Rekor Pencairan Es di Samudra Arktik
29 Agustus 2012Es yang menyelimuti Kutub Utara menurun drastis mencapai rekor paling rendah. Hanya ada paparan es seluas 4,10 juta kilometer persegi. Ini merupakan tingkat terendah sejak dimulainya pengukuran dengan satelit tahun1979. Demikian disampaikan pusat data pengukuran salju dan es Amerika Serikat (NSIDC) di Boulder, negara bagian Colorado, awal minggu ini. Karena masa musim panas di kawasan itu masih berlangsung tiga minggu, volume es itu masih dapat mencair. "Dalam konteks apa yang terjadi beberapa tahun terakhir dan sejak dimulainya pengukuran dengan satelit, data ini menunjukkan, bahwa permukaan es mengalami perubahan secara fundamental,“ kata ilmuwan NSIDC Walt Meier dalam sebuah pernyataan. "Arktik dulu didominasi lapisan-lapisan es atau es yang bertahan selama bertahun-tahun. Kini semakin menjadi lapisan es yang sifatnya musiman, dan sebagian besar menghilang pada musim panas.“
Perubahan Lapisan Es
Kejadian-kejadian cuaca istimewa yang dapat menjadi alasan pencairan es besar-besaran, tahun ini tidak terjadi, kata direktur NSIDC Mark Serreze. "Selain badai agak besar pada bulan Agustus, sebetulnya cuaca tahun ini tidak istimewa. Tapi lapisan es sudah begitu tipis dan lemah, sehingga tidak lagi terpengaruh oleh seberapa kuat angin yang bertiup.”
Rekor sebelumnya dicatat para peneliti pada September 2007. Kala itu luasnya paparan es tercatat 4,17 juta kilometer persegi. Sebagian es di Kutub Utara mencair setiap tahun pada bulan-bulan musim panas dan kembali membeku pada bulan-bulan musim dingin. Luas total paparan es mengalami perubahan dari tahun ke tahun, akibat kondisi cuaca yang berbeda-beda. Sejak dimulainya pengukuran dengan satelit tahun 1979, jumlah luas paparan es secara keseluruhan „merosot dramatis“. Demikian disampaikan Pusat Data Pengukuran Salju dan Es Amerika Serikat, NSIDC. Hal ini terutama karena pemanasan bumi dan perubahan iklim global.
Impresi Arktik
Hasil penelitian Insitut Max Planck untuk Meteorologi (MPI) di Hamburg mendukung pernyataan tersebut. Studi aktual membuktikan bahwa pencairan es di Samudra Arktik bukan fenomena kebetulan. Hal itu tidak dapat dijelaskan melalui perubahan alami, kata Dirk Notz, pimpinan tim penelitian es samudra MPI. Perubahan volume es di Kutub Utara memiliki arti penting bagi seluruh planet. Disampaikan ketua ilmuwan NASA Waleed Abdalati. „Es adalah faktor penting dalam terbentuknya iklim dan kondisi cuaca, yang mendukung berkembangnya masyarakat modern.“ Studi lain yang dipublikasi majalah ilmiah „Geophysical Research Letters“ juga menarik kesimpulan sama. Ini studi mengenai kaitan antara melelehnya es di Samudra Arktik atau Kutub Utara dan fenomena cuaca yang ekstrim seperti kemarau, banjir serta gelombang panas dan dingin di sejumlah tempat di dunia.
DK/HP (dpa, rtr, NSIDC, MPI)