Rejim Militer Thailand Klaim Didukung 99 Persen Rakyatnya
23 Desember 2015
Rejim militer di Thailand mengatakan 99 persen dari rakyat negara itu senang dengan kinerja pemerintahan militer sejak tentara mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun lalu.
Iklan
Inilah jenis hasil jajak pendapat yang biasanya terlihat dalam hasil pemilihan umum di Korea Utara atau saat Irak berada di bawah kekuasaan Saddam Hussein. Pemerintahan militer di Thailand mengklaim bahwa 98,9 persen warga negara Gajah Putih itu puas dengan kinerja pemerintahan.
Survei yang dilakukan oleh Badan Statistik Nasional Thailand itu menunjukkan bahwa 98,9 persen responden merasa puas dan percaya pada kinerja pemerintahnya. Demikian disampaikan juru bicara pemerintah Sansern Kaewkamnerd.
Tapi jubir pemerintah ini tidak mengungkapkan bentuk maupun data-data margin of error dari survei yang dilakukan. Dia hanya mengatakan ada 2700 orang yang ikut survei nasional yang dilaksanakan dari 27 November - 4 Desember tahun ini.
Wakil juru bicara pemerintah Werachon Sukondhapatipak menerangkan, sebenarnya ada lebih dari 7.000 orang yang disurvei pada bulan Desember.
Sedangkan Badan Statistik Nasional menyatakan telah melakukan jajak pendapat dengan responden berjumlah 3.900 orang dari tanggal 2 sampai 10 November. Hasilnya: 98,6 persen responden menyatakan puas dengan pemerintah.
Tidak ada penjelasan langsung dan mendasar mengenai data yang berbeda-beda itu, termasuk hasil survei.
Polarisasi tajam di Thailand
Thailand mengalami polarisasi tajam setelah Jenderal, Chan-ocha mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil hasil pemilu bulan Mei 2014, dan dengan itu mengakhiri aksi protes kalangan oposisi yang yang setia pada Raja Thailand.
Militer Thailand ketika itu mendapat kritik dari dunia internasional, karena negara di Asia Tenggara itu sampai saat itu dianggap sebagai salah satu pelopor demokratisasi di Asia.
Organisasi Human Rights Watch menyebutkan, pengambilalihan kekuasaan oleh militer telah membuat "situasi hak asasi manusia di Thailand terjun bebas".
Junta militer membatasi kebebasan berekspresi dan berkumpul, menahan ratusan akademisi, politisi, wartawan dan para kritikus yang menentang pemerintah. Mereka ditahan di pangkalan-pangkalan militer untuk mengikuti apa yang disebut "program penyesuaian sikap". Mereka hanya akan dibebaskan setelah menandatangani kontrak untuk tidak vokal menyuarakan kritik mereka.
Menyambut Tahun Baru, pimpinan junta militer "mempersembahkan" sebuah lagu bagi warga Thailand yang dirilis Selasa (22/09) berjudul "Karena Kau Ada Thailand". Inilah untuk kedua kalinya Jendral Prayuth merilis lagu. Pertama kalinya lagunya dirilis tak lama setelah ia mengambil alih kekuasaan. Judulnya "Mengembalikan Kebahagiaan pada Rakyat," yang kemudian "wajib" diputar terus menerus di radio dan stasiun TV yang dikontrol pemerintah.
7 Fakta tentang Thailand
Kita tidak banyak mendengar tentang Thailand, kecuali jika negara Gajah Putih ini tengah dalam gejolak. Berikut beberapa fakta tentang negara ini yang Anda mungkin belum ketahui.
Foto: picture-alliance/Horst Galuschka
Tanah Merdeka
Nama Thailand dalam bahasa Thai adalah Prathet Thai, yang artinya “Tanah Kebebasan”. Thailand adalah salah satu negara di Asia dan satu-satunya negara Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah. Bahasa nasional Thailand adalah bahasa Thai. Seperti bahasa Lao, Vietnam, dan China, bahasa Thai adalah bahasa yang menggunakan gaya suara. Alfabetnya ada 32 huruf vokal dan 44 konsonan.
Foto: Reuters
Agama
Buddhisme adalah agama terbesar di Thailand dengan 94.6% penduduk memeluk agama tersebut. Pemeluk Islam berjumlah 4.6%, Kristen 0.7%, sementara agama lainnya 0.1%.
Foto: Reuters/D. Sagolj
Bendera Nasional
Berkibar setiap harinya antara 08:00 dan 18:00. Bendera Thailand diperkenalkan pada tahun 1917 oleh Raja Vajiravudh. Dua bilah garis merah horisontal melambangkan tanah dan penduduknya. Garis putih horisontal melambangkan kesucian Buddhisme. Pita biru yang lebar menyilang di tengah menyimbolkan monarki.
Foto: picture-alliance/dpa
Raja Terlama
Bhumibol Adulyadej merupakan raja paling lama di dunia yang pernah bertahta dan raja paling lama di Thailand. Ia dinobatkan sebagai Raja Rama IX pada 9 Juni 1946. Bhumibol Adulyadej meninggal dunia di usia 88 tahun, pada 13 Oktober 2016.
Foto: Reuters
Kota dengan Nama Terpanjang
Bangkok merupakan kota dengan nama lengkap terpanjang: Krung-dēvamahānagara amararatanakosindra mahindrayudhyā mahātilakabhava navaratanarājadhānī purīrāmasya utamarājanivēsana mahāsthāna amaravimāna avatārasthitya shakrasdattiya vishnukarmaprasiddhi, yang artinya….
Foto: AFP/Getty Images/S. Khan
Kota Penuh Julukan
.... "Kota malaikat, kota besar, kota intan abadi, kota Dewa Indra yang tidak tergoyahkan, ibu kota agung dunia yang dikaruniai sembilan batu permata berharga, kota kebahagiaan, penuh dengan Istana Kerajaan yang sangat besar yang menyerupai surga dimana pemerintahan adalah reinkarnasi dewa-dewa, sebuah kota yang diberikan oleh Indra dan dibangun oleh Wisnu".
Foto: Reuters
Sisi Gelap
Prostitusi dilegalkan di Thailand. Tidak ada angka pasti mengenai jumlah pekerja seks di negara ini, diperkirakan lebih dari 1 juta. Satu sisi gelap lain Thailand, negara ini mencatat rekor perdagangan seks anak terburuk di dunia.
Foto: picture-alliance/Erik Schottstaedt
Terancam Punah
Seabad yang lalu tercatat lebih dari 100.000 gajah hidup di Thailand, 20.000 diantaranya hidup di alam liar. Sekarang, tinggal sekitar 5000, dan kurang dari setengahnya masih hidup liar.