Akankah Inggris mengubur persatuan Eropa? Keluarnya negeri kepulauan itu diyakini tidak cuma akan memicu krisis ekonomi, tapi juga runtuhnya Uni Eropa. Rep. Ceko dan Belanda bahkan sudah berniat menggelar refendum serupa
Iklan
Hari-hari ini Uni Eropa sedang sibuk memprediksi berbagai skenario masa depan tanpa keanggotaan Inggris.
Adalah seorang pria tambun berambut pirang acak-acakan yang awal pekan silam memicu gelombang spekulasi tanpa henti. Kabar bahwa Boris Johnson memutuskan berkampanye agar Inggris keluar dari Uni Eropa tidak cuma menggoyang pasar, tapi juga lanskap politik di Brussels.
Pasalnya walikota London yang digadang bakal menggeser David Cameron sebagai perdana menteri itu adalah politisi paling populer di Inggris. Maka keterlibatannya dalam kampanye anti UE menggandakan peluang negeri kepulauan itu untuk keluar dari Uni Eropa.
Sejak saat itu pasar berlomba-lomba membuat spekulasi. Nilai mata uang Poundsterling terhadap US Dollar anjlok ke level terendah sejak tujuh tahun. Sebanyak 200 perusahaan papan atas Inggris, antara lain Jaguar, Vodafone dan Shell, membuat himbauan agar penduduk mendukung keanggotaan Uni Eropa atau perekonomian terancam kehilangan dana investasi dan lapangan kerja.
Dalih terkuat kelompok yang mendukung Uni Eropa adalah pasar bersama yang menjanjikan akses terhadap 500 juta konsumen di 27 negara. Keluar dari UE berarti biaya tambahan berupaya bea cukai untuk produk-produk Inggris. Lembaga rating Moody's bahkan mewanti-wanti keluarnya Inggris akan berimbas negatif pada kepercayaan pasar.
Namun kelompok anti UE bukan tanpa dalih tandingan. Mereka beralasan tanpa birokrasi Eropa, yang ketat dan berbelit, perekonomian Inggris akan lebih bebas menentukan mitra dagangnya sendiri. Kelompok yang antara lain didukung pendiri Reebok Joe Foster itu mengimpikan sebuah perekonomian independen seperti Singapura.
Menurut berbagai jajak pendapat, krisis pengungsi dan serbuan buruh migran dari negara-negaa miskin Uni Eropa adalah isu terbesar buat kelompok yang menolak Uni Eropa. Wacana tersebut diperkuat dengan sikap negara lain Eropa seperti Jerman yang cendrung mengabaikan permintaan London untuk mengontrol perbatasan dan mengakhiri butir kebebasan berpergian untuk warga EU. Bahwa keterlibatan Boris Johnson ditanggapi serius bisa juga dilihat pada gelombang politik yang muncul jelang referendum 23 Juni mendatang. Skotlandia yang pro Uni Eropa misalnya kembali meniupkan isu referendum kemerdekaan. "Saya kira itu akan menjadi tuntutan penduduk Skotlandia," tutur Nicola Sturgeon, Menteri Pertama Skotlandia.
Namun kekhawatiran terbesar adalah bahwa keluarnya Inggris akan memicu eksodus negara-negara lain yang akan mengakibatkan runtuhnya Uni Eropa. Perdana Menteri Republik Ceko, Bohuslav Sobotka, misalnya mewanti-wanti negaranya akan mengikuti Inggris jika negeri kepulauan itu memutuskan berpisah dari Eropa.
Sebuah jajak pendapat di Belanda menyebut sebanyak 53% penduduk mendukung digelarnya referendum keanggotaan Uni Eropa. Presiden Polandia Andrzej Duda sudah mewanti-wanti dampak negatif jika Inggris keluar. "Kami kira hal itu akan memicu krisis besar atau bahkan runtuhnya Uni Eropa," tuturnya.
10 Fakta Menarik Tentang Inggris
Banyak hal yang menarik dari kerajaan ini, seperti taksi yang unik, penjaga istana dan tradisi minum teh. Berikut beberapa diantaranya.
Foto: Fotolia/william87
Keluarga Kerajaan
Kerajaan Britania Raya dipimpin oleh Ratu Elizabeth II. Putra mahkota adalah Pangeran Charles. Berita tentang kehidupan anggota keluarga kerajaan sangat digemari media. Termasuk tentang anak-anak Pangeran William dan Kate, serta kisah tentang Lady Di yang meninggal secara tragis dalam kecelakaan di Paris tahun 1997.
Foto: Getty Images
Penjaga Ratu
Queen's Guard atau penjaga ratu adalah sebutan bagi tentara yang bertugas untuk mengawal kediaman resmi para anggiota keluarga kerajaan di Inggris. Penjaga yang paling dikenal oleh turis adalah yang menjaga Istana Buckingham.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Probst
Perdana Menteri
Gelar lengkap PM Inggris adalah "The Prime Minister of the United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland". PM saat ini Theresa May, pimpinan Partai Konservatif, merupakan perdana menteri perempuan ke-dua setelah Margaret Thatcher.
Foto: Reuters/T. Melville
Iron Lady
Margaret Thatcher memiliki julukan sebagai "Iron Lady" - perempuan bertangan besi. Ia meninggal tahun 2013 setelah terserang stroke. Thatcher merupakan perempuan pertama yang menduduki kantor perdana menteri Inggris (1979-1990) dan merupakan salah satu tokoh politik yang paling berpengaruh di abad ke-20.
Foto: Getty Images
Big Ben
Big Ben adalah julukan bagi lonceng yang terdapat di menara jam di London. Menara ini sebenarnya secara resmi bernama Elizabeth Tower, usai perayaan Diamond Jubilee, 60 tahun tahta Ratu Inggris di tahun 2012.
Foto: Reuters
James Bond
Ian Fleming menulis serial novel James Bond yang berfokus pada kisah fiksi salah seorang anggota dinas rahasia Inggris. Buku pertamanya diterbitkan tahun 1953. Dari buku, James Bond beralih ke layar lebar dan menjadi salah satu rangkaian film paling sukses di dunia.
Foto: picture alliance
Tradisi Minum Teh
"Tea time" akan kerap didengar saat berada di Inggris. Minum teh di sore hari adalah bagian dari budaya orang Inggris. Mereka mengkonsumsi teh dalam jumlah paling banyak dibanding warga negara lainnnya (2,5 kali lebih banyak dari orang Jepang dan 22 kali lebih banyak dari orang Amerika atau Perancis).
Foto: Fotolia/Grafvision
Black Cabs
Bentuk taksi ini unik. Agak membulat dan biasanya berwarna hitam. Kadang juga dikenal dengan sebutan "London Taxis". Untuk memperingati perayaan 50 tahun tahta Ratu Elizabeth, 50 Black Cabs dicat warna keemasan.
Foto: by-nacaseven-nc-nd
Mind The Gap
Ungkapan “mind the gap” adalah peringatan yang biasanya terpampang di stasiun kereta bawah tanah di Inggris agar penumpang berhati-hati saat keluar kereta karena adanya jarak antara kereta dengan platform stasiun. Kalimat ini pertama kali dikenalkan tahun 1969 di London Underground dan menjadi simbol khas suvenir-suvenir yang dijual Transport for London.
Foto: Reuters
Bilik Telepon Merah
Perancangnya adalah Sir Giles Gilbert Scott. Bilik telepon merah bisa ditemukan di jalan-jalan Inggris, Malta, Bermuda dan Gibraltar. Sejak Oktober 2014, beberapa kota telepon yang tidak digunakan lagi dicat hijau dan dirombak menjadi tempat untuk mencas ponsel secara gratis.