1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Reaksi Tokoh Muslim Indonesia Atas Pidato Obama

Zaki Amrullah28 Januari 2009

Presiden AS Barack Obama mengatakan kepada dunia bahwa negaranya bukan musuh Islam. Ia akan memperbaiki hubungan secara menyeluruh dengan negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim. Apa reaksi tokoh Islam Indonesia?

Obama saat diwawancara pemancar televisi Al Arabiya.Foto: AP

Barack Obama dianggap sebagai simbol Amerika yang baru, oleh sebagian warga Indonesia yang mayoritasnya muslim. Tetapi tak mudah bagi Obama meyakinkan masyarakat Indonesia akan janjinya mendekatkan Amerika ke dunia Islam. Sejauh ini, sebagian besar tokoh Islam di Indonesia masih menyambut dingin janji Obama. Keraguan itu terutama dipicu oleh kebijakan Amerika di Timur Tengah selama ini, yang melukai perasaan umat Islam. Belum lagi, invasi ke Irak dan Afghanistan. Ketua MPR Hidayat Nurwahid, bahkan secara khusus menilai kebijakan pertama Obama dalam menangani konflik Gaza, sebagai tidak adil.

"Itu ungkapan yang baik tentu saja, tapi dunia Islam kan sudah terbiasa mendengar ungkapan yang baik dari Amerika. Yang ingin mereka lihat adalah realisasinya bagaimana? Kalau tetap standar ganda yang ia peragakan, sepenuhnya membela Israel, dengan negaranya, tentu ia mestinya juga membela hak bangsa Palestina untuk merdeka, dan tentu dalam konteks Gaza menjadi sangat tidak adil, kalau dia mengutus utusannya ke Timur Tengah hanya bertemu dengan pihak Machmud Abbas dan mengabaikan fatwa Hamas yang jelas-jelas kemarin coba untuk dihancurkan oleh Israel." Demikian kata Hidayat Nurwahid.

Sikap skeptis juga ditunjukan Nahdlatul Ulama, ormas Islam terbesar di Indonesia. Ketua Umumnya Hasyim Muzadi, juga tidak begitu saja mempercayai komitmen Obama. Ia hanya memberikan komentar pendek: "Kita lihat sajalah kenyataannya, karena tidak mudah juga untuk dia, mengatasi masalah dalam negerinya, semogalah."

Reaksi berbeda diperlihatkan oleh Syafii Maarif. Tokoh Muhammadiyah ini, menyambut baik seruan dan janji Obama untuk mendekatkan diri ke dunia Islam. Menurut Syafii Maarif dengan latar belakang keluarganya yang multibudaya, Obama dipercaya akan membuka babak baru bagi hubungan Amerika dengan dunia Islam. Namun untuk itu diperlukan sebuah dialog untuk memupus sentimen negatif antara Amerika dan dunia Islam yang terbentuk pada era Bush.

Menurut Syafii Maarif: "Berdayakan kelompok moderat di dunia Islam, yang bisa berpikir jernih, diajak mereka berunding. Diajak mereka berdialog, saya rasa bisa. Seperti umpamanya Iran mempunyai Khatami, itu hebat kalau Obama bisa ketemu dengan Khatami, itu akan sangat bagus. Begitu juga umpamanya Obama bisa bertemu dengan seorang tokoh Yahudi anti Zionis di Tel Aviv yang bernama Uri Afnairi itu akan sangat sangat bagus supaya Obama mendapat masukan dari berbagai pihak, sehingga melihat sesuatu secara bulat."

Cendekiawan Islam Azzyumardi Azzra sependapat. Walaupun dimakluminya pula, sikap pesimis para tokoh Islam terhadap Obama, disebabkan oleh kuatnya lobby Israel di Amerika dan Eropa. Namun mantan rektor Universitas Islam Negeri Jakarta ini, tetap memandang pidato Obama itu, sebagai isyarat penting untuk memperbaiki hubungan Amerika dengan dunia Islam. Apalagi Obama juga menunjukan keseriusannya dengan rencana kunjungannya ke sebuah negara Islam. Lebih jauh, Azzyumardi menyebut Indonesia mempunyai peluang untuk berperan penting dalam merealisasikan keinginan Obama itu.

Menurut pendapatnya: "Karena Indonesia itu di Timur Tengah cukup dihormati oleh berbagai negara. Dan kalau dia kunjungi satu negara muslim tertentu di Timur Tengah itu mungkin akan terlihat sikap partisan Obama. Misalnya kalau dia kunjungi Mesir, maka orang Hamas atau kalangan muslim lain menganggap, ini yang dikunjungi sekutunya dulu. Arab Saudi juga sangat tergantung secara pertahanan, Yordania tergantung secara ekonomi dan pertahanan dengan AS. Nah Indonesia tidak tergantung secara politik, tidak tergantung secara keamanan, dari Amerika. Jadi Indonesia itu berada pada posisi yang sangat bagus dan AS menganggap Indonesia sebagai mitra yg sangat baik."