Semut Matabele dari Afrika berburu rayap sebagai makanan. Ratusan semut membentuk grup pemburu, yang beroperasi dua hingga lima kali sehari. Tapi berburu mangsa tidak selalu berjalan mulus, selalu ada insiden yang merugikan semut.

Semut Matabele biasanya menyerbu sarang rayap. Calon mangsa juga seringnya melawan. Akibatnya banyak semut terluka, bahkan ada yang sampai copot kakinya karena digigit rayap.

Usai pertempuran, semut yang tidak cedera memanggul semut yang luka balik ke sarangnya untuk menyembuhkan diri. Perilaku semut penolong ini diamati oleh para peneliti dari Universitas Würzburg. Semut yang terluka kirimkan sinyal molekul kimia, yang merupakan tanda minta pertolongan, agar rekannya datang.

Penliti mulanya mengira, nyawa beberapa ekor semut tidak ada artinya dalam sebuah koloni jutaan binatang kecil ini. Tapi pada semut Matabele yang dimonitor, terbukti perilaku sosial menguntungkan koloni. Jika rekan semut yang luka tidak ditolong, dalam waktu singkat populasi akan hilang 25 persennya. Artinya perburuan mangsa akan makin tidak efektif.

Seekor semut kelihatan kecil dan lemah. tapi jika berhimpun dalam jumlah ribuan, hewan ini menjadi massa yang menakutkan. Para peneliti pada 2011 mengamati perilaku semut merah, yang saat banjir membentuk semacam rakit hidup , agar terhindar dari mati massal akibat ditelan banjir.

Semut memang berukuran kecil. tapi punya kinarja luar biasa, hewan ini manmpu mengangkut beban yang bobotnya 10 kali berat tubuhnya. Sejumkah spesies semut bahkan bisa mengangkut beban hingga 50 kali bobot tubuhnya. (Foto:semut yang angkut bangkai lebah yang dibunuhnya beberapa saat sebelumnya.

Semut pemotonmg daun angkut daun yang dipotong dengan ukuran beberapa kali lipat tuhbuhnya, ke sarangnya. Untuk memotong daun dengan luas total satu meter persegi, semut harus memotong sepanjang tiga kilometer. Semut muda ini dengan rahangnya yang kokoh, mampu angkut bobot daun lebih berat dari tubuhnya.

Semut serdau dengan kepala ekstra besar, berjaga melindungi koloni dari serbuan musuh. Kepala dengan ukuran mencolok itu, digunakan menutup jalan masuk ke sarang. Ilmuwan dari McGill University di Montreal menemukan, kemampuan membentuk sosok serdadu semut super itu, ada pada kode genetika sejumkah semut.

Tepatnya melalui sinyal senyawa kimia yang dilepas ke udara. Hewan kecil ini juga saling berkomunikasi lewat perabaan antenanya, untuk mengenali atau menarik perhatian semut lainnya.

Semut juga menggunakan antena untuk memerah kutu daun, agar memproduki kotoran yang mengandung gula. Sebagi imbalannya, semut melindungi kutu daun dari serangan musuh. Para peneliti menyebut , ini bukan simbiose. Semut sebetulnya menjalankan sistem perbudakan. Sebab koloni kutu daun dipaksa tetap berhimpun, sebagai sapi perahan semut, jika perlu dengan kekerasan.

Kemampuan semut itu mengagumkan para peneliti. banyak temuan baru berkaitan dengan hewan kecil ini. Hal ini tidak mengherankan, karena di seluruh dunia terdapat 16.000 jenis semut, tiap jenis punya perilaku berbeda. Jadi masih banyak yang bisa diteliti oleh para ilmuwan..