Menteri Dalam Negeri Jerman Alexander Dobrindt melarang faksi ekstrim kanan gerakan "Reichsbürger". Sejumlah pemimpin gerakan ini ditangkap, termasuk yang mendeklarasikan diri sebagai raja.
Joachim Widera, seorang Reichsbürger, menunjukkan paspor Deutsches ReichFoto: Picture-Alliance/dpa/P. Seeger
Iklan
Gerakan ini dituding berusaha mendirikan “negara tandingan“ di dalam Jerman. Pelarangan diumumkan setelah polisi pada Selasa (13/5) melakukan aksi penyergapan ke properti milik anggota kunci grup ini di tujuh negara bagian Jerman, menangkap empat pentolannya, termasuk Peter Fitzek, yang menyatakan dirinya sebagai raja dari monarki "Reichsbürger".
Aparat keamanan Jerman menyebut, Fitzek mendirikan grup ini pada 2012.
Mendagri Dobrint menyebutkan landasan hukum untuk pelarangan grup ini adalah, “Anggota kelompok menciptakan negara tandingan di dalam negara Jerman, dan membangun struktur ekonomi kriminal”.
“Dalam hal ini, mereka melecehkan aturan hukum dan monopoli negara republik Federal Jerman dalam legitimasi penggunaan kekuatan“, tambah Dobrint. Dalam waktu bersamaan, Reichsbürger menggunakan narasi konspirasi antisemitisme, untuk medukung klaim otoritas mereka.
Serangan Teror Ekstremis Kanan: Sebuah Rentang Sejarah
Dalam 10 tahun terakhir telah terjadi banyak serangan terhadap komunitas Muslim dan Yahudi, serta orang non-kulit putih. DW merangkum beberapa serangan teror ekstremis kanan terbesar di dunia.
Foto: picture-alliance/empics/PA Wire/D. Lawson
Jerman 2009: Penusukan terhadap wanita di pengadilan Dresden
Marwa El-Sherbini, seorang apoteker yang tinggal di Dresden bersama dengan suami dan putranya dibunuh di pengadilan Dresden pada 1 Juli 2009. Ia ditusuk seorang pria berusia 28 tahun keturunan Jerman-Rusia, tak lama setelah memberikan kesaksian terhadap pria ini untuk kasus kekerasan verbal. El-Sherbini adalah korban pembunuhan yang pertama dalam serangan Islamophobic di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Hiekel
Norwegia 2011: Breivik, pembunuh massal dengan serangan teror.
Dua aksi terror dilakukan sendirian oleh extremis sayap kanan, Anders Behring Breivik tewaskan 77 orang tanggal 22 Juli 2011. Aksi pertamanya adalah pemboman di sebuah kantor pemerintahan di Oslo. Aksi dilanjutkan dengan pembantaian anak-anak muda yang berkemah di pulau Utoya. Sebelum, Breivik mengeluarkan manifestasi yang mengecam multikulturalisme dan islamisasi Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Berit
AS 2015: Penembakan di Chapel Hill
Tiga mahasiswa, yakni Deah Barakat, istrinya Yusor Abu-Salha dan saudara perempuannya Razan Abu-Salha ditembak mati oleh tetangga mereka yang berusia 46, 10 Februari 2015. Penembak menggambarkan dirinya sebagai penantang agama dan telah berulang kali dilaporkan karena ancaman dan penghinaan terhadap korbannya. Peristiwa ini viral di media sosial dan bertagar #MuslimLivesMatter.
AS 2015: Pembunuhan massal di gereja di Charleston
17 Juni 2015: Seorang teroris kulit putih melepaskan tembakan di gereja Emanuel African Methodist Episcopal di Charleston, Carolina Selatan. Sembilan orang anggota jemaat Afrika-Amerika terbunuh, termasuk seorang pendeta. Pelaku yang berusia 21 tahun ini dijatuhi hukuman mati akibat melakukan kejahatan berdasarkan kebencian.
Foto: Getty Images/J. Raedle
Jerman 2016: Penembakan massal di München
Sebuah penembakan massal di pusat perbelanjaan di München pada 22 Juli 2016 memakan setidaknya 36 korban luka dan 10 korban jiwa – termasuk pelaku penembakan yang baru berusia 18 tahun. Pelaku adalah warga Jerman keturunan Iran. Menurut keterangan kepolisian, ia banyak membuat komentar bersifat xenofobia dan rasis, serta yang memuja pelaku penembakan sekolah.
Foto: Getty Images/J. Simon
Inggris 2017: Serangan di masjid Finsbury Park
19 Juni 2017, seorang pria berusia 47 tahun membunuh satu orang dan melukai 10 orang lainnya dalam serangan yang menggunakan mobil van. Pelaku menabrakkan mobil ke arah oarang-orang di jalur pejalan kaki dekat masjid Finsbury Park di utara London. Semua korban adalah muslim yang sedang bejalan menuju masjid untuk salat Tarawih. Pelaku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Foto: picture-alliance/AP Photo/F. Augstein
AS 2017: Serangan mobil saat gerak jalan neo-Nazo di Charlottesville
Satu orang wanita terbunuh dan puluhan lainnya terluka ketika seorang nasionalis kulit putih menabrakkan mobilnya ke arah kerumunan demonstran di Charlottesville, Virginia pada 12 Agustus 2017. Para demonstran menentang aksi protes bernama Unite the Right, yakni pertemuan antar para supremasi kulit putih, nasionalis kulit putih, serta neo-Nazi. Pelaku dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Foto: Getty Images/AFP/P.J. Richards
Kanada 2017: Serangan masjid di Quebec
Seorang pria bersenjata menembaki jamaah di Islamic Cultural Center di Quebec, akhir Januari 2017. Peristiwa ini menewaskan enam orang dan melukai puluhan lainnya. Penembakan itu terjadi di malam hari, saat salat berlangsung. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau mengutuk penembakan itu sebagai "serangan teroris terhadap Muslim di rumah ibadah dan perlindungan."
Foto: Reuters/M. Belanger
AS 2018: Penembakan Sinagoge Tree of Life
Pada 27 Oktober 2018, seorang pria bersenjata berusia 46 tahun melepaskan tembakan di sebuah sinagoga di kota Pittsburgh, AS. Peristiwa ini menewaskan 11 orang dan melukai tujuh lainnya. Dia dilaporkan meneriakkan ejekan anti-Semit selama serangan dan sebelumnya memposting teori konspirasi di internet. Itu adalah serangan paling mematikan terhadap orang Yahudi dalam sejarah AS.
Foto: picture-alliance/AP/M. Rourke
Jerman 2019: Serangan tahun baru di Bottrop and Essen
Tak lama setelah tengah malam ketika orang-orang merayakan tahun baru, seorang pria berusia 50 tahun melakukan serangan yang ditargetkan terhadap imigran di kota Bottrop dan Essen, Jerman barat - melukai delapan orang dan satu luka serius. Dia sengaja menabrakkan mobilnya ke arah keluarga Suriah dan Afghanistan yang sedang merayakan dengan anak-anak mereka di Bottrop.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Kusch
Selandia Baru 2019: Serangan masjid menara kembar di Christchurch
Setidaknya 50 tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan. Pihak berwenang sebut ini sebagai "serangan ekstremis sayap kanan" dan peristiwa penembakan paling mematikan dalam sejarah negara itu. Salah seorang pelaku siarkan langsung serangan itu dan tuliskan manifesto rasis di internet. Perdana Menteri Jacinda Ardern menyebutnya "salah satu hari paling gelap di Selandia Baru." (Ed.: ga/ml)
Foto: picture-alliance/empics/PA Wire/D. Lawson
11 foto1 | 11
Apa sebenarnya gerakan Reichsbürger?
Reichsbürger secara literal adalah ‘Masyarakat Kekaisaran Jerman', sebutan bagi para penganut teori konspirasi yang menyangkal keabsahan Jerman sebagai Republik Federal pasca Perang Dunia Kedua. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Meski seringkali tumpang tindih dengan kelompok sayap kanan, Reichsbürger dikenal dari keyakinannya akan empat hal, yakni: Reich (Kekaisaran) Jerman yang didirikan sebelum perang dunia masih eksis secara hukum hingga kini, Republik Federal Jerman pascaperang tidak memiliki konstitusi yang sah, Republik Federal sama sekali bukan negara, melainkan perusahaan swasta, dan Republik Federal Jerman masih berada di bawah penguasaan negara-negara sekutu.
Gerakan yang muncul pada tahun 1980-an ini terdiri dari kelompok-kelompok terorganisir dan individu-individu seluruh Jerman, yang melakukan perlawanan terhadap organ-organ administratif negara.
Beberapa anggota Reichsbürger menolak membayar denda dan pajak, mengabaikan perintah pengadilan, bahkan mendeklarasikan "teritorial” mereka serta menamainya "Zweites Kaiserreich” ("Kekaisaran Jerman Kedua”),"Freistaat Preußen” ("Negara Bebas Prusia”), atau "Fürstentum Germania” ("Kerajaan Germania”). Reichsbürger membuat paspor dan surat izin mengemudi mereka sendiri, bahkan Fitzek mendeklarasikan diri sebagai raja.
Seradikal Apa Ekstrem Kanan Eropa?
Perkembangan ekonomi yang terseok-seok, ketidakpuasan akan kebijakan Uni Eropa dan krisis imigran menyebabkan partai ekstrem kanan Eropa meraih sukses besar. Inilah para tokohnya serta politik mereka:
Foto: picture-alliance/dpa
Frauke Petry, Partai Alternative (Jerman)
Ketua Alternative für Deutschland AfD, Frauke Petry, menyarankan penjaga perbatasan menggunakan senjata terhadap pelintas perbatasan ilegal. AfD awalnya partai yang skeptis terhadap Uni Eropa. Sekarang mereka sudah menjadi kekuatan anti Eropa dan anti pemerintah. AfD berhasil meraih suara cukup besar dalam pemilu di sejumlah negara bagian Jerman Maret 2016.
Foto: Reuters/W. Rattay
Marine Le Pen, Front National (Perancis)
Banyak orang khawatir, bahwa Brexit dan kemenangan Donald Trump di AS bisa menjadi dorongan baru bagi partai ekstrem kanan Perancis, Front National. Partai itu didirikan 1972, dan kini dipimpin Marine Le Pen, yang 2011 mengambilalih kepemimpinan dari ayahnya, Jean-Marie Le Pen. Partai nasionalis ini menggunakan retorika populis untuk mendorong sikap anti imigran dan anti Uni Eropa.
Foto: Reuters
Geert Wilders, Partai Kebebasan (Belanda)
Pemimpin Partij voor de Vrijheid Belanda ini adalah salah satu politisi ektrem kanan paling penting di Eropa. Ia dinyatakan bersalah atas komentar penuh kebencian yang dilontarkan 2014 terhadap warga Maroko. Partainya dianggap anti UE dan anti Islam. Hadapi pemilu Maret 2017, jajak pendapat tunjukkan, partainya yang menduduki 15 kursi di majelis rendah, dapat dukungan besar.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Koning
Nikos Michaloliakos, Chrysi Avgi (Yunani)
Partai Golden Dawn adalah partai neo fasis Yunani. Pemimpinnya, Michaloliakos ditangkap September 2013 bersama sejumlah anggota lainnya, dan dituduh membentuk organisasi kriminal. Michaloliakos dibebaskan Juli 2015. Golden Dawn memenangkan 18 kursi dalam pemilu parlemen September 2016. Partai itu bersikap anti imigran dan mendukung kesepakatan dengan Rusia mengenai pertahanan.
Foto: Angelos Tzortzinis/AFP/Getty Images
Gabor Vona, Partai Jobbik (Hongaria)
Partai Jobbik yang anti imigrasi, anti LGBT, populis dan dukung proteksi ekonomi berusaha masuk dalam parlemen Hongaria tahun 2018. Sekarang mereka sudah jadi partai ketiga terbesar di Hongaria. Dalam pemilu terakhir tahun 2014, partai ini mendapat 20% suara. Partai inginkan referendum keanggotaan negara dalam Uni Eropa. Jobbik dipimpin Gabor Vona.
Foto: picture alliance/dpa
Jimmie Akesson, Sverigedemokraterna (Swedia)
Nama partainya berarti Demokrat Swedia. Setelah kemenangan Trump di AS Akesson menyatakan, di Eropa, seperti di AS, ada gerakan yang melawan "establishment" dan pandangan yang selama ini berlaku. Partai Demokrat Swedia menyerukan restriksi imigrasi, dan menentang keanggotaan Turki dalam UE juga menginginkan referendum keanggotaan Swedia dalam UE.
Foto: AP
Norbert Hofer, Freiheitliche Partei (Austria)
Hofer dari Partai Kebebasan FPÖ yang nosionalis hanya kalah 30.000 suara dalam pemilu presiden terakhir. Mantan pemimpin Partai Hijau, Alexander Van der Bellen mendapat 50,3% suara, sementara Hofer 49,7%. Pemimpin FPÖ itu menyerukan penguatan perbatasan Austria dan pembatasan sokongan finansial bagi imigran.
Foto: Reuters/L. Foeger
Marian Kotleba, ĽSNS (Slovakia)
Pemimpin partai ekstrem kanan, Partai Rakyat-Slovakia Milik Kita mengatakan, "Satu imigranpun sudah terlalu banyak." Dalam kesempatan lain ia menyebut NATO organisasi kriminal. Partai Slovakia ini ingin negaranya meninggalkan Uni Eropa dan zona mata uang Euro. Mereka menang 8% suara dalam pemilu Maret 2016, dan mendapat14 kursi dari total 150 mandat parlemen. (ml/as)
Foto: picture-alliance/dpa
8 foto1 | 8
Apakah mereka sekumpulan orang gila?
Selama bertahun-tahun, Reichsbürger dianggap tidak berbahaya, dan pihak berwenang mengabaikan seruan-seruan mereka yang ingin menjatuhkan pemerintah. Namun, gerakan ini berubah dalam satu dekade terakhir. Mereka kian menonjol, menggencarkan ideologi sayap kanan, serta bertindak dengan kekerasan.
Beberapa anggota Reichsbürger menimbun senjata. Pada tahun 2016, Wolfgang P. Reichsbürger menembak mati seorang polisi negara bagian Bayern yang berupaya menyita timbunan senjatanya. Di tahun yang sama, Badan Intelijen dalam negeri, Kantor Federal Perlindungan Konstitusi (BfV), secara resmi menempatkan gerakan Reichsbürger dalam pengawasan.
BfV ditugaskan untuk melacak kelompok-kelompok ekstremis dari semua lapisan masyarakat di Jerman. Pada tahun 2022, BfV memperkirakan jumlah Reichsbürger mencapai 23.000 (2.000 lebih banyak daripada tahun 2021), lebih dari 5% di antaranya diklasifikasikan sebagai kolompok ekstremis sayap kanan. Badan inteligen tersebut juga mencatat adanya peningkatan tindak kejahatan yang dilakukan Reichsbürger sejak tahun 2019. Hal ini membuat ribuan izin kepemilikan senjata api telah dicabut oleh pihak berwenang Jerman dalam beberapa tahun terakhir.
Potensi ancaman gerakan Reichsbürger kian signifikan pada 7 Desember 2022, ketika serangkaian penggerebekan yang dilakukan polisi Jerman turut mengungkap plot menggulingkan pemerintahan Jerman. Termasuk dalam plot tersebut, rencana untuk menyerbu parlemen, menangkap kanselir, menteri-menteri penting, pemimpin oposisi, serta membentuk pemerintahan sementara untuk menegosiasikan tatanan negara yang baru di Jerman.
Sebagian besar Reichsbürger adalah laki-laki berusia antara 40-60 tahun, meskipun beberapa pengamat percaya, proporsi perempuan lebih besar di Reichsbürger dibandingkan dengan kelompok ekstremis sayap kanan pada umumnya.
Gerakan Reichsbürger kian radikal selama pandemi COVID-19, ketika keyakinan kmlompok ini mendapatkan dukungan dari gerakan "Querdenker", yang memprotes pembatasan pandemi yang ditetapkan oleh pihak berwenang.
Meskipun menolak sistem resmi, Reichsbürger kadang membanjiri pengadilan Jerman dengan mengajukan keberatan atas keputusan pengadilan dan dengan mengajukan tuntutan pembayaran ganti rugi kepada otoritas setempat.
Hal ini menambah beban birokrasi bagi pemerintah setempat, yang harus memproses setiap permohonan yang masuk. Di luar pekerjaan ekstra yang tidak masuk akal, banyak staf pemerintahan serta politisi lokal melaporkan pelecehan verbal dan fisik dari Reichsbürger.
Iklan
Teori Reichsbürger - dan mengapa teori tersebut tidak benar
Reichsbürger mengklaim bahwa Jerman bukanlah sebuah negara yang merdeka, melainkan sebuah perusahaan swasta yang diciptakan sekutu pemenang Perang Dunia II. Mereka mengklaim "Tidak adanya perjanjian damai” sebagai salah satu argumen teori ini.
Memang pada akhir Perang Dunia II, Jerman menyerah tanpa syarat, tetapi tidak membuat perjanjian perdamaian, karena tidak ada pemerintah Jerman yang dapat menandatanganinya saat itu. Hal ini memungkinkan Reichsbürger untuk berargumen bahwa Republik Federal Jerman tidak pernah menjadi negara yang berdaulat, melainkan masih berada di bawah kuasa negara-negara sekutu Uni Soviet, Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris.
Suasana Sebelum Tembok Berlin Dibangun
Tinggal di Jerman Timur, tetapi nonton konser dan bioskop di Jerman Barat. Begitupun sebaliknya. Sebelum tembok dibangun, Berlin adalah kota terbuka. Inilah kilas balik pertukaran budaya yang signifikan saat itu.
Foto: DW/H. Rawlinson
Bioskop di Sepanjang Tirai Besi
Pada tahun 1950-an banyak "bioskop perbatasan" dibuka di perbatasan sektor Berlin Barat. Corso, yang dikenal sebagai Lichtburg, salah satu yang terbesar. Konsepnya digagas Oscar Martay, pejabat tinggi urusan film dari Komisi Tinggi Amerika untuk Pendudukan Jerman. Tujuannya untuk mempublikasikan nilai-nilai Barat dan "dunia bebas" ke Timur.
Foto: Gert Schütz/akg-images/picture alliance
Diskon Harga Tiket untuk Warga Berlin Timur
Bioskop di kawasan Checkpoint Charlie di perbatasan Berlin Barat-Timur, juga sangat populer. Bioskop-bioskop menawarkan diskon harga tiket bagi penduduk sektor Soviet. Saat itu nilai tukar resmi mata uang Mark Jerman Timur dan Barat adalah 1:4, untuk pengunjung bioskop dari Timur nilai tukarnya ditetapkan 1:1.
Foto: akg-images/picture alliance
Akhir Sebuah Era
Sebagian besar bioskop perbatasan terletak di sepanjang jalan penting yang menghubungkan Berlin Timur dan Barat. Bioskop diizinkan untuk buka dari dini hingga sepanjang hari. Pembangunan Tembok Berlin menandai berakhirnya era bioskop di perbatasan. Banyak bioskop bangkrut atau dialih fungsikan.
Foto: picture-alliance/dpa/N. Armer
Konser jazz di Barat
Jazz, seperti genre musik Barat lainnya, dicap sebagai "racun imperialisme" di Jerman Timur. Kaum muda Berlin Timur datang berbondong-bondong ke konser di Barat, saat pertunjukan legendaris oleh Louis Armstrong di Sportpalast Berlin Barat tahun 1955. Itu menjengkelkan rezim Jerman Timur yang ingin memaksakan idealismenya agar diterima kaum muda.
Foto: Heritage-Images/picture alliance
Kalah oleh Popularitas Musik
Otoritas Jerman Timur yang rasis merendahkan jazz sebagai "budaya monyet imperialis". Tapi pada satu titik rezim menyadari, tidak dapat menghalangi popularitasnya yang semakin meningkat. Mereka akhirnya mengundang Armstrong ke Jerman Timur pada pertengahan 1960-an. Ia bintang AS pertama yang tampil di negara komunis itu. Saat konser digelar, Tembok Berlin sudah tiga setengah tahun berdiri.
Foto: akg-images/picture-alliance
Monumen Budaya Legendaris
Di Berlin Timur, Clärchens Ballhaus, dinamai sesuai pemilik asli Clara Bühler adalah aula dansa yang populer dan ruang pertemuan untuk orang Jerman Timur dan Barat. Didirikan sekitar tahun 1900, dimiliki secara pribadi sepanjang era Jerman Timur. Rumah minum legendaris Berlin itu, selamat dari dua perang dunia dan perpecahan Jerman. Hingga kini tetap menjadi daya tarik populer di Berlin.
Foto: Rolf Zöllner/imago images
Pusat Belanja Peralatan Elektronik
Warga Berlin Barat pergi ke bagian timur kota tidak hanya untuk berdansa semalaman, tetapi juga untuk berbelanja. Selain buku, peralatan fotografi dan kertas foto sangat diminati, dan tersedia dengan harga murah di Haus der Elektroindustrie di Alexanderplatz.
Foto: Thomas Bartilla/akg-images/picture-alliance
Ke Timur untuk Potong Rambut
Jasa juga lebih murah di Timur, termasuk salon potong rambut. Banyak warga Berlin Barat pergi ke bagian timur kota untuk memotong rambut dengan model terbaru. Tarifnya sekitar 1,10 Mark Jerman Timur, setara dengan 25 pfennig Jerman Barat. Di Barat, untuk potong rambut dengan model terbaru, tarifnya sekitar 4 Mark Jerman Barat.
Foto: akg-images/picture alliance
Menyerap Budaya
Warga Berlin Barat yang menyukai opera, teater dan museum, biasanya mengunjungi teater kabaret Distel atau Opera Negara "Staatsoper" di Berlin Timur. Sebagian besar seniman di sana berasal dari Berlin Barat. Ketika Tembok Berlin dibangun pada tahun 1961, para seniman harus meninggalkan profesinya. Banyak posisi dibiarkan tetap kosong karena kekurangan pekerja profesional. (bn/as)
Foto: imago images/Stana
9 foto1 | 9
Pada tahun 1949 Jerman terbagi dalam dua wilayah. Jerman Timur yang diduduki Uni Soviet serta wilayah Jerman Barat yang diduduki Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris. Wilayah Jerman Timur disebut Republik Demokratik Jerman dibawah kepemimpinan partai komunis soviet, dan wilayah Jerman Barat yang disebut sebagai Republik Federal Jerman, yang beraliran liberal.
Namun, ketika perjanjian "Zwei plus Vier Vertrag” atau Traktat Jerman ditandatangani pada tahun 1990- antara Jerman Barat, Jerman Timur, Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Uni Soviet untuk mengatur penyatuan kembali Jerman, keempat kekuatan sekutu melepaskan semua hak yang tersisa dan mengakui kedaulatan utuh Jerman sebagai satu negara federal.
Teori lainnya yang dipercaya kaum Reichsbürger adalah konstitusi transisi Jerman.
Ketika Jerman Barat menerapkan Undang-Undang Dasar (Grundgesetz) pada tahun 1949, istilah "konstitusi” sengaja dihindari karena saat itu Jerman masih terbagi dalam dua wilayah dan kedua negara Jerman tidak saling mengakui keabsahan satu sama lain. Karena Undang-Undang Dasar Jerman Barat tidak dapat mencakup seluruh rakyat Jerman, maka undang-undang ini dianggap bersifat sementara.
Pada tahun 1972, kedua negara Jerman menjajaki kembali hubungan mereka dan menerima perbatasan wilayah mereka, namun masih belum mengakui kedaulatan satu sama lain. Ini membuat rancangan Undang-Undang Dasar kian rumit.
Mahkamah Agung Jerman Barat kemudian mengeluarkan konstitusi transisi Jerman, yang dijadikan acuan oleh kelompok Reichsbürger hingga hari ini:
"Undang-Undang Dasar mengasumsikan bahwa Kekaisaran Jerman selamat dari kolaps yang terjadi pada tahun 1945 dan tidak musnah baik dengan penyerahan diri maupun melalui pelaksanaan kekuasaan negara asing di Jerman oleh kekuatan kedudukan Sekutu, atau setelahnya; hal ini dapat dilihat pada bagian pembukaan, Pasal 16, Pasal 23, Pasal 116 dan Pasal 146 Undang-Undang Dasar. [...] Kekaisaran Jerman masih ada, masih memiliki kapasitas hukum, tetapi tidak mampu bertindak sebagai negara secara keseluruhan karena kurangnya organisasi, khususnya karena kurangnya organ yang dilembagakan."
Namun Traktat Jerman telah mengakhiri berlakunya konstitusi transisi yang dibuat Jerman Barat. Undang-Undang Dasar yang berlaku untuk seluruh Jerman mengubah keberlakuan Pasal 146 Undang-Undang Dasar Jerman Barat, menyatakan: "Undang-Undang Dasar ini, sejak tercapainya unifikasi Jerman, tidak lagi berlaku saat konsitusi yang diadopsi oleh rakyat Jerman secara kesuluruhan mulai diberlakukan.”
Reichsbürger tetap bersikeras bahwa ini adalah tipu muslihat yang tidak pernah disetujui oleh referendum rakyat Jerman, bahwa Undang-Undang Dasar sementara hanya berlaku untuk Jerman Barat saja, dan karena undang-undang tersebut tidak lagi sah.
Jerman hanyalah sebuah perusahaan: Akhirnya, "Reichsbürger” berpegang pada teori bahwa Jerman hanyalah sebuah perseroan terbatas dan penduduknya hanyalah karyawannya. Mereka sering menyebut "Bundesrepublik Deutschland GmbH” (perseroan terbatas Republik Federal Jerman).
Perusahaan semacam itu memang ada, tetapi merupakan milik pemerintah federal yang mengurus uang negara dan transaksi pasar modal. Selain itu, perusahaan ini tidak didirikan sesaat sebelum penyatuan kembali pada tahun 1990, seperti yang sering dikatakan, tetapi pada akhir tahun 2000.
*Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris