1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Putin Ancam Keluar Dari Perjanjian CFE

27 April 2007

Rencana penempatan sistem penangkis rudal AS di Eropa Timur nampaknya membuat presiden Rusia Vladimir Putin hendak memutuskan sepihak perjanjian pembatasan senjata konvensional di Eropa (CFE).

Harian KOMMERSANT yang terbit di Moskow menulis:

"Gagasan untuk keluar dari perjanjian pembatasan senjata konvensional itu tidaklah baru, dan sudah berulang kali dibahas oleh kalangan militer dan diplomatnya. Tetapi selama ini Moskow selalu berupaya lewat jalan diplomatik agar negara-negara NATO bersedia meratifikasi perjanjian yang diperbarui. Pernyataan Putin, mengangkat sengketa itu ke tingkatan yang baru. Rusia, menggunakan bahasa yang lebih keras."

Menanggapi niat Putin membatalkan perjanjian yang ditanda-tangani tahun 1990 itu, harian NEPSZABADSAG di Budapest menulis:

"Putin tampil penuh rasa percaya diri dan keyakinan, bahwa Rusia punya cukup dana untuk melepaskan diri dari peranan sebagai siswa dari pihak barat. Sebagai pemasok energi bagi Eropa, Rusia tidak butuh lagi bantuan, nasehat dan norma-norma barat. Ideologi demokrasi barat dirasakan sebagai campur tangan yang tidak menyenangkan dalam urusan intern. Memang ini tidak menyangkut jumlah panser tempur, melainkan bahwa di Moskow kata 'demokrasi' disamakan dengan teluh."

Bagi harian TIMES di London, Presiden Putin menjalankan politik luar negeri yang kuno:

"Alasan Moskow untuk keluar dari perjanjian pembatasan senjata konvensional di Eropa, adalah adanya rencana AS untuk menempatkan radar dan sarana penangkis rudal di Polandia dan Republik Ceko, dekat perbatasannya. Tetapi itu tidak ada urusannya dengan Rusia, melainkan merupakan sebagian dari sistem pertahanan jangka panjang bagi Eropa dan AS. Yaitu dalam menghadapi Iran yang berpotensi memiliki senjata nuklir. Putin sadar akan hal ini, tetapi ia memilih menjalankan politik luar negeri yang sudah usang."

Harian Austria DIE PRESSE yang terbit di Wina mengritik sikap Presiden Vladimir Putin dalam sengketa rudal dengan AS. Dapat dibaca:

"Dengan apa lagi Vladimir Putin dapat mengejutkan dunia? Mantan agen rahasia Putin menganggap banyak tikus barat sedang menggerogoti tempatnya berpijak. Tetapi sungguh aneh, bahwa justru Putin menuduh lawan politiknya hendak mengembalikan Rusia ke masa lampau. Padahal, siapa yang menyebut bubarnya Uni Soviet sebagai 'bencana'? Di bawah kekuasaan siapa Stalin, si pembunuh jutaan orang, sepertinya bangkit kembali? Siapa yang memperketat sedemikian rupa pengawasan terhadap masyarakat, sehingga membangkitkan kenangan akan negara Uni Soviet?"

>Eropa – bola permainan negara adidaya