1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi atas Pidato Obama

5 Juni 2009

Kamis kemarin Presiden AS, Barack Obama menyatakan keinginan untuk mengadakan awal baru dengan dunia Islam. Reaksi Israel dan Palestina sangat bertentangan.

Foto: AP


Israel ikut berharap seperti halnya Presiden Barack Obama bahwa perdamaian dengan dunia Arab akan tercapai. Demikian dikatakan dalam keterangan resmi pemerintah di Yerusalem Kamis lalu (04/06). Dinyatakan juga, bahwa pidato Presiden Obama sangat penting untuk memulai era perdamaian antara dunia Arab dan Islam dengan Israel.

Pendapat di Israel Berbeda-Beda

Sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanjahu bersama para penasehatnya mengadakan perundingan berjam-jam untuk mempertimbangkan dampak politik pidato Obama di Kairo. 30 anggota pemerintahan koalisinya memberikan penilaian yang berbeda-beda. Menteri Avischai Braverman dari Partai Buruh memuji pidato tersebut. Menurutnya, dua negara untuk dua bangsa adalah jalan keluar tepat yang juga harus dipatuhi Israel.

PM Israel Benjamin NetanyahuFoto: AP

Sedangkan Menteri Ekonomi Daniel Herschkowitz dari partai ultra kanan "Rumah Yahudi“ menyatakan tidak senang. Ia mengatakan, hubungan dengan AS berlandaskan persahabatan dan bukan kapitulasi. Sementara pakar masalah luar negeri dari Partai Likud, Zalman Schoval mengatakan, bahwa pemerintah Israel tidak mengambil keputusan berdasarkan pidato seorang politisi AS, melainkan berdasarkan keputusannya sendiri.

Partai Kadima yang sekarang menjadi oposisi merasa mendapat dukungan dari Obama bagi kritiknya terhadap Netanjahu, yang menolak solusi dua negara. Perdana Menteri Netanjahu tidak mau menerima, bahwa hanya jalan keluar inilah yang bisa menjamin eksistensi Israel sebagai negara Yahudi. Demikian dikatakan anggota parlemen dari Partai Kadima, Ze'ev Boim.

Reaksi Palestina

Presiden Palestina, Mahmud Abbas memuji pidato Obama di Kairo yang disampaikan Kamis 4 Juni. Menurutnya Abbas, ini adalah langkah penting untuk awal yang baru. Saeb Erekat, yang lama menjadi ketua juru runding Palestina setuju dengan pendapat Abbas dan menambahkan, "Pidato Presiden Obama mempersiapkan landasan bagi solusi dua negara. Sekarang saya berharap, dalam bulan-bulan ini presiden Obama akan memberikan rencana kongkrit dengan jadwal, pengawasan serta mekanismenya untuk melaksanakan visi solusi dua negara melalui jalan politis yang realistis."

Saeb Erekat (kiri) dan Presiden Palestina Mahmud AbbasFoto: picture alliance/dpa

Warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat Yordan juga menyatakan persetujuan untuk pidato Obama. Seorang pria berkata, "Obama bisa melancarkan tekanan terhadap Israel agar syarat-syarat bagi perundingan perdamaian bisa diperbaiki dan hasil-hasil kongkrit dapat tercapai."

Sementara itu gerakan radikal Hamas di Jalur Gaza skeptis. Juru bicara Hamas, Barhum mengatakan, pidato presiden AS itu memang sopan, dan jelas berbeda dengan presiden AS sebelumnya. Tetapi Obama juga harus menghargai keberhasilan Hamas dalam pemilu. Menurut laporan media Arab, mantan Presiden AS, Jimmy Carter akan berkunjung ke Jalur Gaza dua pekan mendatang, untuk menyampaikan visi Obama kepada Hamas.

Reaksi di Tanah Air

Di tanah airnya sendiri, pidato Presiden Barack Obama dinilai bersejarah dan mendapat sambutan sangat positif dari mayoritas rakyat AS. Yang melontarkan kritik hanya partai neo konservatif kanan. Sebagian besar warga berpendapat, melalui pidatonya itu Obama mengetengahkan masalah-masalah yang pelik dalam hubungan antara warga muslim di seluruh dunia, dan tujuan politik luar negeri AS.


Clemens Verenkotte / Marjory Linardy

Editor: Asril Ridwan