Ilmuwan Norwegia mengatakan manusia yang lahir di periode matahari tenang rata-rata akan hidup lima tahun lebih lama dibanding mereka yang lahir saat periode matahari aktif. Benarkah?
Iklan
Tim meneliti data demografi 8600 warga Norwegia yang lahir antara tahun 1676 dan 1878 dengan mengobservasi matahari. Hasilnya, mereka yang lahir saat periode matahari aktif maksimal panjang umurnya rata-rata "5,2 tahun lebih pendek" dibanding warga yang lahir saat periode aktivitas matahari minimum.
Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Proceedings of the Royal Society B, "aktivitas matahari saat kelahiran mengurangi kemungkinan bayi untuk bisa bertahan hidup di masa dewasa". Efeknya lebih besar pada perempuan dibanding laki-laki.
Bahaya ultraviolet
Selain mempengaruhi harapan hidup, lahir di saat periode aktivitas maksimal matahari juga "secara jelas mengurangi" kesuburan perempuan yang berasal dari keluarga miskin. Penemuan ini tidak berlaku bagi perempuan kaya atau pria. Dan tidak bisa dipastikan, apakah hasil penelitian ini berlaku bagi manusia yang lahir di era modern.
Ramalan Kesehatan Menurut Bulan Lahir
Percayakah Anda kalau bulan lahir memiliki kaitan dengan kesehatan? Para Ilmuwan mencoba membuktikannya.
Foto: Fotolia/naftizin
Alergi Susu dan Makanan
Riset yang diterbitkan journal ilmiah, Allergy menyebutkan, anak-anak yang terlahir pada musim gugur atau September, Oktober, November memiliki risiko 30 persen sampai 90 persen terkena alergi susu, telur dan kacang dibanding anak-anak yang lahir di luar bulan-bulan tersebut. Anak yang lahir pada musim gugur biasanya cenderung kekurangan Vitamin D sehingga membuat badan gampang alergi.
Foto: Fotolia
Asma
Mereka yang berulang tahun pada musim gugur juga memiliki risiko 13 persen terserang asma, ketimbang yang lahir pada musim semi. Riset pada 2013 yang dilakukan ilmuan dari Taiwan menemukan bayi yang terkena cuaca dingin selama beberapa bulan bisa memicu tubuh gampang terkena alergi hingga menyebabkan asma.
Bibit, Bebet, Bobot
Anda boleh tidak percaya. Analisa dari tim peneliti di University of Notre Dame menyebutkan bayi yang lahir pada musim dingin atau Desember, Januari dan Februari biasanya berasal dari ibu yang tidak menikah dengan ekonomi pas-pasan. Sedangkan perempuan yang berasal dari keluarga kaya dan berpendidikan, akan cenderung melahirkan anak diluar musim itu.
Foto: Tasnim
Kidal
Penelitian yang baru-baru ini dilakukan di Jerman menemukan, bayi laki-laki yang lahir antara bulan November hingga Januari potensi untuk kidal lebih besar dibanding bayi laki-laki yang lahir pada bulan lain. Penyebabnya, pada bulan-bulan tersebut kadar T dalam hormon testosteron sedang tinggi-tingginya sehingga bisa menghambat pematangan otak kiri.
Foto: imago/epd
Limfoma non-Hodgkin
Riset yang dipublikasi International Journal of Cancer 2014 menemukan, orang yang lahir pada musim semi, yakni sekitar Maret sampai Mei, memiliki potensi 25 persen untuk memperbesar limfoma non-Hodgkin dibandingkan mereka yang lahir pada bulan September sampai November. Lymphoma Hodgkin adalah kanker pada sistem limfatik, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Foto: picture alliance/blickwinkel
Penyakit Autoimun
Studi yang dilakukan tim peneliti BMC Medicine pada 2012 menemukan, penyakit autoimun diantaranya multiple sclerosis, rheumatoid arthritis, dan kolitis ulserativa acap menyerang mereka yang lahir pada bulan April. Para peneliti tidak tahu persis apa penyebabnya, tapi mereka menilai itu kemungkinan terkait dengan rendahnya tingkat vitamin D selama trimester ketiga kehamilan.
Foto: joloei - Fotolia
Meloma
Sebuah studi terbaru dan diterbitkan dalam International Journal of Epidemiology menemukan, orang yang lahir pada musim semi berpotensi 21 persen terserang melanoma daripada mereka yang lahir di musim gugur. Para peneliti menilai, bayi-bayi tersebut kemungkinan terpaparan sinar UV yang lebih tinggi selama beberapa bulan pertama hidup mereka. Melanoma adalah sejenis kanker kulit.
Foto: Fotolia/soupstock
Bunuh Diri
Orang yang lahir pada akhir musim semi ke awal musim panas lebih berisiko untuk melakukan bunuh diri dibandingkan mereka yang lahir pada bulan-bulan lainnya. Kesimpulan itu, diperoleh dari sebuah studi pada 2010 oleh tim peneliti dari Hungaria. Para peneliti percaya, hal itu mungkin disebabkan interaksi yang kompleks antara musim kelahiran dan berbagai neurotransmitter dalam tindakan bunuh diri.
Foto: Fotolia/poco_bw
Berkacamata
Orang yang lahir pada musim panas, juga cenderung berkacamata. Penyebabnya, mereka yang berulang tahun pada musim panas, 17 persen berpeluang terkena miopia atau rabun jauh, dibandingkan dengan mereka yang lahir pada musim dingin. Kesimpulan ini, ditemukan oleh tim riset dari Inggris. Para peneliti menilai, hal ini kemungkinan ada hubungannya dengan perbedaan musim atau suhu.
Foto: Adam Berry/Getty Images
Emosional
Mereka yang lahir pada musim panas atau Juni, Juli dan Agustus cenderung temperamental dan suasana hatinya lekas berubah-ubah. Para peneliti dari European College of Neuropsychopharmacology menemukan, hal itu disebabkan oleh sistem kerja neurotransmitter, yang terpengaruh oleh nutrisi, kuman, udara, cahaya dan suhu ketika bayi berada dalam kandungan tak lama lahir. sumber : www.menshealth.com
Foto: Fotolia/Gina Sanders
10 foto1 | 10
Satu penjelasan ilmiah atas penemuan ini adalah sinar ultraviolet menyebabkan berkurangnya asam folat. Kekurangan asam folat sebelum dilahirkan telah dikaitkan dengan berbagai penyakit dan kematian. "Penemuan kami menunjukkan, ibu yang terekspos aktivitas matahari saat hamil bisa mempengaruhi kesehatan bayi perempuan", demikian ujar para ilmuwan.
Namun, dibutuhkan penelitian lanjutan, untuk menguji apakah hasil ini juga berlaku bagi manusia dengan warna kulit berbeda dan hidup di belahan bumi yang berbeda. "Pada dasarnya, studi ini menunjukkan pentingnya radiasi ultraviolet di usia dini. Radiasi ultraviolet adalah stresor dengan dampak ekologi potensial. Kelak radiasi ultraviolet akan meningkat karena perubahan iklim dan perubahan di ozon atmosfir."
Siklus periode aktivitas matahari
Matahari memiliki siklus yang lamanya kurang lebih 11 tahun, diukur dari satu periode aktivitas terbesar matahari ke aktivitas maksimal berikutnya. Bagaimana periode matahari saat Anda dilahirkan? Simak keterangan berikut...
Siklus 18: 1944 Januari-1954 Februari -- 10,2 tahun -- aktivitas maksimal Mei 1947
Siklus 19: 1954 Februari-1964 Oktober -- 10,5 tahun -- aktivitas maksimal Maret 1958
Siklus 20: 1964 Oktober-1976 Mei -- 11,7 tahun -- aktivitas maksimal Nov 1968
Siklus 21: 1976 Mei-1986 Maret -- 10,3 tahun -- aktivitas maksimal Desember 1979
Siklus 22: 1986 Maret-1996 Juni -- 9,7 tahun -- aktivitas maksimal Juli 1989
Siklus 23: 1996 Juni-2008 Januari -- 11,7 tahun -- aktivitas maksimal Maret 2000
10 Fakta Ajaib Tentang Matahari
Ia membunuh dan menghidupkan, berbahaya sekaligus berguna: Matahari tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berikut 10 fakta menarik ihwal bola api raksasa ini.
Foto: Paul Morley/Fotolia
Fenomena Sesaat
Tidak selamanya gerhana matahari dapat dilihat dari Bumi. Pada masa awal setelah pembentukan sistem tata surya, jarak Bulan dan Bumi masih terlalu pendek sehingga Bulan sepenuhnya menutupi Matahari ketika gerhana. Tapi karena Bulan bergerak menjauh 2 cm dari Bumi setiap tahun, dalam 600 juta tahun, gerhana tidak akan lagi tampil sempurna karena posisi Bulan yang terlalu jauh dari Bumi.
Foto: Paul Morley/Fotolia
Separuh Atau Seluruhnya
Bergantung pada geometri Matahari, Bumi dan Bulan, gerhana dapat terjadi 2 hingga lima kali dalam setahun. Orang yang berada di kutub utara atau selatan cuma bisa melihat gerhana matahari sebagian.
Foto: picture-alliance/ZB/J. Büttner
Berbahaya buat Mata
Gerhana matahari berlangsung antara 5 hingga 12 menit. Selama itu pula mereka yang ingin menyaksikan fenomena alam tersebut harus mengenakan kacamata khusus. Pancaran sinar yang muncul tiba-tiba selama gerhana dapat merusak mata manusia. Sebab itu ilmuwan melarang orang menatap langsung matahari selama gerhana.
Foto: Reuters
Raksasa Kecil di Jagad Raya
Matahari mengandung 99.86% massa yang ada di sistem tata surya kita. Artinya semua planet dan benda langit di sekeliling matahari cuma dibentuk dari 0,14 persen massa. Matahari bergerak dengan kecepatan 220 kilometer per detik ketika mengorbit inti galaksi. Sebab itu butuh waktu 225 hingga 250 juta tahun bagi matahari untuk mengelilingi galaksi Bima Sakti.
Foto: picture-alliance/dpa
Monster Gravitasi
Sangking besarnya, Matahari mampu memuat satu juta benda langit seukuran Bumi di dalamnya. Manusia yang memiliki berat badan 70 Kilogramm di Bumi akan berbobot 1960 kilogramm di permukaan matahari, lantaran gaya gravitasinya yang 28 kali lebih besar. Satu hari di permukaan matahari sama dengan 25,38 hari di permukaan Bumi
Foto: G. Rueter
Menelan Bumi
Matahari adalah bola gas terpanas di tata surya dengan suhu 15 juta derajat Celcius di bagian intinya. 72% gas yang membentuk matahari adalah Hidrogen, sementara 26% adalah Helium. Setiap detik matahari membakar empat juta ton Hidrogen. Ketika cadangan Hidrogen habis, matahari mulai mengolah Helium. Pada saat itu ia akan membesar menjadi raksasa merah dan menelan planet Mercuri, Venus lalu Bumi
Foto: picture-alliance/dpa
Perputaran Kutub
Ilmuwan mengungkap, setiap 11 tahun matahari memutar kutub magnetiknya, sehingga kutub utara menjadi selatan dan sebaliknya. Terakhir perputaran medan magnet matahari terjadi pada akhir 2013 silam. Lantaran massanya yang besar, medan magnet matahari mencapai hingga miliaran kilometer melampaui Pluto.
Foto: picture-alliance/dpa
Jalan Panjang Cahaya
Sinar matahari yang kita rasakan sebenarnya adalah partikel cahaya yang terbentuk melalui reaksi fusi di inti matahari. Namun butuh waktu lama untuk setiap partikel buat mencapai permukaan matahari. NASA menulis, setiap Foton yang dipancarkan matahari berusia antara 100.000 hingga 50 juta tahun. Tapi setelah sampai ke permukaan, cahaya cuma butuh waktu 8 menit dan 20 detik buat sampai ke Bumi
Foto: picture-alliance/dpa
Benturan Berbuah Cahaya
Termasuk jenis cahaya matahari yang paling unik adalah Aurora. Fenomena ini terbentuk akibat partikel bermuatan yang dibawa angin surya, menghantam medan magnetik Bumi. Benturan antara partikel plasma dengan Nitrogen dan Oksigen di atmosfer Bumi inilah yang kemudian melepaskan energi berupa cahaya kehijauan. Aurora juga muncul di planet lain semisal Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptun dan Mars.
Foto: dapd
Mati dan Terlahir Kembali
Matahari terbentuk dari sisa ledakan sebuah bintang raksasa miliaran tahun lalu. Di ujung hidupnya, bintang tersebut mulai memproduksi elemen berat seperti oksigen dan logam yang juga membentuk Bumi. Setelah ledakan, gas yang tersebar berotasi akibat gaya gravitasi dan membentuk bintang baru yang kita sebut matahari. Gambar ini menampilkan tata surya TW Hydrae ketika baru berusia 10 juta tahun.