Dalam pidato parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Presiden Rusia,Vladimir Putin mengatakan, bahwa Uni Soviet memainkan peran kunci yang turut menentukan hasil akhir Perang Dunia II.
Iklan
"Semua negara, semua bangsa, saat itu mengerti bahwa Uni Soviet lah yang menentukan hasil dari Perang Dunia," demikian pidato PresidenRusia Vladimir Putin saat parade militer di Moskow. Putin yang saat parade didampingi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic, juga mengatakan, bahwa beberapa orang telah berusaha menulis ulang sejarah untuk merusak peran dan arti kemenangan Uni Soviet.
Rusia Pamer Alutsista Terbaru Dalam Parade Hari Kemenangan
01:56
Putin tidak menyinggung sekutu Uni Soviet dalam perang dunia kedua, seperti Amerika Serikat dan Inggris. Hubungan Rusia dengan kedua negara adidaya Barat itu dalam beberapa tahun terakhir memasuki fase paling tegang sejak akhir Perang Dingin dan keputusan untuk mendukung pihak yang berseberangan dalam konflik di Ukraina dan Suriah.
"Kini mereka mencoba menghapus keberhasilan orang-orang yang menyelamatkan Eropa dan dunia dari perbudakan, dari pemusnahan, dari kengerian Holocaust, "kata Putin. "Mereka mencoba mendistorsi peristiwa perang, melupakan pahlawan yang sebenarnya ", lanjut presiden Rusia itu, tanpa menyebutkan siapa yang ia maksud dengan "mereka".
Parade Militer Hari Kemenangan di Rusia
Militer Rusia memamerkan teknologi terbaru dalam parade tahunan buat memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi di Perang Dunia II. Presiden Putin mewanti-wanti bahwa Rusia tidak boleh biarkan sejarah ditulis ulang
Foto: Reuters/M. Shemetov
Perayaan di Lapangan Merah
Setiap tahun tanggal 9 Mei, Rusia merayakan kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman. Pada tengah malam hari itu di tahun 1945, dokumen kapitulasi Jerman ditandatangani. Pasukan Sekutu lainnya, seperti Perancis dan Inggris, merayakan Hari Kemenangan satu hari sebelumnya pada tanggal 8 Mei. Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, memimpin pawai yang melintasi Lapangan Merah Moskow.
Foto: Reuters/S. Karpukhin
Belasan ribu tentara
Parade Hari Kemenangan 2018 juga menandai 100 tahun berdirinya Tentara Merah Uni Soviet tahun 1918 lalu. Pertunjukan itu mengikutsertakan sekitar 13.000 tentara, serta sejumlah veteran militer, berbaris bersama dalam koreografi yang sempurna. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu turut menyaksikan parade; dia berada di Moskow hari itu untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin.
Foto: Reuters/M. Shemetov
Hari libur sakral
Putin berbicara kepada peserta parade, seperti anggota kelompok militer pemuda (foto) dan warga Rusia yang menyaksikan perayaan di Lapangan Merah. "Ini adalah hari libur yang selalu akan menjadi sakral bagi setiap keluarga," kata presiden. Dia juga memperingatkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama yang menyebabkan PD II: "Egoisme, intoleransi, nasionalisme agresif dan merasa unik."
Foto: Reuters/S. Karpukhin
Kehebatan Rusia tidak akan terlupakan
Rusia secara konsisten mengatakan, bahwa sekutu barat di Perang Dunia II mengecilkan peran Uni Soviet dalam mengalahkan Nazi Jerman. "Orang mencoba untuk menghapus prestasi rakyat kita dalam menyelamatkan Eropa dari perbudakan, dari kepunahan, dari kengerian Holocaust" kata Putin. Presiden telah menyatakan dirinya secara politis sebagai pembela Eropa tradisional.
Foto: picture-alliance/dpa/Tass/M. Metzel
Sniper siap beraksi
Kekuatan militer tidak hanya tampak di lapangan. Penembak jitu juga bertugas saat parade berlangsung. Lapangan Merah terletak di jantung kota Moskow dan merupakan lokasi Kremlin, kediaman resmi kepresidenan.
Foto: Reuters/S. Karpukhin
Pameran kekuatan militer Rusia
Sekitar 159 perangkat keras militer ditampilkan, termasuk jet interseptor supersonik MiG-31 yang dipersenjatai dengan rudal. Sebagian besar peralatan terbaru telah diuji dalam konflik di Suriah, ujar kementerian pertahanan. Peralatan baru yang dipamerkan termasuk drone, robot pembersih ranjau, dan tank tanpa awak. Penulis: Christina Burack (vlz/as)
Foto: Reuters/M. Shemetov
6 foto1 | 6
Parade militer adalah bagian dari acara tahunan untuk memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman saat Perang Dunia II. Putin menyaksikan ribuan pasukan berbaris melewatinya dan bunyi gemuruh tank-tank dalam parade di Lapangan Merah. Parade hari Rabu (09/05) melibatkan 55.000 pasukan, 1.200 sistem persenjataan dan 150 pesawat tempur di 28 kota di Rusia.
vlz/as (dpa, afp)
10 Alutsista Rusia yang Buat Gentar Amerika
Sejak perang dingin berakhir militer Rusia berkutat dengan sistem alutsista yang usang. Namun negeri beruang merah itu mulai bangkit. Inilah sistem persenjataan yang bisa melontarkan Rusia kembali menjadi negara adidaya
Foto: picture-alliance/dpa
T-14 Armata
T-14 Armata adalah tank tempur utama generasi kelima yang diluncurkan awal 2015 silam oleh Rusia. Dalam cetak birunya tank ini bahkan bisa dimodifikasi menjadi kendaraan tempur robotik. Baru-baru ini Rusia mengumumkan T-14 akan dilengkapi dengan meriam berkaliber 152 mm yang mampu "menembus pelat baja setebal satu meter," kata Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin kepada Russian Today.
Foto: Reuters/Host Photo Agency/RIA Novosti
Kapal Jelajah Tempur Pyotr Velikiy
Monster laut bertenaga nuklir ini adalah senjata paling mematikan milik armada utara Rusia yang beroperasi di Samudera Atlantik. Pyotr Velikiy atau "Peter yang Agung" adalah satu dari empat kapal jelajah tempur kelas Kirov yang ada saat ini. Oleh NATO Pyotr Velikiy dijuluki sebagai "pembunuh kapal induk" lantaran daya rusaknya yang besar dan kemampuannya menghancurkan rudal balistik.
Foto: AFP/Getty Images
Sukhoi T-50
Kendati tertinggal dari AS dalam pengembangan jet tempur siluman, Russia tak lantas bergeming. Sejak uji terbang perdana 2010 silam, jet tempur siluman yang merupakan hasil kerjasama strategis dengan India itu akan mulai diproduksi massal tahun 2017. Tapi belakangan kedua negara berseteru soal pembiayaan proyek. Terakhir India berniat membeli cetak biru T-50 seharga 3,7 milyar US Dollar dari Rusia
Foto: DMITRY KOSTYUKOV/AFP/Getty Images
Peluru Kendali S-400
Kemampuannya menghancurkan target dalam radius 400 kilometer dengan kecepatan hingga 17.000km/jam membuat S-400 jadi mimpi buruk buat setiap pilot. Saking ampuhnya, AS terpaksa merumahkan semua jet tempurnya ketika Rusia menempatkan satu batalyon S-400 di pangkalan udaran Khmeimim, Suriah. Diperkenalkan 2007 silam, kini Rusia sudah mulai mengembangkan varian rudal termutakhir, yakni S-500
Foto: picture alliance/dpa/A.Vilf
Sukhoi SU-35
Dikembangkan buat menandingi F16 milik AS, jet tempur generasi keempat Rusia ini malah mempermalukan rivalnya yang jauh lebih mahal dan canggih, yakni jet siluman F35. Belum lama ini Pentagon harus mengakui kemampuan taktis F35 masih kalah jauh ketimbang jet tempur buatan Sukhoi tersebut. Keunggulan terbesar SU-35 adalah daya jelajahnya yang tinggi dan kemampuan bermanuver yang sulit ditandingi
Foto: picture-alliance/dpa
Roket Hipersonik Yu-71
Rusia sejak lama mengimpikan sebuah roket hipersonik berhulu ledak nuklir. Dengan kode rahasia "project 4204," negeri beruang merah itu berhasil menciptakan sebuah monster yang tidak cuma mampu melesat dengan kecepatan 12.000 km/jam, melainkan juga lincah dan mudah dikendalikan. Dalam laporan Jane’s Intelligence Review, analis menilai Yu-71 akan mampu menembus sistem pertahanan NATO dengan mudah.
Foto: Reuters/Kyodo
Helikopter Tempur Mil Mi-28N
Oleh NATO helikopter tempur yang satu ini dijuluki "Havoc" alias malapetaka. Dibandingkan Apache Longbow buatan Boeing yang digunakan AS, Mil Mi-28 mampu terbang lebih cepat dan membawa lebih banyak persenjataan. Helikopter ini didesain untuk menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja, serta memiliki kemampuan terbang malam hari.
Foto: Reuters/T. Makeyeva
Kapal Induk Admiral Kuznetsov
Admiral Kuznetsov adalah satu-satunya kapal induk di dunia yang dilengkapi dengan berbagai jenis persenjataan anti balistik udara dan kapal selam. Pada prinsipnya kapal yang diluncurkan tahun 1990 ini tidak memerlukan banyak kapal pendamping layaknya kapal induk Amerika Serikat. Uniknya, Admiral Kuzentsov nyaris jatuh ke tangan Ukraina ketika Uni Sovyet runtuh di tahun 1991.
Foto: picture alliance/dpa/Sana
Tupolev Tu-160M
Saat ini Tu-160M adalah pesawat pembom terbesar dan terberat di dunia. Ironisnya oleh para pilot Rusia monster langit ini dijuluki "angsa putih," karena bentuknya yang dinilai menyerupai satwa pendamai tersebut. Sejak 2014 silam Tu-160M dimodernisasi untuk menggandakan kemampuan tempurnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Kapal Selam Nuklir Yury Dolgorukiy
Sejak beberapa tahun terakhir Russia meninggalkan desain kapal selam raksasa dan beralih ke desain yang lebih kecil tapi maut. Kendati wujudnya jauh dari kesan menyeramkan, Yuri Dolgorukiy disegani lantaran memiliki sistem kedap suara yang membuatnya sulit dideteksi. Selain itu kapal selam pertama kelas Borei ini juga diperkuat dengan 16 rudal RSM-56 Bulava berhulu ledak nuklir.