1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Olahraga

Reaksi Lucu Tanggapi Persiapan Asian Games di Jakarta

25 Juli 2018

Di tengah persiapan menjelang Asian Games 2018, Pemprov DKI Jakarta malah diserbu kritik netizen lantaran dinilai kewalahan menata ibukota. Inilah reaksi warganet yang dihimpun dari media sosial.

Aktivitas pemasangan jaring di atas kali Sentiong
Aktivitas pemasangan jaring di atas kali SentiongFoto: Detik.com

Sungai berbau ditutup jaring, bendera peserta bertiang bambu dan terakhir halte bus yang terhalang rumput: tidak sampai sebulan jelang Asian Games 2018 Agustus mendatang, pemerintah provinsi DKI Jakarta dibuat sibuk menjawab tudingan miring warganet.

Melalui Twitter sejumlah kalangan menyuarakan ketidakpuasan atas kinerja pemprov karena dianggap kurang serius menyambut perhelatan olahraga terakbar se-asia tersebut.

Greget di media sosial menyoroti persiapan Asian Games di Jakarta memuncak seputar pembangunan jalur hijau di sekitar trotoar Jalan Jendral Sudirman. Demi "beautifikasi," kata Wakil Gubernur Sandiaga Uno, trotoar dan jalan kini dipisahkan oleh rumput. Namun sayangnya desain pembangunan tidak mengindahkan halte-halte bus yang kini tidak lagi berdiri di tepi jalan.

Akibat pembangunan jalur hijau tersebut, calon penumpang kini harus menunggu bus di atas jalan raya, atau terpaksa menginjak rumput yang belum tumbuh sempurna untuk menaiki kendaraan umum. 

Umumnya warganet menyikapi pembangunan jalur hijau dengan rasa humor, meski diselipi nada sarkasme. Wagub DKI Sandiaga berjanji akan menindaklanjuti keluhan warga, meski mengaku hanya bisa membenahi area rumput setelah Asian Games 2018 berakhir. 

Ia mengusulkan membangun penghubung antara trotoar dan badan jalan untuk dilalui pejalan kaki. "Nanti makanya apakah itu dibuat ramp, apakah buat konektor, nanti kita lihat," kata dia kepada CNN Indonesia. Namun hingga niat tersebut terpenuhi, guyonan warganet terkait cacat desain jalur pedestrian di Jalan Sudirman bisa dipastikan bakal terus mengalir.

Skandal rumput pemisah halte bukan satu-satunya ganjalan jelang Asian Games. Langkah Pemprov DKI menutup kali Sentiong dengan waring untuk mencegah bau busuk menguap juga menuai reaksi tajam. Gubernur Anies Baswedan berkilah, jaring tersebut dipasang setelah mendengar rekomendasi tim ahli. Namun baru beberapa hari dipasang, jaring tersebut dikabarkan mulai rusak.

Seakan tak cukup mendapat tekanan, Anies lantas mengklaim hitamnya kali Sentiong merupakan "warisan" dari gubernur sebelumnya. "Ini karena dulu nggak diperhatikan, jadi kita punya warisan Kali Item. Sekarang diperhatikan," ujarnya kepada Detikcom ketika ditanya perihal langkah kongkrit Pemprov menanggulangi bau busuk di kali Sentiong.

Klaim Anies sontak dipreteli netizen. Mereka mengingatkan kali Sentiong pernah bersih dan tidak berbau di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Saat itu Ahok memang menjadikan normalisasi sungai-sungai di Jakarta sebagai prioritas program penanggulangan banjir.   

Pun ketika sejumlah media di Asia mewartakan langkah Pemprov menutupi kali Sentiong, Anies berkilah jurnalis asing hanya mengikuti pemberitaan media nasional. Ia dan Wagub Sandiaga mengajak wartawan untuk hanya mengedepankan sisi positif persiapan Asian Games 2018.

"Bila teman-teman mengambil sisi suram, maka itulah yang akan diikuti diambil oleh media internasional juga. Bila media lokal ambil sisi cerah, itu pula yang akan diambil. Karena itu kita kerja sama-sama. Kita mau tunjukkan sisi mana," katanya kepada Detikcom.

Namun sayangnya jawaban tersebut gagal meyakinkan netizen.

Kini Pemprov DKI Jakarta berniat mempercantik jaring penutup kali Sentiong agar tidak lagi menjadi bahan cemoohan warganet. Kepada Kompas Wagub Sandiaga berharap langkah "beautifikasi" tersebut bisa membuat kawasan di sekitar kampung atlet Asian Games menarik untuk tujuan wisata. 

"Untuk beautifikasi-nya dipasang lampu, nanti mungkin ada ornamen-ornamen yang dipasang oleh temen-temen dari Dinas Perindustrian dan Energi. Mungkin bisa jadi tempat yang malah menarik," kata dia.


rzn/hp (dari berbagai sumber)