Dianggap Memonopoli, Google Dituntut untuk Jual Chrome
21 November 2024
Google menguasai sekitar 90% pasar mesin pencari daring dengan lebih dari 60% pengguna menggunakan Google Chrome untuk melakukan pencarian tersebut.
Iklan
Jaksa di pengadilan AS hari Rabu (20/11) meminta hakim untuk memaksa Google Alphabet menjual aplikasi Chrome-nya, berbagi data dan hasil pencarian dengan pesaing, dan mengambil langkah-langkah lain untuk mengakhiri monopoli pencarian di internet.
Sebuah dokumen pengadilan menunjukkan bahwa Departemen Kehakiman mendesak agar Google dilarang menjadi standar mesin pencari pada telepon pintar untuk mencegah raksasa teknologi AS itu mengeksploitasi sistem operasi seluler Android-nya.
Aplikasi Chrome adalah aplikasi web paling populer di dunia dan menyediakan informasi pengguna kepada Google untuk membantu Google mempersonalisasi iklan. Google sendiri menguasai sekitar 90% pasar pencarian daring dengan lebih dari 60% pengguna mengandalkan Google Chrome untuk melakukan pencarian online.
Penjualan Chrome akan "menghentikan secara permanen kendali Google atas titik akses pencarian penting ini dan memungkinkan mesin pencari pesaing untuk mengakses aplikasi yang bagi banyak pengguna merupakan gerbang menuju internet," kata Departemen Kehakiman.
Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Apa dampaknya bagi Google?
Jika pengadilan AS mengikuti saran Departemen Kehakiman untuk memaksa Google menjual Chrome, hal itu akan menjadi pukulan telak bagi keuntungan perusahaan.
Iklan
Google sebelumnya menyebut gagasan pemisahan itu "radikal." Google diharapkan untuk mengajukan proposal perubahan praktik bisnisnya dalam pengajuan pengadilan bulan depan.
Adam Kovacevich, kepala eksekutif Chamber of Progress, sebuah kelompok perdagangan industri, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tuntutan pemerintah AS "fantastis," menambahkan bahwa tindakan yang lebih longgar lebih cocok untuk kasus tersebut.
Apa yang Paling Sering Orang Jerman Cari di Google?
Sama seperti orang-orang di negara lain, warga Jerman juga telah beralih ke Google untuk menemukan jawaban atas banyak pertanyaan. Berikut adalah pencarian teratas selama tahun 2019.
"The Floss" adalah gerakan tarian di mana seseorang mengepalkan tangan dan mengayunkan lengan dari belakang tubuh lalu ke depan. Tarian ini mulai populer setelah seorang remaja, Russell Horning melakukannya di atas panggung saat Katy Perry melantunkan "Swish Swish" pada acara Saturday Night Live, Mei 2017.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Washington Prime Group/K. Kmonicek
Sosok: Greta Thunberg
Aktivis asal Swedia, Greta Thunberg menjadi simbol gerakan protes perubahan iklim setelah ia memulai aksi unjuk rasa di depan parlemen di Stockholm, Agustus 2018. Demo mingguan yang dilakukannya memicu gerakan massal "Fridays for Future", mendorong siswa-siswa di berbagai belahan dunia untuk bolos sekolah setiap Jumat dan turun ke jalan menuntut pemimpin negara ambil tindakan atas perubahan iklim.
Foto: picture-alliance/TT/J. Gow
31 Oktober, hari libur?
Selain Halloween, bagi orang Jerman tanggal 31 Oktober merupakan Hari Reformasi, hari libur agama Kristen Protestan yang telah menjadi hari libur umum di lima negara bagian bekas Jerman Timur sejak 1990. Muncul kebingungan karena empat negara bagian di utara Jerman mengadopsi hari libur tersebut pada 2018. Sehari berselang, lima negara bagian tersebut miliki hari libur All Saints pada 1 November.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Pleul
Berita politik: Pemilu Parlemen Eropa
Pemilu Parlemen Eropa diadakan pada Mei 2019. Partai Rakyat Eropa yang dipimpin oleh Manfred Weber memenangkan kursi terbanyak di Parlemen Eropa, yang seharusnya menjadikan Weber kandidat pemimpin Komisi Eropa. Tetapi setelah pemilu, Dewan Eropa memutuskan untuk mencalonkan Ursula von der Leyen sebagai presiden baru Komisi Eropa.
Foto: picture-alliance/Photoshot/Zhang Cheng
FIlm: 'The Joker'
"The Joker" adalah salah satu film yang paling ditunggu-tunggu di tahun 2019. Kemunculannya di bioskop tak luput dari kontroversi. Orang-orang mempertanyakan penggambaran penyakit mental dan memperdebatkan kisah hidup seorang penyendiri yang diintimidasi masyarakat lalu berubah melakukan tindakan kekerasan.
Pasal 13 (sekarang Pasal 17) adalah bagian dari hak cipta baru Uni Eropa yang mulai berlaku pada Juni 2019. Para pendukung amandemen mengatakan pasal ini akan membantu mencegah kejadian pelanggaran hak cipta. Tetapi bagi para pembuat konten di media sosial dan YouTube, pasal ini dikhawatirkan membatasi kreatifitas melalui sensor.
Foto: picture-alliance/A. Pohl
Wafatnya Karl Lagerfeld
Perancang busana asal Jerman, Karl Lagerfeld meninggal pada 19 Februari 2019. Ia adalah salah satu tokoh paling terkenal di dunia mode dan sering difoto dengan kucing Birman Choupette yang juga terkenal. Lagerfeld merupakan direktur kreatif rumah mode Prancis Chanel, jabatan yang didudukinya sejak tahun 1983 hingga ia wafat.
Foto: picture-alliance/AP Photo/E. Agostini
Atlet: Leroy Sane
Leroy Sane adalah pesepak bola Jerman, berusia 23 tahun yang bermain untuk Manchester City dan tim nasional Jerman. Muncul rumor bahwa Sane akan pindah ke Bayern Munich, tetapi batal karena ia alami cedera parah pada Agustus lalu sehingga membuatnya absen berbulan-bulan. Fans Bayern terus memantau Google untuk mencari berita tentang pemulihannya.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Anspach
8 foto1 | 8
Google punya posisi monopoli
Pada bulan Agustus lalu, raksasa internet Alphabet kalah dalam proses antimonopoli terbesar yang pernah dihadapinya. Seorang hakim AS memutuskan bahwa anak Perusahaan Alphabet, Google, merupakan perusahaan monopoli di pasar pencarian daring.
Hakim Pengadilan Federal AS Amit Mehta memutuskan bahwa tindakan Google membayar USD26,3 miliar kepada perusahaan lain agar menjadikan mesin pencari internetnya sebagai opsi default pada telepon pintar secara efektif menghalangi pesaing lain untuk berhasil di pasar.
Persidangan atas kasus ini akan dimulai pada bulan April 2025, dan Hakim Amit Mehta bermaksud untuk memberikan putusan sebelum bulan September. Namun banyak pihak menilai, dengan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden, pejabat Departemen Kehakiman yang baru dapat mengubah jalannya kasus tersebut.