Serangan darat dan udara untuk ambil alih kekuasaan di kawasan terakhir yang dikuasai pemberontak di dekat Damaskus dimulai. Kini waktu makin mendesak bagi kesepakatan pengungsian warga yang masih berada di Douma.
Foto: picture alliance/AA/A. Sab
Iklan
Sedikitnya 40 warga sipil tewas Jumat ketika serangan udara besar-besaran meluluh-lantakkan Douma, Suriah. Kawasan ini adalah daerah terakhir yang dikontrol pemberontak, di dekat ibukota Damascus.
Ratusan serangan udara dilancarkan di kawasan itu, demikian dilaporkan organisasi HAM, Syrian Observatory for Human Rights, yang berbasis di Inggris. Serangan udara tersebut disertai serangan darat dari barat daya dan tenggara Douma, yang dikuasai Jaysh al-Islam.
Evakuasi tertunda
Televisi negara Suriah menyatakan, pasukan elit Penjaga Republik berhasil menerobos kota, ketika evakuasi warga sipil dan pemberontak dihentikan sehari sebelumnya.
Potret Kehancuran Douma Akibat Perang Suriah
Kota Douma di Suriah yang jadi kubu pemberontak dikepung oleh pasukan Presiden Bashar al-Assad sejak Oktober 2013. Serangan udara dan darat menyebabkan kerusakan parah di kota tersebut. Inilah kehidupan di Douma.
Foto: DW/F. Abdullah
Dirusak oleh perang
Kota yang dikuasai pemberontak Suriah, Douma terletak sekitar 10 kilometer di bagian timur, di luar ibukota Damaskus.
Foto: DW/F. Abdullah
Permainan perang
Selama enam tahun terakhir, kawasan pemukiman di kota ini porak-poranda akibat serangan udara yang dilancarkan militer Rusia dan Suriah. Anak-anak jadi terbiasa tinggal di daerah yang hancur oleh bom ini menjadikan puing-puing bangunan sebagai tempat bermain.
Foto: DW/F. Abdullah
Sembunyi di bawah tanah
Sebagian besar sekolah dan institusi publik lainnya dipindahkan ke bunker bawah tanah karena terus dilancarkannya pemboman dan serangan udara ke kota pemberontak tersebut. Pendidikan sangat penting bagi generasi yang dicabik perang ini karena masa depan negara bergantung pada mereka.
Foto: DW/F. Abdullah
Tidak ada jeda
Douma terus digempur serangan udara oleh rezim penguasa dan angkatan udara Rusia. Dalam gambar ini, seorang pria sedang memeriksa kerusakan rumahnya sementara pesawat tempur masih terbang di atas kepala.
Foto: DW/F. Abdullah
Kembali ke tradisi lama
Mesin pembuat roti tak disa dioperasikan karena kurangnya tepung dan bahan bakar. Membuat roti dengan tangan adalah tradisi lama di Suriah. Beberapa penduduk Douma membuka toko untuk memanggang dan menjual roti. Sepotong roti harganya sekitar 5 ribu rupiah.
Foto: DW/F. Abdullah
Tetap tegar
Abeer* kehilangan kaki kanannya akibat ledakan bom di depan rumahnya, ketika dia tengah bersama sepupunya Hassan* yang terbunuh oleh bom yang sama. Abeer adalah satu dari ribuan anak yang terluka. Ia bertekad untuk hidup seperti orang lain, bermain dengan teman dan tetap berani keluar rumah. (*bukan nama sebenarnya).
Foto: DW/F. Abdullah
Kegelapan di pinggir kota
Pada malam hari Douma gelap gulita. Pasokan listrik terputus total atau hanya sporasis, sejak pengepungan dimulai. Penduduk setempat menggunakan generator untuk memenuhi kebutuhan energi buat toko dan rumah mereka.
Foto: DW/F. Abdullah
Tetap menjaga penampilan
Menyetrika pakaian sebenarnya bukan prioritas untuk orang-orang di Douma. Tapi jika memungkinkan mereka melakukannya dengan bantuan setrikaan arang kayu seperti ini. Dengan begitu warga mempertahankan perasaan, bahwa hidup tetap beralan nomal. Penulis: Firas Abdullah (ap/as)
Foto: DW/F. Abdullah
8 foto1 | 8
Jaysh al-Islam menyebut serangan Jumat kemarin sebagai pembantaian, setelah beberapa hari sebelumnya hanya terjadi sedikit pertempuran atau tidak ada pertempuran sama sekali.
Tenaga medis di Douma menyatakan kepada kantor berita AFP, rumah sakit lokal kewalahan, dan korban-korban yang diangkut menderita luka sangat berat sehingga "tidak dapat dikenali lagi."
Dalam beberapa pekan belakangan ini, pasukan Suriah berhasil menguasai sebagian besar kawasan Ghouta timur, dengan kombinasi antara serangan darat dan kesepakatan evakuasi yang digagal Rusia. Kawasan yang jadi markas oposisi, selama ini tidak berhasil dikuasai sepenuhnya oleh Bashar al Assad.
Sebuah kelompok pemberontak menolak pergi
Sejumlah kelompok pemberontak sudah menyetujui kesepakatan evakuasi pejuangnya, dan ratusan warga sipil dari Ghouta, ke kawasan Suriah utara yang dekat dengan perbatasan dengan Turki. Namun Jaish al-Islam menolak kesepakatan tersebut.
Siapa Yang Berperang di Konflik Suriah?
Konflik di Suriah memasuki babak baru setelah militer Turki melancarkan serangan terhadap posisi milisi Kurdi di timur laut Suriah. Inilah faksi-faksi yang berperang di Suriah.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
Perang Tiada Akhir
Suriah telah dilanda kehancuran akibat perang saudara sejak 2011 setelah Presiden Bashar Assad kehilangan kendali atas sebagian besar negara itu karena berbagai kelompok revolusioner. Sejak dari itu, konflik menarik berbagai kekuatan asing dan membawa kesengsaraan dan kematian bagi rakyat Suriah.
Foto: picture alliance/abaca/A. Al-Bushy
Kelompok Loyalis Assad
Militer Suriah yang resminya bernama Syrian Arab Army (SAA) alami kekalahan besar pada 2011 terhadap kelompok anti-Assad yang tergabung dalam Free Syrian Army. SAA adalah gabungan pasukan pertahanan nasional Suriah dengan dukungan milisi bersenjata pro-Assad. Pada bulan September, Turki meluncurkan invansi militer ketiga dalam tiga tahun yang menargetkan milisi Kurdi.
Foto: picture alliance/dpa/V. Sharifulin
Militer Turki
Hampir semua negara tetangga Suriah ikut terseret ke pusaran konflik. Turki yang berbatasan langsung juga terimbas amat kuat. Berlatar belakang permusuhan politik antara rezim di Ankara dan rezim di Damaskus, Turki mendukung berbagai faksi militan anti-Assad.
Foto: picture alliance/dpa/S. Suna
Tentara Rusia
Pasukan dari Moskow terbukti jadi aliansi kuat Presiden Assad. Pasukan darat Rusia resminya terlibat perang 2015, setelah bertahun-tahun menyuplai senjata ke militer Suriah. Komunitas internasional mengritik Moskow akibat banyaknya korban sipil dalam serangan udara yang didukung jet tempur Rusia.
Sebuah koalisi pimpinan Amerika Serikat yang terdiri lebih dari 50 negara, termasuk Jerman, mulai menargetkan Isis dan target teroris lainnya dengan serangan udara pada akhir 2014. Koalisi anti-Isis telah membuat kemunduran besar bagi kelompok militan. AS memiliki lebih dari seribu pasukan khusus di Suriah yang mendukung Pasukan Demokrat Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Images/US Navy/F. Williams
Pemberontak Free Syrian Army
Kelompok Free Syrian Army mengklaim diri sebagai sayap moderat, yang muncul dari aksi protes menentang rezim Assad 2011. Bersama milisi nonjihadis, kelompok pemberontak ini terus berusaha menumbangkan Presiden Assad dan meminta pemilu demokratis. Kelompok ini didukung Amerika dan Turki. Tapi kekuatan FSA melemah, akibat sejumlah milisi pendukungnya memilih bergabung dengan grup teroris.
Foto: Reuters
Pemberontak Kurdi
Perang Suriah sejatinya konflik yang amat rumit. Dalam perang besar ada perang kecil. Misalnya antara pemberontak Kurdi Suriah melawan ISIS di utara dan barat Suriah. Atau juga antara etnis Kurdi di Turki melawan pemerintah di Ankara. Etnis Kurdi di Turki, Suriah dan Irak sejak lama menghendaki berdirinya negara berdaulat Kurdi.
Foto: picture-alliance/AA/A. Deeb
Islamic State ISIS
Kelompok teroris Islamic State (Isis) yang memanfaatkan kekacauan di Suriah dan vakum kekuasaan di Irak, pada tahun 2014 berhasil merebut wilayah luas di Suriah dan Irak. Wajah baru teror ini berusaha mendirikan kekalifahan, dan namanya tercoreng akibat genosida, pembunuhan sandera serta penyiksaan brutal.
Foto: picture-alliance/dpa
Afiliasi Al Qaeda
Milisi teroris Front al-Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda merupakan kelompok jihadis kawakan di Suriah. Kelompok ini tidak hanya memerangi rezim Assad tapi juga terlibat perang dengan pemberontak yang disebut moderat. Setelah merger dengan sejumlah grup milisi lainnya, Januari 2017 namanya diubah jadi Tahrir al-Sham.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Nusra Front on Twitter
Pasukan Iran
Iran terlibat pusaran konflik dengan mendukung rezim Assad. Konflik ini juga jadi perang proxy antara Iran dan Rusia di satu sisi, melawan Turki dan AS di sisi lainnya. Teheran berusaha menjaga perimbangan kekuatan di kawasan, dan mendukung Damaskus dengan asistensi startegis, pelatihan militer dan bahkan mengirim pasukan darat.
Foto: Atta Kenare/AFP/Getty Images
10 foto1 | 10
Jumat kemarin, sejumlah pimpinannya menyerukan diadakannya pembicaraan, untuk mencegah korban sipil berikutnya. Namun kelompok itu tetap percaya, pejuangnya dan keluarga mereka lebih selamat jika tetap berada di mana mereka sekarang, bersama puluhan ribu warga sipil lainnya.
The Observatory menyatakan, pemisahan diri Jaysh al-Islam berarti, walaupun sejumlah anggotanya ingin meninggalkan Douma, warga garis keras tetap tidak ingin meninggalkan Douma.
Abdel Rahman dari Syrian Observatory for Human Rights mengatakan, jika diskusi dengan Rusia gagal, Douma kemungkinan akan mengalami operasi militer besar-besaran.
Penguasaan kembali kawasan pemberontak dekat Damaskus akan menjadi kemenangan terbesar presiden Suriah sejak 2016.
ml/ap (AFP, AP, dpa, Reuters)
Kawasan Perang Suriah Jadi Tempat Olah Raga Parkour
Melompati atap yang dibom dan melompat melalui bingkai jendela yang rusak, sekelompok remaja berlari dan melompat lewat gedung-gedung yang hancur selama enam tahun perang di kota Inkhil, Suriah selatan.
Foto: Reuters/A. Al-Faqir
Peninggalan perang jadi tempat olahraga
Pelatih parkour Ibrahim al-Kadiri dan Muhannad al-Kadiri menunjukkan keahlian mereka di tengah bangunan yang rusak dan peninggalan perang di Inkhil, sebelah barat Deraa, Suriah. Ibrahim berkenalan dengan Parkour di Yordania, tempat dia melarikan diri dari perang. Sekarang dia melatih kelompok remaja beranggotakan 15 orang.
Foto: Reuters/A. Al-Faqir
Peninggalan perang
Ibrahim Eid mendemonstrasikan kemampuan parkour di depan bangunan yang rusak di kota Inkhil yang dikuasai pemberontak. Parkour dikembangkan di Prancis pada 1980-an dan telah menjadi populer di kalangan remaja.
Foto: Reuters/A. Al-Faqir
Bakat artistik
Inkhil terletak di garis depan pertempuran antara pemberontak dan pasukan pro-pemerintah. Kawasan ini mengalami serangan udara dan penembakan hebat selama konflik. Tinggal di daerah krisis, para remaja mengatakan mereka menemukan pelarian pada olahraga parkour.
Foto: Reuters/A. Al-Faqir
Melupakan 'rasa sakit dan kesedihan'
Pelatih parkour Ibrahim al-Kadiri minum teh bersama teman-temannya. Kelompok ini telah berlatih parkour selama dua tahun, sering di halaman sekolah dan pada hari-hari yang sepi, saat tidak ada pertempuran. "Parkour mengeluarkan kita dari atmosfir perang dan membuat kita melupakan rasa sakit dan kesedihan kita," kata Kadiri.
Foto: Reuters/A. Al-Faqir
Kehidupan sehari-hari
Ibrahim al-Kadiri sehari-hari bekerja di toko ayahnya. Pada awalnya, keluarga di Inkhil tidak setuju olahraga yang mereka anggap berbahaya itu. Karena anak laki-laki mereka tidak mendengarkan dan terus berlatih dan memperoleh keterampilan baru, mereka akhirnya mengubah pandangan dan mulai mendukung anaknya.
Foto: Reuters/A. Al-Faqir
Juga aktif di media sosial
Mereka merekam aksinya dan membuat foto-foto yangh diunggah di media sosial Facebook. "Parkour sangat menarik dan bergantung pada kebugaran fisik dan keterampilan," kata Ayman, salah seorang penonton dalam satu sesi latihan. "Tapi ini berbahaya, terutama karena mereka mencobanya di daerah yang hancur."
Foto: Reuters/A. Al-Faqir
Cidera adalah hal biasa bagi anggota kelompok
Anggota kelompok mengatakan, parkour membawa mereka menjauh dari suasana perang dan membantu mereka melupakan kesedihan mereka. Tapi lompatan parkour juga bisa berbahaya. Anggota ada yang menderita patah jari kaki dan memar. Cidera selama latihan adalah hal biasa bagi mereka.
Foto: Reuters/A. Al-Faqir
Berlatih pada hari-hari tenang
Muhannad al-Kadiri yang berusia 18 tahun menggambarkan kesenangannya: "Ketika saya melompat dari tempat yang tinggi, saya merasa bebas dan saya menikmatinya. Saya suka berkompetisi dengan teman-teman untuk melihat siapa yang bisa mencapai lompatan tertinggi."