Putaran Baru Perundingan Sengketa Atom Korea Utara
29 Oktober 2007Pemerintah Korea Utara menyatakan akan melanjutkan fase kedua tindakan perlucutan program atomnya. Juru runding Korea Selatan Lim Sung-Nam mengatakan pada wartawan bahwa mulai 1 November mendatang Korea Utara mulai menghentikan kegiatan fasilitas nuklirnya dan mematuhi ketentuan fase kedua perlucutan nuklir yang disepakati Februari lalu. Ditambahkannya, sebagai imbalan Korea Utara mengharapkan lima negara lainnya yang terlibat dalam perundingan enam negara menyediakan bantuan ekonomi dan energi yang dijanjikan dengan tepat waktu.
Menurut Lim, Korea Utara telah menyerahkan daftar barang bantuan yang diperlukan, di antaranya bantuan senilai 500 ribu ton minyak dalam bentuk sejumlah besar bahan baja dan peralatan lain untuk merehabilitasi fasilitas pembangkit energi panas bumi. Namun masih terdapat kemungkinan adanya sejumlah masalah teknis. Selain itu Korea Utara juga mengisyaratkan keinginan normalisasi hubungannya dengan Amerika Serikat dan Jepang serta dihentikannya sanksi jika sudah selesai melakukan langkah-langkah perlucutan program atomnya.
Setelah empat tahun sengketa atom Korea Utara mengalami kebuntuan, upaya internasional untuk menghentikan produksi senjata atom Korea Utara akhirnya berhasil. Perundingan upaya penghentian program atom Korea Utara diselenggarakan dengan melibatkan Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jepang, Rusia, dan Cina. Februari tahun ini enam negara tersebut menandatangani perjanjian di mana pemerintah di Pyongyang setuju untuk melucuti program atomnya.
Awal Oktober lalu Korea Utara berjanji untuk menutup semua reaktor nuklirnya dan membeberkan semua program atomnya kepada para pemeriksa dari Badan Energi Atom Internasional IAEA hingga selambatnya akhir 2007.
Juli lalu Korea Utara telah menutup reaktor nuklir utamanya Yongbyon dan empat fasilitas pendukungnya serta mengizinkan para pemeriksa dari IAEA untuk mengawasi jalannya penutupan fasilitas nuklir di negaranya. Untuk itu Korea Utara mendapatkan bantuan berupa minyak masing-masing sebanyak 50 ribu ton dari Korea Selatan dan Cina.
Perusahaan kilang minyak Korea Selatan GS Caltex mengatakan bahwa kapal laut yang membawa 21 ribu minyak, yang disediakan Amerika Serikat tiba di Korea Utara Senin kemarin. Pengiriman minyak tersebut merupakan pengiriman pertama dari 50 ribu ton yang dijanjikan Amerika Serikat dan Korea Selatan.