1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Jerman atas Veto Cina dan Rusia

7 Februari 2012

Veto yang menghindari resolusi untuk konflik Suriah mengejutkan politisi di Berlin. Meski demikian masih diharapkan perubahan sikap Moskow dan Beijing.

German Foreign Minister Guido Westerwelle attends the vote for non-permanent members for a two-year term on the security council at United Nations headquarters in New York USA, 12 October 2010. Germany, Portugal and Canada are competing for the remaning two seats on the United Nations security council. EPA/PETER FOLEY
Menlu Jerman Guido Westerwelle di PBBFoto: picture alliance/dpa

Kanselir Jerman Angela Merkel tidak hanya kecewa melainkan juga terkejut terhadap veto Rusia dan Cina di Dewan Keamanan PBB. Dengan blokade kedua negara pemilik hak veto tersebut, Sabtu (04/02) lalu gagal dikeluarkan sebuah resolusi yang mengecam kekerasan di Suriah. Seusai pertemuan dengan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, Merkel menyampaikan di Paris: „Dalam hal ini saya harus mengatakan, justru Rusia harusnya bertanya apakah benar-benar diharapkan terjadi situasi historis, dimana dilakukan politik yang terpisah dari Liga Arab. Saya tidak bisa membayangkan hal itu benar-benar dapat berhasil. Dan oleh karena itu kami tidak akan mengendor dalam membantu rakyat Suriah dan mengecam apa yang terjadi saat ini di sana."

Kanselir Merkel (kiri) dan Presiden Sarkozy di Paris (06/02)Foto: picture-alliance/dpa

Ungkapan lebih jelas disampaikan wakil jurubicara pemerintah Jerman Georg Streiter di hadapan para jurnalis di Berlin: "Presiden Assad sudah tidak layak lagi di pucuk pemerintahan negaranya. Kami menuntut Assad agar membuka jalan bagi transformasi secara damai. Liga Arab sudah mengolah rencana untuk transisi politik, yang menunjukkan solusi dari blokade saat ini dengan melibatkan seluruh partai di Suriah. Partisipasi Liga Arab ini seharusnya didukung Dewan Keamanan PBB dan bukannya dihalangi."

Veto Rusia dan Cina merupakan pukulan berbahaya bagi warga di Suriah, dan diharapkan Moskow dan Beijing masih akan berubah pikiran. Menlu Jerman Guido Westerwelle bersama sejumlah negara mengusulkan dibentuknya kelompok kontak, dimana anggota PBB yang mengecam sikap rezim Assad membicarakan tindakan selanjutnya bersama dengan anggota Liga Arab. Bersama-sama mereka akan mengupayakan agar sanksi-sanksi terhadap Suriah diperketat.

Oposisi Juga Kecam Veto Cina dan Rusia

Juga pihak oposisi di Berlin menunjukkan berang atas veto di New York. Ketua partai Kiri Gesine Lötzsch meminta pemerintah Jerman mengupayakan resolusi baru bagi Suriah di Dewan Keamanan PBB. Namun menolak dilakukannya intervensi militer barat seperti yang terjadi di Libya.

Ketua Partai Hijau Claudia Roth menilai pemblokiran Rusia dan Cina sebagai sikap memalukan. Kedua negara tampaknya tidak mementingkan masalah perdamaian dan keamanan bahkan juga tidak memperhatikan sama sekali masalah hak asasi manusia, melainkan hanya kepentingan strategi kekuasaan. Sehubungan veto-veto ini muncul masalah mendesak untuk menata ulang PBB dan Dewan Keamanan PBB, yang dalam aksi kekerasan berdarah pemerintah Suriah, tidak mampu bertindak. Roth menilai gagasan pembentukan kelompok kontak adalah hal yang benar dan baik. Masih banyak ruang gerak untuk pengetatan berikutnya sanksi-sanksi terhadap rezim di Damaskus.

Ketua Partai Hijau Claudia RothFoto: picture-alliance/dpa

Bettina Marx/Dyan Kostermans

Editor: Hendra Pasuhuk

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya