1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Atas Penghargaan Nobel Kedokteran

5 Oktober 2010

Hadiah Nobel menegaskan nilai ilmiah sekaligus nilai etika penemuan metode bayi tabung. Tapi Vatikan melihat sisi jahat dari penemuan tsb.

Bayi tabung pertama Louise Brown yang lahir 32 tahun lalu. Bapak bayi tabung Robert Edwards memperoleh hadiah Nobel Kedokteran tahun ini, yang memancing reaksi dari Vatikan.Foto: AP


Penghargaan hadiah Nobel Kedokteran kepada Robert Erdwards yang dikenal sebagai bapak penemu bayi tabung yang memancing reaksi dari Vatikan, menjadi tema komentar dalam sejumlah harian internasional.

Harian liberal kiri Italia La Repubblica yang terbit di Roma dalam tajuknya berkomentar : Di dalam sebuah masyarakat, dimana harapan hidup rata-rata warganya terus meningkat, dan juga keputusan seorang perempuan untuk melahirkan anak dapat ditunda, temuan Edwards ini semakin memperluas kebebasan kaum perempuan. Tepat disinilah masalahnya. Kebebasan memutuskan yang lebih besar bagi kaum perempuan untuk melewati batasan hukum alam, ditolak dengan rasa tersinggung oleh Vatikan. Tapi di balik penemuan Edwards tidak hanya tersembunyi sesuatu yang jahat, seperti praduga dari gereja Katolik. Tapi juga kecintaan besar bagi ilmu pengetahuan dan upaya untuk memenuhi keinginan banyak perempuan, yang tidak dapat memperoleh anak lewat cara alamiah.

Harian konservatif Inggris The Times yang terbit di London berkomentar : Amat jarang menemukan pemenang hadiah Nobel, yang prestasi intelektualnya secara tegas mengubah kehidupan jutaan manusia. Robert Edwards termasuk dalam kategori ini. Prestasinya dicapai dengan penuh inspirasi serta riset metodik tanpa kenal lelah. Edwards membuat penemuan yang menentukan menyangkut matangnya sel telur dan saat yang tepat untuk pembuahan. Ia membuat revolusi ilmiah mengenai pembuahan buatan.

Harian Austria Salzburger Nachrichten yang terbit di Salzburg berkomentar : Edwards selalu mengatakan, tidak ada yang lebih penting kecuali memiliki anak kandung sendiri. Banyak anak-anak di dunia ini yang memerlukan bantuan dan kehangatan dari kita. Akan tetapi, tidak semua pasangan suami istri menghendaki anak hasil adopsi. Keputusan mengenai hal itu memang amat pribadi. Tidak ada yang dapat menghentikan perkembangan di cabang kedokteran pembuahan buatan. Yang diperlukan adalah undang-undang yang berimbang, yang tidak hanya diputuskan berdasarkan logika, melainkan juga berdasarkan hati nurani. Dan sebuah diskusi yang konstruktif serta ilmiah, menyangkut bagaimana kita menghadapi kemungkinan tsb agar dapat mencegah hal yang tidak diinginkan. Setelah 50 tahun silang sengketa, kelihatannya kini saat yang tepat untuk itu.

Dan terakhir harian Perancis Le Progres yang terbit di Lyon dalam tajuknya berkomentar : Dari tabung reaksi para peneliti, dapat dihasilkan yang terburuk atau juga yang terbaik. Kita sudah mengetahuinya. Dan apa yang dihasilkan pemenang hadiah Nobel kedokteran Doktor Edwards dengan metode bayi tabungnya? Tentu saja yang terbaik, dengan Louise Brown sebagai bayi tabung pertama yang lahir ke dunia. Dan hingga kini, penemuan itu tetap yang terbaik, dengan sekitar empat juta bayi tabung dan sebanyak itu pula pasangan suami istri yang dibantu teknik ini. Tapi juga mengancam sesuatu yang paling buruk. Dengan janin-janin yang dipersiapkan untuk eksperimen. Dengan godaan merekayasa bayi seperti hendak membeli pakaian, dalam artian jenis kelaminnya sudah ditetapkan sejak awal, seperti juga warna kulit dan mata janin bersangkutan.

AS/DK/dpa/afpd