1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Merayakan Hari Kemerdekaan RI di Berlin

Anggatira Gollmer
17 Agustus 2019

Dengan Pesta Rakyat di Berlin, masyarakat Indonesia di Jerman juga merayakan hari kemerdekaan ke-74 RI. Ratusan pendatang semangat mengikuti lomba-lomba khas 17 Agustus.

Deutschland Berlin Feierlichkeiten Unabhängigkeitstag Indonesien
Foto: DW/S. Caroline

Jauh sebelum Wisma Duta terlihat, musik Indonesia sudah terdengar. Hari ini (17/08/2019) lebih dari 1000 warga Indonesia serta kerabatnya turut memeriahkan pesta rakyat yang diselenggarakan untuk merayakan HUT ke-74 Republik Indonesia di Berlin, ibu kota Jerman. Tidak sedikit yang datang dari kota-kota lain, seperti München, yang berjarak 500 km dari Berlin. Suasana terlihat sangat meriah dan ramai.

Pukul dua siang waktu setempat, tiga jam setelah acara dimulai, pintu harus ditutup sementara, karena kapasitas sudah mencapai batas yang diizinkan standar keamanan untuk Wisma Duta di Berlin.

Foto: DW/S. Caroline

Di pagi hari perayaan dimulai dengan upacara pengibaran bendera merah putih, yang dimulai pukul delapan pagi. Upacara ini dihadiri Duta Besar RI Arief havas Oegroseno beserta staf KBRI dan masyarakat Indonesia di Berlin dan sekitarnya. Paskibra terdiri dari mahasiswa-mahasiswi Indonesia di Berlin, yang sudah berlatih selama satu bulan terakhir.

Berbagai perlombaan diselenggarakan untuk memeriahkan acara hari ini seperti balap kelereng, memasukkan pensil ke botol atau lomba makan kerupuk, yang diganti dengan Brezel ala Jerman.

Foto: DW/S. Caroline

Christopher asal Jerman, yang baru pertama kali datang ke acara pesta rakyat ini mengaku terkejut karena banyaknya orang yang hadir. "Saya senang sekali dengan acara ini, semua terlihat menarik dan saya bisa belajar banyak tentang Indonesia,” ujar pria berusia 21 tahun yang akan pergi ke Indonesia untuk pertama kalinya. Ia juga semangat untuk ikut tarik tambang, yang akan dilangsungkan pada sore hari.

Seorang warga Indonesia yang berdomisili di Potsdam, Lamris, datang ke acara ini bersama keluarga. Ia datang karena kangen dengan suasana Indonesia dan terutama ingin agar anaknya yang berusia 6 tahun kenal dengan budaya Indonesia, karena ada kontak dengan komunitas Indonesia. "Anak saya pertama kali datang ke acara ini dan saya menjelaskan kepadanya, bahwa Indonesia merdeka hari ini 74 tahun yang lalu,” ujar guru Bahasa Jerman ini. Pada kesempatan kali ini anak Lamris ikut serta dalam perlombaan makan Brezel.

Salah satu keunikan tahun ini adalah hadirnya booth pijat dan cukur rambut, yang cukup digemari oleh para pengunjung. Aris, yang senang dengan penawaran ini karena bisa menjelaskan model yang dia inginkan dalam Bahasa Indonesia, harus menunggu dua jam sampai gilirannya.

Foto: DW/S. Caroline

Yang tidak ketinggalan dalam setiap pesta rakyat adalah stan-stan makanan Indonesia yang beragam dari camilan tradisional, sampai tahu dan tempe goreng, nasi Bali dan sate Padang. Di setiap stan selalu ada antrean panjang dari yang merindukan makanan Indonesia.

Musik juga tentunya memeriahkan acara tahun ini. Karaoke bebas tidak kunjung kekurangan peserta, baik yang menyanyi maupun yang turut berjoget. Craig Burton, penyanyi Jazz yang sempat berkolaborasi dengan musisi-musisi Indonesia, mendapatkan sambutan yang luar biasa semarak dari 1100 pengunjung pesta rakyat kali ini.

Setiap orang yang datang juga berkesempatan untuk mendapatkan doorprize, yang tahun ini hadiahnya sangat beragam dari hooverboard, sepeda, sampai tiket pesawat Berlin-Jakarta. Penarikan hadiah utama akan dilakukan di penghujung acara. (ag, sc, yp)