduk khusus di Museum Fichtelgebirge di Wunsiedel, Bayern. Kalimat ini jadi motto seluruh dunia saat ini. Spanduk ini adalah bentuk pengingat generasi selanjutnya untuk mengenang kehidupan sehari-hari selama pandemi COVID-19. Museum-museum di Jerman meminta warga untuk mengumpulkan benda-benda seperti ini dan meneruskannya ke pihak museum.
Foto: Fichtelgebirgsmuseum
Sampah corona
Di seluruh kota, Anda akan menemukan sarung tangan karet yang dibuang sembarangan di jalanan. Orang-orang memakainya saat berbelanja. Pandemi virus corona telah mengakibatkan meningkatnya limbah plastik. Orang-orang membeli lebih banyak produk kemasan di supermarket. Dan karena orang tidak bisa duduk di kafe untuk minum secangkir kopi, penggunaan gelas sekali pakai juga meningkat.
Foto: Corona-Kris
Memupuk solidaritas
"Tetap sehat": kata-kata ini jadi penutup perbincangan di sambungan telefon atau email. Lewat berbagai cara, pandemi virus corona membangun sebuah gelombang solidaritas dan empati. Kepedulian sosial di antara sesama meningkat dan orang-orang saling menjaga satu sama lain.
Foto: Corona-Kris
Kosong melompong
Tidak ada lagi lalu lalang wisatawan saat ini. Di Marienplatz, München, kondisinya sepi bak kota mati. Museum Kota München (The Münchener Stadtmuseum) menugaskan fotografer Olaf Otto Becker untuk mengabadikan kondisi kota di tengah pandemi virus corona. Hasil jepretan Becker ditampilkan di lalan utama website museum.
Foto: Olaf Otto Becker
Tes cepat COVID-19
Stasiun tes cepat seperti yang tampak di foto dibangun di seluruh Jerman, salah satunya di Theresienwiese, München, di mana festival bir Oktoberfest diselenggarakan setiap tahunnya. Prosedur di sini mirip dengan pergi ke restoran cepat saji, dengan satu perbedaan kecil: alih-alih menggigit paket Big Mac, pengemudi membuka mulut mereka untuk meminta dokter yang menggunakan APD melakukan tes swab.
Foto: Olaf Otto Becker
Alat peraga pembatasan sosial
Pandemi virus corona memicu ketidakpastian besar-besaran di dunia, namun hal ini juga memicu munculnya ide-ide kreatif. Alat peraga seperti tampak pada foto merupakan alat buatan sendiri yang bertujuan memberikan tanda batas kontak fisik dan sosial. Nantinya alat peraga ini akan diabadikan sebagai Koleksi Proyek Corona di Museum Wina, Austria.
Foto: Wien Museum/Peter Feermann & Esther Zahel
Mainan virus corona
Direktur Museum Wina, Matti Benzl, sangat senang bahwa replika virus corona yang dirajut ini akan segera dipamerkan di museumnya. Ini tidak hanya akan menggambarkan seperti apa wujud virus itu, tetapi juga mengingatkan bagaimana orang-orang di seluruh dunia berusaha untuk menghilangkan ancamannya.
Foto: Wien Museum/Monika Österreicher,
Tren masker
Pandemi virus corona menyebabkan dunia alami darurat masker pelindung wajah. Dari masyarakat biasa sampai pejabat negara, kini menggunakan masker, salah satunya seperti tampak pada foto Kanselir Austria Sebastian Kurz yang sedang berusaha memakai masker. Bahkan label-label fashion ternama juga ikut memproduksi masker dari kain yang bernilai tinggi. (rap/ts)