Ratusan Warga Afganistan Tiba dengan Selamat di Jerman
18 Agustus 2021
Pesawat yang disewa oleh pemerintah Jerman yang engangkut ratusan pengungsi Afganistan telah mendarat di Frankfurt.
Sejumlah pesawat carteran telah dijadwalkan untuk mengangkut pengungsi dari Afganistan ke JermanFoto: Thilo Schmuelgen/REUTERS
Iklan
Sebuah pesawat yang disewa oleh pemerintah Jerman untuk mengangkut warga Afganistan telah mendarat di kota Frankfurt pada Rabu (18/08) dini hari. Sebelumnya, sekitar 131 orang yang telah dievakuasi itu diterbangkan dari bandara Kabul menggunakan pesawat militer ke ibu kota Uzbekistan, Tashkent.
Maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, melakukan penerbangan khusus untuk menerbangkan pengungsi dari Tashkent ke Frankfurt am Main. Rencananya, Jerman akan mengerahkan lebih banyak pesawat dalam beberapa hari ke depan. Penerbangan serupa juga dijadwalkan berangkat dari ibu kota Qatar, Doha, serta negara-negara tetangga lainnya.
Ratusan warga dievakuasi dari Kabul
Rencana untuk penerbangan evakuasi itu disusun dalam hitungan jam. "Izin untuk lalu lintas udara diajukan dalam waktu singkat, perencanaan penempatan kru dilakukan, dan pesawat diizinkan untuk penugasan," kata Lufthansa.
Penerbangan sebelumnya pada Selasa (17/08) telah membawa gelombang pertama yang dievakuasi dari Kedutaan Jerman di Afganistan. Mereka mendarat di bandara Schönefeld, Berlin.
Pesawat angkut militer A400M ketiga meninggalkan Kabul pada Selasa (17/08) malam, membawa 139 orang ke Tashkent. Sejauh ini, lebih dari 260 orang telah dievakuasi dari Afganistan oleh militer Jerman - Bundeswehr.
Pemerintah Jerman sempat mendapat kecaman keras setelah misi evakuasi pertama pada Senin (16/08) meninggalkan Kabul dengan hanya tujuh orang di dalam pesawat.
Upaya Warga Afganistan Menyelamatkan Diri dari Taliban
Ribuan warga berusaha menyelamatkan diri dari Afganistan setelah Taliban mengambil alih kekuasan. Negara Barat berupaya menerbangkan warga sipil keluar dari bandara Kabul setelah penerbangan komersial dihentikan.
Foto: AFP/Getty Images
Warga Afganistan yang putus asa berusaha masuk bandara Kabul
Banyak keluarga di Afganistan semakin putus asa dan berusaha untuk masuk ke Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul. Terdapat anak-anak di antara kerumunan yang mencoba melakukan upaya terakhir untuk melarikan diri dari Taliban yang berhasil menguasai ibu kota Kabul dengan mudah.
Foto: REUTERS
Rakyat Afganistan hadapi masa depan yang tidak pasti
Sejak penarikan pasukan AS dan NATO dilancarkan, warga Afganistan menghadapi keputusan yang sulit: tetap tinggal dan berharap pasukan pemerintah menahan gerak maju milisi Taliban atau melarikan diri ke negara-negara tetangga. Setelah Taliban merebut Kabul dengan mudah, banyak warga terjebak dalam ketidakpastian, tanpa indikasi yang jelas tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Foto: REUTERS
Kerumunan warga di bandara Kabul
Bandara utama Kabul menjadi tempat kerumunan orang yang putus asa. Ribuan orang berharap bisa naik pesawat dan melarikan diri dari kekuasaan Taliban. Negara-negara Barat bergegas mengevakuasi warga mereka sendiri dan beberapa karyawan lokal. Penerbangan komersial dari dan keluar negara itu dihentikan total.
Foto: AFP/Getty Images
Taliban menguasi istana presiden
Setelah jatuhnya ibu kota Kabul dengan mudah, milisi Taliban langsung menguasai istana presiden Afganistan. Rekaman langsung menunjukkan komandan dan anggota Taliban duduk di dalam istana, menyatakan kemenangan mereka setelah pasukan Afganistan menyerah tanpa bertempur.
Foto: Zabi Karim/AP/picture alliance
Takut penerapan aturan Islam garis keras
Banyak yang takut penerapan aturan Islam garis keras. Walau dalam sebuah pernyataan Taliban mengklaim, tidak akan membalas dendam terhadap mereka yang mendukung aliansi dukungan AS. Perempuan sebagian besar dilarang ikut pendidikan selama pemerintahan Taliban sebelumnya di Afganistan (1996-2001). Warga di Kabul buru-buru hapus gambar yang mungkin tak disukai Taliban.
Foto: Kyodo/picture alliance
Melintasi perbatasan ke Pakistan
Di saat ribuan warga yang berusaha kabur menyerbu bandara Hamid Karzai, sejumlah warga Afganistan lainnya menyeberangi perbatasan memasuki Pakistan. Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmed mengatakan kepada DW, pemerintah telah menutup perbatasan dengan Afganistan di Torkham.
Foto: Jafar Khan/AP/picture alliance
Taliban kembali berkuasa setelah penarikan pasukan AS
AS dan sekutunya memasuki Afganistan setelah serangan teror 11 September 2001, dan menaklukan Taliban. Ketika konflik 20 tahun berakhir secara tiba-tiba dengan penarikan pasukan AS dan NATO, pasukan pemerintah Afganistan dengan cepat runtuh tanpa dukungan.
Foto: Hoshang Hashimi/AP Photo/picture alliance
Kepemimpinan Taliban
Taliban memerintah negara itu dari tahun 1996 hingga 2001 dan memberlakukan interpretasi hukum Syariah Islam yang ketat. Taliban didirikan di bawah kepemimpinan Mullah Umar. Haibatullah Akhundzada sekarang menjadi pemimpin tertinggi, sementara salah satu pendiri lainnya Mullah Baradar (foto) mengepalai sayap politik.
Foto: Social Media/REUTERS
Taliban mengibarkan bendera mereka
Taliban mengklaim siap mengendalikan negara itu, dan menyatakan tidak akan membahayakan warga sipil yang telah bekerja sama dengan pasukan Barat. "Kami siap untuk berdialog dengan semua tokoh Afganistan dan akan menjamin perlindungan yang diperlukan," kata juru bicara politik Taliban Mohammad Naeem kepada Al Jazeera. Sebuah klaim yang agak sulit dipercaya semua pihak.
Foto: Gulabuddin Amiri/AP/picture alliance
Wanita dan anak-anak berisiko tinggi
Perempuan, anak-anak dan minoritas lainnya kemungkinan besar akan sangat menderita di bawah rezim Taliban. Perempuan dan anak perempuan dilarang menjalani pendidikan selama pemerintahan Taliban sebelumnya di Afganistan, situasinya berubah setelah dilancarkan invasi yang dipimpin AS pada 2001.
Foto: Paula Bronstein/Getty Images
Presiden Ghani melarikan diri
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur meninggalkan negara itu pada 15 Agustus. "Untuk menghindari pertumpahan darah, saya pikir yang terbaik adalah keluar," katanya, tetapi ia menekankan akan terus berjuang untuk negara.
Foto: Rahmat Gul/AP Photo/picture alliance
Mantan Presiden Karzai desak perdamaian
Para pemimpin Afganistan telah membentuk dewan untuk bertemu dengan Taliban dan mengelola transfer kekuasaan. Mantan Presiden Hamid Karzai, yang merupakan bagian dari dewan mengatakan, ini "untuk mencegah kekacauan dan mengurangi penderitaan rakyat," dan untuk mengelola "pengalihan kekuasaan secara damai".
Foto: Mariam Zuhaib/AP Photo/picture alliance
AS dan Eropa lakukan evakuasi
Jerman mengerahkan pesawat militer untuk membantu evakuasi diplomat, warga negaranya dan staf lokal dari Afganistan setelah menutup kedutaan besarnya di Kabul. AS, Inggris, dan Arab Saudi juga mengevakuasi pasukan, diplomat dan pejabat lain dari negara tersebut.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
13 foto1 | 13
Jerman bergegas bertindak
Jerman, seperti banyak negara lain, telah bereaksi terhadap jatuhnya Kabul dan sebagian besar provinsi di Afganistan ke tangan milisi Taliban pada Minggu (15/08).
Pengambilalihan kekuasaan yang cepat oleh militan Taliban mengejutkan banyak orang, sehingga menyebabkan kekacauan di Bandara Internasional Hamid Karzai Kabul. Ratusan warga yang putus asa mengerumuni landasan pacu bandara dengan harapan dapat menyelamatkan diri dari negara itu.
Satu pesawat Amerika Serikat lepas landas dengan lebih dari 600 orang di dalamnya. Namun, pesawat Jerman yang dikirim oleh Bundeswehr dicegah untuk mendarat, sampai pasukan keamanan dapat membersihkan lagi landasan pacu.
Jerman sedang berusaha untuk mengevakuasi warganya serta penduduk setempat yang bekerja untuk Bundeswehr selama penugasan dalam misi NATO di Afganistan dan mereka yang menghadapi kemungkinan dianiaya oleh Taliban. Pemerintah Jerman sebelumnya telah dikritik karena gagal mengamankan ara staf lokal yang membantu penugasan Bundeswehr di Afganistan.