Puluhan Jutaan Dolar Pemasukan Hamas di Jalur Gaza
21 Desember 2021
Pemasukan Hamas diperkirakan mencapai $30 juta per bulan, terutama dari pajak bahan bakar dan tembakau. Dana ini membantu mereka menjalankan pemerintahan dan memperkuat persenjataan.
Iklan
Setiap bulannya, ratusan truk penuh muatan bahan bakar, semen, dan barang lainnya melintasi wilayah tak bertuan di antara Mesir dan Jalur Gaza. Aktivitas ini dinilai membuat Hamas lebih kuat. Hamas diperkirakan mengumpulkan puluhan juta dolar per bulannya dalam bentuk pajak dan bea cukai di perbatasan kota Rafah, guna mendanai pemerintahan dan memperkuat persenjataan.
Bahwa ini terjadi dengan persetujuan diam-diam Israel yang menganggap Hamas sebagai kelompok teroris, mungkin terdengar mengejutkan. Israel mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Mesir dalam mengawasi Rafah dengan imbalan adanya ketenangan di daerah itu.
Pembukaan jalur penyeberangan ini ''merupakan kepentingan bersama bagi semua pihak untuk memastikan jalur kehidupan bagi Hamas yang akan memungkinkannya menjaga ketenangan di Gaza dan mencegah terjadinya (serangan) ledakan,'' kata Mohammed Abu Jayyab, ekonom dan pemimpin redaksi sebuah harian bisnis di Gaza.
Namun tidak hanya itu. Setelah berhasil bertahan melewati 4 peperangan dan blokade hampir 15 tahun lamanya, Hamas tampaknya menjadi lebih tangguh. Israel pun harus menerima bahwa musuh bebuyutannya ini sepertinya tidak akan pergi ke mana-mana dalam waktu dekat. Israel secara luas juga telah menerima kekuasaan Hamas di Gaza, karena invasi yang berkepanjangan akan menjadi terlalu mahal.
''Hamas tetap pada posisinya dan pemerintah Israel membuat banyak kompromi'' setelah eskalasi konflik pada Mei lalu, kata Omar Shaban, analis politik yang berbasis di Gaza. ''Hamas memang keras kepala.''
Eskalasi Kekerasan Israel-Palestina Korbankan Rakyat di Kedua Pihak
Aksi kekerasan terus memuncak antara Israel dan kelompok Hamas. Kehancuran melanda Jalur Gaza, roket menghantam Tel Aviv. Korban terbanyak adalah warga sipil, di kedua belah pihak.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Gaza hadapi horor
Asap membumbung dan api membakar perumahan di Khan Yunis di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel Rabu (12/5). Aksi kekerasan dan saling serang kembali memuncak sejak beberapa hari terakhir.
Foto: Youssef Massoud/AFP/Getty Images
Warga mengungsi dalam kepanikan
Warga dievakuasi dari gedung di Jalur Gaza yang jadi target serangan Israel. Sedikitnya 56 warga Palestina di Jalur Gaza tewas akibat serangan Israel. Roket yang ditembakkan militan dari Jalur Gaza menewaskan 6 orang di Israel.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
Kehancuran di Gaza City
Israel menurut pernyatan sendiri menyebutkan, miiternya menyerang secara terarah bangunan di Gaza City yang dijadikan kantor kelompok militan atau dihuni pimpinannya.
Foto: Suhaib Salem/REUTERS
Roket di langit Tel Aviv
Kelompok militan Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza menembakkan sejumlah roket ke Tel Aviv. Sistem pertahanan rudal Israel melindungi kota dan menghancurkan sebagian besar proyektil di udara atau mengalihkan jalurnya, untuk meminimalkan kerusakan.
Foto: AnAs Baba/AFP/Getty Images
Berlindung dengan cemas
Tapi sistem pertahanan udara "Iron Dome" tidak mempu melindungi 100%. Jika sirene mengaung, itu tanda bagi warga Israel untuk secepatnya mengamankan diri di "shelter perlindungan", tidak peduli apakah itu tengah malam atau dinihari.
Foto: Gideon Marcowicz/AFP/Getty Images
Bahaya tetap mengancam
Juga jika roket bisa dihancurkan atau dihalau, runtuhan puing bangunan tetap berbahaya. Seperti sebuah rumah di Yehud dekat bandara Ben Gurion yang hancur dihantam roket. Militer Israel melaporkan, sejak Senin (10/5) sedikitnya 1.000 roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.
Foto: Gil Cohen-Magen/AFP/Getty Images
Cari perlindungan
Jika saat alarm berbunyi, warga tidak sempat mencari bunker perlindungan, mereka berusaha melindungi diri sebaik mungkin. Seperti warga di kota Ashkelon sekitar 10 km di utaraperbatasan ke Jalur Gaza ini.
Foto: Jack Guez/AFP/Getty Images
Batu dilawan gas air mata
Dalam beberapa hari terakhir, aksi bentrokan berat antara demonstran Palestina melawan militer Israel terjadi di berbagai kota. Di Hebron, kota di tepi barat Yordan yang diduduki Israel, demonstran melemparkan batu yang dibalas tembakan gas air mata oleh tentara Israel.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Ambil posisi dan bidik
Aparat keamanan Israel menembakkan gas air mata, peluru karet dan granat kejut untuk membubarkan demonstran. Pemicu demonstrasi warga Palestina antara lain ancaman pengusiran paksa di kawasan timur Yerusalem. Aksi ini akhirnya bermuara pada konflik terbuka.
Foto: Hazem Bader/AFP/Getty Images
Sampai kapan konflik berlangsung?
Saat ini tidak terlihat ada pertanda deeskalasi kekerasan. Warga Palestina di Gaza City ini mencari perindungan di halaman kantor perwakilan PBB, karena ketakutan akan jadi sasaran serangan Israel berikutnya.
Foto: Mahmud Hams/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Pemasukan jutaan dolar per bulan
Setelah Hamas merebut kekuasaan dari Otoritas Palestina tahun 2007, Israel dan Mesir memberlakukan blokade untuk menghukum kelompok ini. Otoritas Palestina kini memerintah secara terbatas di Tepi Barat. Akibat blokade tersebut, kegiatan penyelundupan lewat terowongan pun bermunculan di dan sekitar Rafah. Hamas diperkirakan telah memungut pajak atas barang-barang yang dibawa masuk tersebut.
Rami Abu Rish, direktur pelaksana penyeberangan di Kementerian Ekonomi yang dikelola Hamas, bertugas mengawasi pengumpulan pajak dari terowongan-terowongan ini. Ia mengatakan pihak berwenang memperoleh tidak lebih dari US$1 juta sebulan atau sekitar Rp14,4 miliar dari penyeberangan Israel dan sekitar $6 juta dari Rafah. Tapi Kementerian Keuangan Otoritas Palestina menyebut bahwa Hamas kemungkinan meraup sebanyak $30 juta per bulan, terutama dari pajak bahan bakar dan tembakau yang masuk lewat Rafah.
Seorang importir rokok di Gaza yang juga menolak untuk disebutkan namanya karena takut bisnisnya terganggu mengatakan setiap bulannya ada sekelompok kecil pedagang yang mengimpor 9.000 hingga 15.000 peti rokok melalui Rafah.
Hamas mengenakan biaya $1.000 hingga $2.000 per peti, itu saja akan menghasilkan rata-rata $18 juta. Abu Jayyab, ekonom Gaza, memperkirakan Hamas menghasilkan hingga $27 juta per bulannya, di luar pajak dan bea cukai yang dibayarkan untuk semen dan bahan bakar.
Iklan
Hamas tidak akan ke mana-mana
Selama ini, Israel memang secara resmi menolak mengadakan perundingan dengan Hamas. Namun selama dekade terakhir Israel telah merundingkan serangkaian gencatan senjata informal lewat mediatornya yakni Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Israel setuju mengurangi blokade mereka dengan imbalan adanya ketenangan di jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, dikenal telah mengkritik kebijakan pemerintahan Israel sebelumnya yang mengizinkan Qatar mengirim koper uang tunai untuk bantuan ke Gaza melalui penyeberangan Israel. Tetapi beberapa bulan setelah Bennett menjadi perdana menteri, pembayaran bantuan tunai kepada keluarga yang membutuhkan tetap dilanjutkan melalui sistem voucher yang dikelola PBB. Qatar juga masih melanjutkan kontribusinya membayar gaji pemerintah yang dikelola Hamas dalam bentuk bahan bakar.
Hamas dan Fatah: Siapakah Mereka?
Fatah dan Hamas berusaha untuk membentuk pemerintahan persatuan setelah bertahun-tahun bersaing untuk mencapai tujuan sama, negara Palestina. Berikut tujuan, momen penting dan perbedaan yang menghambat kerjasama.
Foto: Getty Images
Kekuatan Palestina
Fatah dan Hamas muncul sebagai dua kekuatan politik utama dalam gerakan kemerdekaan Palestina. Tetapi ada perbedaannya. Misalnya dalam strategi, dalam hal penentuan nasib dan status kemitraan politik mereka.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/M. Faiz
Fatah Didirikan Yasser Arafat
Didirkan 1950-an oleh Yasser Arafat (foto), dan dipimpinnya hingga meninggal 2004. Partai sekuler ini awalnya berupaya dirikan negara Palestina lewat gerilya. Fatah jadi kekuatan utama dalam Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dibentuk 1964 sebagai representasi berbagai faksi yang ingin menentukan nasib sendiri. Fatah berarti "kemenangan".
Foto: Jamal Aruri/AFP/Getty Images
Bagaimana Hamas Terbentuk?
Organisasi militan ini didirikan Sheikh Ahmed Yassin 1987 dengan sokongan Ikhwanul Muslimin dan anggota PLO yang religius. Partai keagamaan ini mulai naik pamornya 1993, ketika menampik Kesepakatan Oslo, di mana PLO yang dipimpin Fatah setuju bahwa Israel punya hak untuk eksis. Hamas singkatan dari Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah yang berarti Gerakan Perlawanan Islam.
Foto: Getty Images/A.Katib
Tujuan Hamas dan Fatah
Tujuannya sama: penentuan nasib sendiri bagi Palestina. Tapi caranya berbeda. Setelah akhiri perang gerilya terhadap Israel, Fatah jadi mitra perundingan utama di pihak Palestina. Mereka setujui solusi 2 negara dengan Yerusalem sebagai ibukota bersama. Sebaliknya Hamas tidak terima eksistensi Israel, dan serukan penghancurannya. Foto: Perayaan Hari Bencana di Gaza terkait pendirian Israel 1948.
Foto: AP
Organisasi Teroris?
Fatah tidak diklasifikasikan sebagai organisasi teroris. Tetapi pemerintah AS mengklasifikasikan Organisasi Abu Nidal dan Brigade Al Aqsa yang punya hubungan dengan Fatah, sebagai kelompok teroris. Sementara Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh AS, Israel dan Uni Eropa.
Foto: Reuters/S. Salem
Status Koalisi Pemerintahan
Koalisi Hamas-Fatah dibubarkan Presiden Mahmoud Abbas setelah Hamas mendesak pemerintah otonomi Palestina keluar dari Jalur Gaza (2006/2007). Setelahnya Hamas berkuasa di Jalur Gaza, dan Fatah di Tepi Barat Yordan. 2011 mulai ada pendekatan lewat pembicaraan menuju rekonsiliasi yang disokong Mesir. Foto: Dua orang kenakan topeng Presiden Mahmoud Abbas dan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
Foto: AP
Upaya Perdamaian Yang Terseok-Seok
Upaya perdamaian antara Hamas dan Fatah sudah digelar berkali-kali. Terakhir, kedua partai berusaha membentuk kabinet persatuan yang beranggotakan menteri-menteri tanpa partai, tahun 2014 Foto: dari kiri: Yasser Arafat, Menlu Israel Shimon Peres dan PM Israel Yitzak Rabin ketika mendapat Nobel Perdamaian 1994 berkat upaya mereka untuk mengadakan perdamaian. Penulis: Kathleen Schuster, Ed.: ml/as
Foto: Getty Images
7 foto1 | 7
Meski demikian, Israel tetap tidak mengakui bahwa mereka telah agak menuruti tuntutan Hamas. Pemerintah baru mengatakan telah memodifikasi kebijakan untuk memastikan bahwa Hamas tidak akan mendapatkan jatah ke bantuan internasional.
Semua bahan bangunan, termasuk yang dibawa melalui Rafah, diimpor melalui sistem pemantauan yang dibuat oleh PBB dan Otoritas Palestina setelah perang tahun 2014. Israel juga mengatakan pihaknya melarang semua proyek baru konstruksi besar sampai ada kesepakatan untuk mengembalikan dua tawanan dan dua tentara Israel yang ditahan oleh Hamas sejak 2014.
Abu Rish, pejabat penyeberangan Hamas, mengakui bahwa di penyeberangan Israel dan Mesir terdapat pembatasan transportasi atas barang-barang yang disebut berpotensi punya fungsi penggunaan ganda yang dapat digunakan untuk tujuan militer. Seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan Israel mengatakan langkah ini bertujuan untuk memaksimalkan bantuan kemanusiaan sambil meminimalkan risiko yang menguntungkan Hamas.