Putin Eskalasi Konflik di Ukraina Untuk Bertahan di Kremlin
Miodrag Soric
Opini
24 September 2022
Mobilisasi parsial di Rusia dan "referendum" tergesa-gesa di Ukraina timur adalah tanda melemahnya posisi Putin di Kremlin. Dia sekarang berusaha mempertahankan kekuasaannya. Opini editor DW Miodrag Soric.
Iklan
Tidak ada jalan untuk kembali — jika Presiden Rusia Vladimir Putin kalah dalam perang agresi melawan Ukraina, itu akan membuatnya kehilangan kekuasaannya, malah mungkin lebih dari itu. Hal sama berlaku untuk para politisi di pemerintahan dan parlemen yang telah mengaitkan nasib mereka dengan Presiden Rusia. Sekarang mereka panik.
Mengingat keberhasilan Ukraina baru-baru ini dalam merebut kembali wilayah mereka, Rusia terkjut karena itu sesuatu yang tidak diharapkan siapa pun di Moskow. Itu sebabnya Putin sekarang mengumumkan mobilisasi militer parsial dan memanggil 300.000 tentara cadangan, suatu isyarat keadaan putus asa militer Rusia.
Di sela-selaKTT Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) di Uzbekistan beberapa waktu lalu, Putin masih mengatakan bahwa Rusia "tidak terburu-buru" di Ukraina. Namun kenyataannya, Putin makin lemah dan terisolasi. Kamera televisi menunjukkan seorang pria tua, duduk di sofa, dan harus dengan sabar mendengarkan mendengarkan para pemimpin lain menasihatinya.
Turki, India, dan bahkan Cina secara terbuka menunjukkan bahwa mereka menentang perang Putin dan mendukung integritas teritorial Ukraina. Perang Putin ke Ukraina tidak berhasil menggalang dukungan yang sangat dia harapkan dari pemimpin dunia lain.
Harus ada perubahan di Kremlin
Dari sudut pandang Kremlin, situasi tidak mungkin berlanjut seperti saat ini. Karena itu, kembali ke Moskow Putin bergegas mengubah taktik dan mengumumkan mobilisasi militer.
Iklan
Pada akhirnya, mobilisasi parsial adalah pengakuan kelemahan militer di Ukraina timur. Begitu juga pengumuman tentang referendum di wilayah taklukan Rusia di Ukraina Timur. Tak seorang pun di dunia akan menganggap serius hasil referendum di bawah todongan senjata itu.
Putin ingin memastikan bahwa wilayah yang ditaklukkan akhirnya bergabung ke dalam Federasi Rusia. Dengan cara itu, apa yang disebutnya "operasi khusus" kemudian dapat dideklarasikan sebagai perang mempertahankan tanah air, dengan segala kekuatan militer, termasuk mobilisasi umum.
Negara Pemasok Senjata ke Ukraina
Perang yang dilancarkan Rusia di Ukraina terus berkobar. PBB berusaha medorong dialog damai. Namun, sejumlah negara NATO mengirim lebih banyak senjata ke Ukraina. Senjata apa yang sudah dan akan disuplai ke Ukraina?
Foto: Thomas Imo/photothek/picture alliance
Amerika Serikat, Beragam Senjata
Pentagon memasok beragam persenjataan ke Ukraina senilai 2,5 miliar USD. Antara lain peluru kendali anti pesawat terbang Javelin buatan Inggris (foto). Selain itu, AS merencanakan pengiriman 300 kendaraan lapis baja dan sejumlah meriam artileri yang bisa dikendalikan lewat GPS lengkap dengan amunisinya. Juga Washington akan kirim 11 helikopter transport tipe MI-17 buatan Uni Sovyet.
AS juga mengirim sekitar 300 Drone Switchblade yang dipuji gampang dikendalikan dan tidak perlu stasiun peluncur canggih di darat. Dengan bobot hanya beberapa kilogram Switchblade bisa diangkut dengan ransel dan punya daya jelajah hingga 10 km. Drone sekali pakai ini bisa dikendalikan secara presisi untuk diledakkan menghancurkan target musuh.
Foto: AeroVironment/abaca/picture alliance
Jerman, Tank Gepard
Pemerintah Jerman sudah menyetujui pengiriman senjata berat, berupa tank anti serangan udara jenis Gepard. Dikembangkan tahun 1970-an, tank ini selama tiga dekade jadi tulang punggung sistem pertahanan anti serangan udara Jerman. Dilengkapi meriam kaliber 23mm yang mampu menembus lapis baja, dulu terutama dirancang untuk melumpuhkan helikopter tempur MI-24 buatan Rusia.
Foto: Carsten Rehder/dpa/picture alliance
Turki, Drone Bayraktar
Turki sudah memasok 20 drone tempur Bayraktar TB2 ke Ukraina. Penjualan drone ini pada tahun 2021 mulanya tidak ada kaitannya dengan perang yang dilancarkan Rusia. Tapi seiring perkembangan situasi di Ukraina, drone buatan Turki ini jadi salh satu senjata berat yang dikirim ke Ukraina dari salah satu anggota NATO.
Foto: Mykola Lararenko/AA/picture alliance
Republik Ceko, Tank T-72 M4
Republik Ceko menjadi negara pertama anggota NATO yang mengirim senjata berat ke Ukraina. Bulan Januari 2022 seiring penguatan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, Praha mengirim amunisi dan granat anti panser. Setelah invasi Rusia, Republik Ceko mengirimkan tank tipeT-72 M4 buatan Uni Sovyet (foto) dan panser tipe MBP.
Foto: Jaroslav Ozana/CTK/dpa/picture alliance
Polandia, MIG-29
Polandia merencanakan pengiriman sejumlah pesawat tempur tipe MIG-29 buatan Rusia ke Ukraina lewat negara ketiga. Namun NATO menolak rencana ini, karena dengan itu berarti pakta pertahanan Atllantik Utara akan dianggap terlibat secara langsung dalam perang di Ukraina. Warsawa akhirny hanya mengirim senjata tempur dan amunisinya.
Foto: Cuneyt Karadag/AA/picture alliance
Negara NATO Lain, Akan Kirim Senjata Taktis
Anggota NATO lainnya seperti Inggris, Prancis, Belanda, Belgia dan Kanada sudah menjanjikan pengiriman bantuan persenjataan ke Ukraina. PM Inggris Boris Johnson sesumbar akan mengirim rudal anti armada laut, sementara PM Belanda Mark Rutte menjanjikan akan mengirim panser tempur. Namun sejauh ini belum ada yang melakukan pengiriman senjata (as/yf)
Foto: U.S. Army/Zuma/imago images
7 foto1 | 7
Akhir dari narasi 'operasi khusus'
Tidak perlu menjadi seorang nabi untuk memprediksi bahwa "operasi militer khusus" sebentar lagi akan dikuburkan, dan diganti dengan propaganda baru berupa kebohongan, penemuan-penemuan palsu, dan ancaman-ancaman yang digunakan untuk mengindoktrinasi pemirsa televisi dan publik. Rusia akan mengganti narasi dari invasi ke Ukraina menjadi membela diri di Ukraina.
Para pemimpin dunia yang saat ini bertemu di Majelis Umum PBB di New York akan mengikuti dengan cermat upaya baru Putin. Tetapi kebijakan mereka terhadap Moskow tidak akan berubah. Ukraina akan terus menerima bantuan senjata, karena tentaranya akan terus berperang.
Dan 300.000 tentara cadangan Rusia? Sebagian besar belum pernah berperang dan mereka tidak diperlengkapi dengan baik. Mereka akan dipanggil untuk berperang di Ukraina bersama narapidana yang dilepaskan dari penjara dan dan tentara bayaran Chechnya yang buas.
Puluhan ribu orang akan mati, hanya agar Putin dan rombongannya dapat tetap bertahjan di kursi kekuasaaan, karena jika tidak, mereha mungkin harus mempertanggungjawabkan kejahatan yang telah mereka lakukan terhadap rakyatnya sendiri dan kejahatan kemanusiaan di Ukraina. (hp/vlz)