Ratusan Ribu Orang Gelar Aksi Pro Spanyol di Barcelona
30 Oktober 2017
Ratusan ribu orang berkumpul di Barcelona hari Minggu (29/10) dan menyerukan persatuan Spanyol. Menurut jajak pendapat terakhir, lebih banyak warga Catalonia yang menentang kemerdekaan.
Iklan
Penyelenggara aksi pro Spanyol dan penolakan kemerdekaan memperkirakan, aksi hari Minggu itu (29/10) diikuti oleh lebih 1 juta orang. Sementara pihak kepolisian menyebut pesertanya sekitar 300.000 orang. Peserta membawa bendera Spanyol dan menyerukan slogan "Viva Espana!" dan "Penjarakan Puigdemont". Pemimpim regional Catalonia Carles Puigdemont dapat menghadapi tuntutan pidana karena perannya dalam gerakan separatis.
Penyelenggara mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk mempertahankan persatuan Spanyol dan menolak "serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah demokrasi kita."
Ines Arramadas, pemimpin partai oposisi utama Catalonia mengatakan: "Hari ini warga Catalonia kembali ke jalanan, warga merasa dirinya (bagian dari) Catalan, Spanyol dan Eropa."
43 persen pemilih Pro Kesatuan
Sebuah jajak pendapat yang dirilis hari Minggu (29/10) menunjukkan kubu pro persatuan unggul tipis atas kubu kemerdekaan. Jajak pendapat tersebut dilaksanakan oleh Sigma Dos untuk surat kabar El Mundo. Menurut jajak pendapat ini, kubu yang menolak kemerdekaan mendapat dukungan 43,4 persen pemilih, sedangkan yang pro kemerdekaan 42,5 persen.
"Pemimpin Catalan telah melanggar UU dan pemerintah pusat membiarkan situasi ini berlangsung terlalu lama.., kami tidak pernah berpikir bahwa kita akan sampai pada tahap ekstrem ini, tapi inilah kita," kata Angelita Cuesta, pensiunan berusia 66 tahun kepada kantor berita AP. "Masyarakat kita pecah, tidak ada teman dan tidak bisa lagi membicarakan politik kalau mau menghindari konflik."
Aksi demonstrasi tersebut digelar kelompok akar rumput Societat Civil Catalan. "Kami terlambat bereaksi, tapi kami sekarang berada di sini untuk mayoritas orang Catalan yang tidak mau diam laga," kata Ketua Societat Civil Catalana Alex Ramos.
Pemerintahan langsung
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menunjuk Soraya Saenz de Santamaria untuk memimpin wilayah Catalonia. Hal ini akan dikoordinasikan dengan instansi-instansi pemerintah pusat dan pemerintahan otonomi Catalonia.
Saenz de Santamaria - yang sering mengeritik pemimpin Catalan di masa lalu - memperingatkan bahwa mungkin saja ada "pemecatan karyawan yang tetap terang-terangan tidak menghormati konstitusi."
PM Mariano Rajoy hari Jumat (27/10) mengumumkan pembuabaran parlemen Catalonia dan menetapkan tanggal pemilihan regional baru 21 Desember mendatang, sebagai langkah untuk "memulihkan keadaan normal."
Hal itu dilakukan setelah anggota parlemen Catalonia di bawah pemimpin separatis Carles Puigdemont menyatakan deklarasi kemerdekaan secara sepihak.
Catalonia Deklarasi Merdeka dari Spanyol
Parlemen Catalonia mendeklarasikan kemerdekaan dari Spanyol. Saat ini Catalonia yang jadi sorotan. Tapi sebenarnya masih banyak etnis lain di Spanyol yang juga memiliki rasa identitas yang kuat.
Foto: Getty Images/AFP/L. Gene
Sebuah Provinsi Kerajaan Romawi
Dulunya, Kerajaan Romawi memiliki beberapa provinsi dengan nama Hispania di Semenanjung Iberia. Kawasan inilah yang sekarang menjadi Spanyol, yang mencakup beragam kawasan budaya. Kawasan Spanyol baru dipersatukan di bawah satu kekuasaan setelah Perang Spanyol yang berlangsung dari 1702 sampai 1714.
Foto: picture-alliance/Prisma Archivo
Bangsa yang terpecah-pecah
Nasionalisme Spanyol sangat kuat di beberapa wilayah yang dulunya bekas kerajaan, seperti Aragon. Sedangkan kawasan Asturias punya bahasa sendiri, namun mereka juga bangga melihat dirinya sebagai pemersatu bangsa Spanyol lewat gerakan Reconquista, yaitu merebut kembali kawasan Iberia dari bangsa Moor.
Foto: Getty Images/AFP/J. Soriano
Status otonomi
Perjuangan kawasan Catalonia untuk menjadi merdeka dan lepas dari Spanyol sudah ada sejak lama. Mereka juga punya bendera sendiri: Senyera, yang mirip dengan bendera Aragon. Warga Catalonia sebenarnya merasa cukup senang dengan situasi di Spanyol, sampai 2006, ketika sebuah pengadilan menolak Statuta Otonomi. Sejak itu, tuntutan kemerdekaan makin lantang.
Foto: picture-alliance/Zumapress/M. Oesterle
Otonom tapi tidak menuntut kemerdekaan
Valenciismo, atau nasionalisme Valencia berasal dari kebangkitan kembali Bahasa Catalan abad ke-19. Valencian adalah satu sekian banyak varian Bahasa Catalan. Namun sentimen nasionalisme Catalan disini tidak besar. Valencia sendiri punya status otonomi dan memang ada juga kelompok kecil yang menuntut kemerdekaan. Namun blok Nasionalis biasanya hanya mendapat sekitar 4 persen dalam pemilu daerah.
Foto: picture-alliance/Gtresonline
Kawasan lain yang berbahasa Catalan
Pulau-pulau Balearik — Mallorca, Ibiza, Menorca, Formentera — semuanya menggunakan varian bahasa Catalan. Memang semangat nasionalisme di sini lebih besar daripada di Valencia, namun tidak sekuat di Catalonia. Mereka juga tidak menuntut kemerdekaan, seperti sebagian orang di Catalonia.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Seeger
Kawasan Baskia
Dulu kawasan Baskia lebih sering jadi berita di media karena aksi-aksi teror gerakan militan ETA. Ini adalah kelompok militan yang sering beraksi melakukan penculikan dan menuntut uang tebusan. Karena sering melakukan aksi teror, nama Baskia jadi lebih sering muncul di media publik, dibandingkan gerakan separatis Catalonia. Kubu separatis Baskia juga ada di Perancis.
Foto: Getty Images/AFP/R. Rivas
Kawasan Galia
Sekalipun kawasan ini adalah tempat kelahiran diktator Spanyol Francisco Franco, Galia punya tradisi separatisme yang cukup kuat, setelah Catalonia dan Baskia. Dalam pemilu, partai-partai besar Spanyol biasanya hanya mampu mengumpulkan sekitar 4 persen suara.
Nama Andalusia berasal dari bahasa Arab. Kawasan ini dikuasai selama 760 tahun oleh bangsa Moor sampai kemudian pasukan Kristen merebut kembali daerah ini. Setelah kekuasaan diktator Franco berakhir, kawasan ini menuntut otonomi, namun tidak meminta opsi kemerdekaan.