1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Raja Inggris Di Bawah Tempat Parkir

DK/HP (dpa)5 Februari 2013

Seperti dalam kisah ilmiah kriminal. Di bawah tempat parkir, iImuwan Universitas Leicester menemukan tulang-belulang Raja Inggris terkenal, Richard III.

The skeleton of Richard III is seen in a trench at the Grey Friars excavation site in Leicester, central England, in this picture provided by the University of Leicester and received in London on February 4, 2013. A skeleton with a cleaved skull and a curved spine entombed under a car park is that of Richard III, scientific tests confirmed, solving a 500-year-old mystery about the final resting place of the last English king to die in battle. REUTERS/University of Leicester/Handout (EDUCATION SOCIETY ROYALS ENTERTAINMENT) ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. FOR EDITORIAL USE ONLY. NOT FOR SALE FOR MARKETING OR ADVERTISING CAMPAIGNS. THIS PICTURE IS DISTRIBUTED EXACTLY AS RECEIVED BY REUTERS, AS A SERVICE TO CLIENTS. NO COMMERCIAL OR BOOK SALES
Tulang-belulang dari Raja Richard IIIFoto: REUTERS/University of Leicester

Lebih dari 500 tahun tulang-belulang Raja Inggris Richard III dianggap hilang. Kini ilmuwan Universitas Leicester berhasil mengidentifikasi tulang-belulang yang terletak di bawah tempat parkir. "Kami tanpa ragu dapat menyimpulkan, bahwa itu merupakan tulang-belulang Raja Richard III", demikin disampaikan ketua tim arkeolog Universitas Leicester, Richard Buckley, Senin (04/2).

Tulang-belulang itu Agustus lalu ditemukan di kota tersebut, setelah antara lain pecinta hobi arkeologi bertahun-tahun berjuang menghadapi tentangan, untuk melakukan penggalian di sana.

Penggalian arkeologi di LeicesterFoto: University of Leicester

"Hari ini menjadi catatan sejarah, dan kami menjadi saksinya," kata ketua bagian arsip Universitas Leicester, Richard Taylor.

Lebih dari 140 jurnalis dari seluruh dunia datang pada saat presentasi hasil penggalian arkeologi tersebut. Universitas Leicester antara lain bekerja sama dengan sebuah stasiun televisi dan berhasil menggugah perhatian media terhadap sejarah. "Ini menunjukkan seberapa besar arkeologi dapat menggugah perhatian publik dan menceritakan sejarah-sejarah tentang warisan kita," ujar Buckley.

Bukti-bukti yang diselidiki bersama sebuah tim yang terdiri dari pakar arkeologi, sejarah, biologi, pakar DNA dan peneliti lainnya tidak meragukan bahwa tulang-belulang itu milik Richard, dijelaskan Taylor. Yang termasuk tanda pengenalan terpenting adalah petunjuk mengenai tulang belakang yang melengkung. Selain itu dilakukan upaya menemukan keturunannya dan perbandingan DNA: Peneliti silsilah keluarga Kevin Schürer, masih dapat menemukan keturunan baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu, antara lain di Kanada. Pakar genetika Turi King juga dapat mengambil sampel DNA dan dengan sampel DNA ini dilakukan perbandingan dengan DNA tulang-belulang yang ditemukan.

Konferensi Pers di Leicester penemuan tulang-belulang Richard III (04/2)Foto: Getty Images

"Saya tidak akan pernah lupa, bagaimana perasaan saya ketika memandang dan melihat hasil-hasil analisa DNA yang pertama, dimana hasilnya tepat,“ papar ketua bagian arsip Taylor.

Tersohor Lewat Shakespeare

Richard III memerintah hanya selama dua tahun, tapi menjadi tersohor ke seluruh dunia antara lain lewat drama karya William Shakespeare 'Richard III.'

Ia tewas tahun 1485 dalam pertempuran di Bosworth pada usia 32 tahun. Kematiannya mengakhiri persaingan dalam keluarga memperebutkan pemegang mahkota Inggris. Momentum tersebut sering dinilai sebagai waktu berakhirnya Masa Abad Pertengahan di Inggris. Richard III adalah raja terakhir dari dinasti Plantagenet. Yang menggantikannya adalah Henry VII, yang merupakan raja pertama yang mewakili kekuasaan dinasti Tudor.

Raja Inggris Richard IIIFoto: public domain

Richard III sering dikisahkan sebagai pimpinan yang brutal dan kejam, yang bahkan tidak ragu untuk membunuh anggota keluarganya sendiri. Kini para ilmuwan berasumsi, bahwa citranya yang buruk adalah bagian dari kampanye kotor penguasa dinasti Tudor terhadapnya. Penemuan arkeologi itu dapat membantu merekonstruksi kehidupan sebenarnya Raja Inggris Richard III, dijelaskan Philippa Langley dari Richard III Society, salah satu pendorong dilakukannya penggalian arkeologi itu.

Para ilmuwan terus meneliti tulang-belulang tersebut. Kemungkinan awal 2014 tulang-belulang Richard II akan dibawa ke Katedral Leicester. Di dekat penemuan arkeologi itu direncanakan dibangun Visitor Center (pusat layanan bagi pengunjung).