Presiden Mesir Abdel Fatah al Sisi menawarkan rekonsiliasi nasional kepada oposisi, dengan iming-iming pembebasan tahanan politik. Meski demikian, undangan serupa tidak berlaku buat Ikhwanul Muslimin.
Iklan
Sembilan tahun setelah menjatuhkan pemerintahan sipil di Kairo, Jendral Abdel Fattah al-Sisi melancarkan dialog politik demi rekonsiliasi. Dalam pertemuan yang diatur ketat itu, hampir semua kelompok oposisi diundang, kecuali Ikhwanul Muslimin.
Pertemuan yang dicanangkan pada April lalu itu akan digelar dalam beberapa pekan ke depan. Sejak mengkudeta Presiden Mohamed Mursi pada 2013, al-Sisi menanggalkan seragam militer dan menjelma menjadi pemimpin sipil.
Kini dia membidik konsensus damai tanpa Ikhwanul Muslimin. Sebagai langkah pertama, Presiden al-Sisi membentuk komite amnesti untuk mengkaji ulang status ribuan tapol yang dibui di tahun-tahun pertama kekuasaannya.
Pembebasan tapol dinilai sebagai ujian pertama bagi rekonsiliasi Nasional. Ia membuka peluang meluruskan apa yang oleh oposisi disebut sebagai represi politik paling brutal di Mesir sejak beberapa dekade terakhir.
Namun Sektretaris Jendral Ikhwanul Muslimin, Ibrahim Munir, mengatakan dialog tidak akan ampuh jika mengucilkan sebagian kelompok. Dalam wawancaranya dengan Reuters, dia menyebut niat damai al-Sisi tidak serius.
"Dialog memang benar-benar dibutuhkan,” katanya, "tapi ia harus melibatkan semua pihak.”
Pemerintah Mesir sendiri mengaku tidak bisa mengundang Ikhwanul Muslimin karena punya jejak rekam "yang bersimbah darah.”
Musim Semi Arab: Awalnya dan Situasi Sekarang
Musim Semi Arab terjadi 2010 lalu. Namun, negara-negara Arab yang dulu dilanda revolusi masih tetap bergelut dengan berbagai masalah. Di banyak tempat, revolusi bahkan tak menunjukkan bekas. Berikut situasi lima negara.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Khalil Hamra
Tunisia, awalnya...
Peristiwa politik yang disebut "Revolusi Yasmin" diawali kerusuhan massal di seluruh negeri akhir Desember 2010. Awalnya peristiwa pembakaran diri penjual sayur Mohamed Bouazizi (17 Des 2010). Lalu 14 Januari 2011 Presiden Ben Ali meninggalkan Tunisia. 17 Januari 2011 PM Mohamed Ghannouchi dirikan pemerintahan sementara. 27 Februari 2011 Ghannouchi turun, dan digantikan PM baru Béji Caïd Essebsi.
Foto: AP
Tunisia, situasi sekarang
17 Jan 2011 Perdana Menteri Mohamed Ghannouchi dirikan pemerintahan sementara. 27 Feb 2011 setelah sejumlah aksi protes besar-besaran, Ghannouchi turun, dan PM baru Béji Caïd Essebsi (foto). Tunisia hingga kini masih menghadapi banyak masalah. Antara lain masalah keamanan. Juli 2015 terjadi sebuah serangan teror di Sousse yang menyebabkan 38 orang tewas. 30 di antaranya berasal dari Inggris.
Foto: AFP/Getty Images/F. Belaid
Mesir, awalnya...
Perlawanan dimulai 25 Jan 2011, pada hari yang disebut "Hari Kemarahan“. 11 Feb Presiden Hosni Mubarak yang sudah berkuasa puluhan tahun turun jabatan, Dewan Militer ambil alih. Mereka jamin pemilu demokratis serta cabut situasi darurat yang sudah berlangsung 30 tahun. 2 Juni 2012 Mubarak dijatuhi hukuman seumur hidup. Setelah itu ia beberapa kali dihadapkan ke pengadilan karena sejumlah tuduhan.
Foto: AFP/Getty Images/M. Abed
Mesir, sekarang
Dalam pemilu antara 2011 dan 2012 Ikhwanul Muslimin dapat suara mayoritas di parlemen. Mohammed Mursi jadi Presiden. Partai liberal, kiri dan kekuatan sekuler protes dan memuncak Nov 2012. Serangkaian demonstrasi berakhir pada kudeta oleh militer. Mereka angkat Adli Mansur sebagai presiden sementara, dan akhirnya lewat pemilu Mei 2014, (Jenderal) Abdel al-Fattah al-Sisi (foto) jadi presiden.
Foto: Reuters
Libya, dulu...
Muammar Gaddafi (foto) diktator Libya antara 1969-2011. Ia penguasa yang paling lama bercokol di puncak kekuasaan Libya. Awal 2011 Musim Semi Arab menjalar ke Libya dan sulut demonstrasi di seluruh negeri. Gaddafi kehilangan kontrol. Maret sejumlah negara lancarkan serangan udara. Juni 2011 Gaddafi resmi dicari karena pelanggaran kemanusiaan. 20 Oktober 2011 Gaddafi tewas dibunuh saat buron.
Foto: Christophe Simon/AFP/Getty Images
Libya, situasi sekarang
Sejak 2011 Libya diguncang baku hantam antar milisi. Awalnya proses demokratisasi berjalan karena 2012 pemilu demokratis dilaksanakan. Partai sekuler ANK jadi kekuatan terbesar. Tapi partai Islam jadi mayoritas di parlemen. Pemerintah mayoritas Islam fundamental tidak mampu atau mau hapus milisi. Ansar al-Sharia bisa bergerak bebas. Presiden Nuri Abusahmain bahkan dirikan pasukan pribadi.
Foto: picture-alliance/dpa
Maroko, lima tahun lalu
Maroko adalah monarki konstitusional, dan sejak 1999 dipimpin Muhammad VI (foto). Negara miskin tapi stabil secara politik. Setelah seruan di Facebook, 20 Feb 2011 (Hari Kehormatan) ribuan berdemonstrasi tuntut reformasi politik dan demokrasi. Dalam kerusuhan jatuh korban tewas. Sebagai reaksi, Raja Maroko umumkan reformasi politik 10 Maret 2011.
Foto: Getty Images/AFP/A. Jocard
Maroko, situasi sekarang
Referendum konstitusi dilaksanakan setelah Musim Semi Arab. Perubahan yang disetujui 98% anggota parlemen, akui Tamazight jadi bahasa resmi disamping Arab. Sejumlah kewenangan dialihkan dari raja ke perdana menteri dan parlemen. Raja sekarang wajib angkat PM dari partai yang mayoritas di parlemen. Sebelumnya, Raja Maroko bisa mengangkat siapapun yang ia inginkan. Foto: istana raja.
Foto: DW/D. Guha
Aljazair, lima tahun lalu
Kerusuhan Aljazair (2010–2012) berkaitan dengan revolusi di Tunisia. Aksi protews warga awalnya disulut terus meningkatnya harga bahan pangan. Kerusuhan muncul secara spontan dan tidak terorganisir. Oposisi tuntut pencabutan situasi darurat, dan itu dipenuhi pemerintah tanggal 24 Feb 2011. Hingga pertengahan April ada kerusuhan dan demonstrasi. Foto: Presiden Abdelaziz Bouteflika
Foto: Rahim Ichalalen
Aljazair, situasi sekarang
Aljazair hingga sekarang tetap menghadapi banyak masalah. Presiden Bouteflika juga tetap berkuasa. Dalam pemilu 17 April 2014 ia terpilih jadi presiden untuk keempat kalinya. Menurut keterangan departemen dalam negeri, 81,5% suara diraih Bouteflika, dan 12,18% diraih penantangnya Ali Benflis. Foto: ibukota Aljir.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Schulze
10 foto1 | 10
Senja di langit Ikhwanul Muslimin
Gerakan yang dulu disegani itu memenangkan pemilu pertama di Mesir pasca kejatuhan diktatur Hosni Mubarrak, tahun 2012. Namun pemerintahan Musri dikudeta militer satu tahun kemudian. Al-sisi memanfaatkan gelombang protes massal yang menolak kebijakan kontroversial Ikhwanul Muslimin (IM).
"Kami sama sekali menolak kekerasan karena meyakininya bukan bagian dari ideologi Ikhwanul Muslimin – tidak hanya menggunakan kekerasan atau senjata, tapi upaya merebut kekuasaan di Mesir dalam berbagai bentuk,” kata dia.
Munir yang kini berusia 85 tahun sudah dua kali mendekam di penjara Mesir, yakni pada dekade 1950-an dan 1960-an. Tokoh yang sejak 40 tahun terakhir hidup di pengasingan itu sudah menyintasi masa-masa sulit bersama organisasi yang didirikan Hassan al-Banna itu.
Kendati demikian, dia mengaku represi di bawah al-Sisi merupakan ujian terberat bagi IM sejak pendiriannya lebih dari 90 tahun lalu. "Saat ini situasinya jauh lebih sulit ketimbang masa lalu,” ujarnya, yang memperkirakan sekitar 6.000 anggota Ikhwanul Muslimin masih berada di penjara.
Ekonomi Mesir di Bawah Al-Sisi: Duit Tentara di Mana-Mana
Di bawah presiden Abdul Fattah al Sisi perekonomian Mesir didominasi perusahaan militer. Ragam proyek infrastruktur yang dicanangkan Kairo pun ikut menambah pundi uang para jendral, sementara kemiskinan kian meluas.
Foto: Khaled Desouki/AFP/Getty Images
Proyek Mewah
Mesir sedang menghadapi kirisis utang. Rasio utang negeri di tepi sungai Nil itu saat ini mencapai 101% dari Produk Domestik Bruto. Tahun 2017 pemerintah di Kairo terpaksa mencadangkan 31% dari anggaran negara tahunan untuk membayar cicilan. Namun kondisi itu tak menyurutkan niat Presiden al-Sisi berfoya lewat proyek megah, seperti jembatan Rod al-Farag yang baru diresmikan Mei 2019 lalu
Foto: picture-alliance/Photoshot/A. Gomaa
Raksasa Ekonomi Mesir
Di bawah al Sisi, militer Mesir memperluas pengaruh bisnisnya dengan menguasai sektor-sektor paling penting seperti konstruksi, manufaktur alat berat atau pengolahan pangan. Laporan investigatif Reuters mengungkap perusahaan-perusahaan milik militer mulai mendominasi perekonomian dan secara perlahan menggeser investor asing dan perusahaan swasta lokal.
Foto: Reuters
Jejak Tentara di Ibukota
Keterlibatan perusahaan pelat hijau terlihat pada sejumlah proyek besar yang digulirkan Sisi, seperti pembangunan ibukota baru yang dimulai 2016 lalu. Kota ini didesain untuk menampung 6,5 juta penduduk di atas lahan seluas 170.000 hektar. Pemasok semen terbesar untuk proyek senilai 45 miliar Euro itu adalah El Arish Cement Co yang 51% sahamnya dikuasai tentara.
Foto: picture-alliance/Zumapress/Xinhua/A. Gomaa
Ekonomi Jalan di Tempat
Giatnya perusahaan militer memaksa Badan Moneter Internasional (IMF) memberikan peringatan pada 2017, bahwa pertumbuhan lapangan kerja "bisa terhambat oleh keterlibatan entitas di bawah Kementerian Pertahanan." Tapi peringatan itu tidak diindahkan pemerintah di Kairo. Saat ini 32.5% penduduk Mesir hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal setahun sebelumnya penduduk miskin hanya berjumlah 27%.
Foto: Marco Longari/AFP/Getty Images
Perluasan Suez
Sejak Musim Semi Arab 2011 lalu ratusan proyek infrastruktur di Mesir dibuat dengan keterlibatan Otoritas Zeni Angkatan Bersenjata, tulis Reuters. Termasuk proyek perluasan terusan Suez pada 2015 yang gagal menggandakan pemasukan pemerintah seperti yang dikumandangkan presiden. Sebagai catatan proyek ini bernilai 8,2 miliar USD atau lebih dari Rp. 100 triliun.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Elfiqi
Percepatan Pembangunan
Serupa alasan Presiden Joko Widodo saat membangun jalur Transpapua, Al-Sisi berdalih keterlibatan kontraktor militer mempercepat pengerjaan proyek empat kali lipat dibanding swasta. Laporan investigasi Reuters mengungkap, saat ini tentara menguasai sekitar 3% dari PDB Mesir yang sebesar 336 miliar USD pada 2016, sesuai data Bank Dunia. Foto: pembangunan geraja Koptik terbaru di Kairo.
Foto: picture-alliance/dpa/Matthias Toedt
Keringanan Pajak
Pada 2016 silam perusahaan militer dan berbagai lembaga pertahanan lain dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap berbagai produk, antara lain mesin, perlengkapan konstruksi dan jasa. Ironisnya kebijakan tersebut termasuk dalam paket reformasi ekonomi yang dianjurkan IMF.
Foto: AP
Gurita Raksasa Usaha Tentara
Seberapa besar gurita duit tentara, sulit diketahui secara pasti. Kepada The Defense Post, pengusaha Mesir Naquib Sawiris menyebut militer menguasai 40% perekonomian, sementara organisasi anti korupsi Transparency International memprediksi angkanya sebesar 60%. Klaim ini dibantah oleh al Sisi. (rzn/as - rtr, fp, aljazeera, thedefensepost, arabweekly)
Foto: Reuters/The Egyptian Presidency
8 foto1 | 8
Rekonsiliasi di Mesir setengah hati?
Pemerintah Mesir menampilkan dialog di Kairo sebagai fase baru kekuasaan al-Sisi. Ia dicanangkan ketika dunia Arab mulai kewalahan menghadapi dampak ekonomi perang di Ukraina. Belum lama ini, Kairo memublikasikan strategi penegakan HAM, yang banyak ditafsirkan sebagai upaya melobi dunia Barat.
Bagi oposisi Mesir, tawaran dialog oleh al-Sisi setidaknya berpotensi menciptakan "budaya baru keterbukaan,” kata Amr Hamzawy, bekas anggota parlemen yang kini pensiun dari politik.
Dia menyambut adanya "gagasan bahwa kita bisa duduk bersama dan bersilang pendapat tanpa ada yang dituduh penghianat, atau dipertanyakan patriotisme dan motifnya...”
Optimisme tertahan Hamzawy bukan tak beralasan. Baru-baru ini, Komisi Hak dan Kebebasan Mesir melaporkan laju pembebasan tapol antara April dan Juni tidak berbeda dengan dua tahun terakhir. Pemerintah juga tercatat masih membui musuh politik dengan jumlah yang hampir sama seperti gelombang pembebasan yang dicanangkan al-Sisi.
"Satu-satunya keuntungan,” dari dialog rekonsiliasi di Mesir "adalah bahwa pemerintah akhirnya mengakui bahwa masalah tahanan politik harus ditanggulangi,” kata Mohamed Lotfy, Direktur Komisi Hak dan Kebebasan.