Mandy Hoffmann menyelesaikan sekolah menengah atas dengan nilai sempurna di usia yang baru 14 tahun.
Iklan
Mandy Hoffmann lulus dari sekolah menengah dengan nilai akhir 1,0 - nilai yang sempurna di Jerman.
Gadis 14 tahun dari kota Peine adalah salah satu murid termuda yang pernah mencapai prestasi itu.
Tetapi dalam wawancara dengan surat kabar lokal, dia mengatakan prestasinya bukan lah hal yang besar.
"Jadi sensasi seperti sekarang, ini mengganggu saya," katanya kepada kantor berita Jerman DPA.
Kecerdasan Hoffmann dikenali sejak dini. Pada usia tujuh tahun dia diidentifikasi sebagai anak dengan kecerdasan jauh di atas rata-rata, dengan IQ 142, menurut surat kabar Peine Allgemeine Zeitung.
Mengapa Anak Sulung Cenderung Lebih Cerdas?
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Human Resources menemukan bahwa anak sulung cenderung memiliki nilai tes IQ yang lebih tinggi daripada saudara mereka yang lebih muda.
Foto: Fotolia/ Gennadiy Poznyakov
Berdasarkan penelitian
Untuk studi tersebut, Jee-Yeon K. Lehmann dari Grup Analisis, Ana Nuevo-Chiquero dari Universitas Edinburgh dan Marian Vidal-Fernandez dari Universitas of Sydney menganalisis data 5.000 anak-anak sampai usia 14 tahun. Para periset menemukan bahwa anak sulung cenderung tampil lebih baik dalam hal kognitif dibanding saudara mereka yang lebih muda, sejak usia satu tahun.
Foto: Fotolia/ Gennadiy Poznyakov
Lebih karena pola latar belakang keluarga dan pola pengasuhan
Anak yang lebih tua biasanya mendapat lebih banyak stimulasi mental dan pengasuhan lebih serius dari orang tua mereka. Untuk anak pertama, ibu cenderung tak mengambil risiko seperti merokok atau minum alkohol selama kehamilan pertama mereka. Dengan kata lain, untuk anak sulung, orang tua memperhatikan, untuk yang kedua, lebih rileks, dan untuk yang ke-3, ke-4, dan seterusnya. lebih santai lagi.
Mempengaruhi kepribadian
Penelitian ini berfokus pada kepribadian, perilaku dan kecerdasan. Bukti menunjukkan bahwa urutan kelahiran dapat mempengaruhi kepribadian dan perilaku dalam beberapa hal. Sebagai anak sulung, Anda mungkin mendapat perhatian lebih dari orang tua Anda, membuat Anda menjadi lebih berhati-hati, bertanggung jawab, disiplin dan berperilaku baik.
Foto: Fotolia/szeyuen
Diharapkan berambisi dan berprestasi
Harapan orang tua dapat membawa Anda untuk menjadi ambisius dan berprestasi tinggi, memasuki bidang yang lebih mapan yang memerlukan pendidikan seperti hukum, teknik atau kedokteran, dan naik ke posisi kepemimpinan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/C. Owen
Jadi orangtua mini
Selain itu, Anda bisa mendapatkan pengalaman sebagai orangtua mini dengan membantu mengawasi atau mengasuh adik-adik Anda, yang dapat membantu Anda menjadi lebih teliti dan dapat diandalkan. Menurut Del Jones untuk USA Today, survei menunjukkan bahwa CEO perusahaan besar cenderung merupakan anak pertama.
Foto: drubig-photo - Fotolia
Bagaimana dengan anak tengah?
Selain itu, terjepit di antara anak tertua dan termuda mungkin telah menempatkan Anda dalam peran pembawa damai. Anda mungkin merasa bahwa Anda tidak memiliki peran yang jelas dalam keluarga, bukan yang tertua dan kehilangan peran sebagai yang terkecil dalam keluarga.
Foto: picture alliance/chromorange/BilderBox
Anak tengah lebih dekat pada teman?
Karakteristik seperti itu dan juga perhatian orang tua mungkin membuat Anda lebih dekat dengan teman daripada keluarga, memiliki lingkaran sosial yang lebih besar dan mungkin lebih memberontak.
Foto: picture alliance/blickwinkel/M. Begsteiger
Bagaimana jika Anda yang termuda?
Sebagai "bayi" dalam keluarga, biasanya Anda menjadi pusat perhatian. Anda bisa banyak bersenang-senang, menawan, kreatif dan ramah, tapi juga manipulatif. Banyak dari mereka masuk dalam dunia hiburan, artistik, penjualan, atau periklanan. Namun pakar mengingatkan, riset ini tidak bisa digeneralisir, karena banyak faktor dalam menentukan kecerdasan.
Foto: picture-alliance/akg-images/H. Vassal
8 foto1 | 8
Dia melompati beberapa kelas, sehingga tamat jenjang sekolah hanya dalam sembilan tahun. Tapi Hoffmann mengatakan dia adalah remaja biasa dan tetap ingin dilihat seperti itu.
"Para siswa dan guru lain memperlakukan saya seperti siswa lain. Sampai baru-baru ini, beberapa guru tidak tahu berapa usia saya," katanya kepada surat kabar Hannoversche Allgemeine Zeitung. "Pada dasarnya, saya benar-benar pemalas dan selalu berusaha mencapai banyak hal dengan usaha sesedikit mungkin."
8 Hal yang Harus Dilakukan Anak-anak Sendiri Sebelum Masuk SMP
Bagaimana anak-anak bisa tumbuh dewasa sebagai manusia kompeten, jika orangtua selalu melakukan segalanya untuk anak yang berangkat remaja.
Foto: Public Domain
1. Bangun pagi tanpa perlu dibangunkan
Inilah saatnya membiarkan jam alarm melakukan tugasnya. Mereka harus belajar bertanggung jawab untuk bangun sendiri sendiri ketika mulai sekolah menengah, agar tak terlambat. Belajar menjadi orang dewasa yang berdisiplin dan menghargai waktu.
Foto: Fotolia/photonetworkde
2. Menyiapkan sarapan sendiri.
Orang tua kadang memastikan ada makanan di rumah sehingga mereka bisa makan sarapan. Tiba saatnya mereka mulai menyiapkan sarapannya sendiri sesuai dengan selera dan kreasinya sendiri.
Foto: Fotolia/okinawakasawa
3. Mengerjakan PR sendiri
Ketakutan orangtua biasanya, sang anak lupa atau salah dalam mengerjakan tugas dari sekolah yang dibawa pulang atau PR. Namun kini sudah saatnya mereka mengerjakannya. Setelahnya mereka boleh meminta orangtua untuk mengecek saja. Mereka perlu tahu bagaimana melakukannya tanpa intervensi Anda.
Foto: Imago/Jochen Tack
4. Mengepak barang-barang sendiri untuk sekolah
Buku, ponsel, kunci tertinggal, seragam belum dicuci..... Bukan tugas Anda lagi sebagai orangtua yang terus-menerus bawel mengingatkan. Mereka harus belajar untuk tahu konsekuensinya, tanpa harus mengandalkan orangtua mengingatkan benda-benda tersebut. Lupa sesuatu? Rasakan rasa sakit itu.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
5. Rencanakan dan kerjakan proyek sekolah sendiri
Proyek sekolah tidak diberikan malam hari sebelum jatuh tempo. Karena itu, jangan ambil alih tugas sekolah pada menit terakhir agar proyek selesai. Mereka harus belajar membuat perencanaan yang matang. Satu-satunya hal yang bisa Anda lakukan, dalam obrolan mingguan, tanya tentang proyek sekolah apa yang akan atau tengah digarap.
Foto: Fotolia/Spectral-Design
6. Mencuci baju sendiri
Seorang remaja harus diingatkan, bahwa orangtua bukanlah pelayan mereka. Dalam usia beranjak remaja, mereka mampu mengatasi keseluruhan proses binatu, mulai dari mencuci dan melipat atau menyeterika.
Foto: Dron/Fotolia
7. Menyelesaikan persoalan dengan guru atau pelatih
Jika anak punya masalah dengan guru atau pelatih, dia harus mempertanggungjawabkannya. Tidak disarankan orang tua ikut campur permasalahan di antara figur otoritas dan anak. Orangtua cukup perlu tahu. Anak perlu belajar bagaimana menangani masalahnya sendiri atau setidaknya meminta Anda untuk membantu mereka.
Foto: picture-alliance/dpa
8. bertanggung jawab dalam urusan sekolah
Orangtua memang perlu mengobrol soal proyek sekolah dan PR, tapi diharapkan anak-anak tersebut menyadarai bahwa itu adalah tanggung jawab mereka sepenuhnya. Dengan demikian orangtua juga belajar menghargai kemampuan anak itu sendiri. Yang tetap harus dilakukan adalah mengamati perkembangan nilai dan berbicara tentang situasi di sekolah, tanpa perlu ikut campur berlebihan. (Ed: ap/hp/redtri)
Foto: Public domain
8 foto1 | 8
Hoffmann juga pandai bermain piano dan latihan senam tiga hingga empat kali seminggu.
Sekarang setelah dia lulus SMA, dia berencana untuk belajar matematika dan kimia di Universitas Teknik Braunschweig mulai akhir tahun ini.
vlz/hp (dpa)
7 Cara Mudah Meningkatkan IQ Anak
Tes IQ meliputi kemampuan yang dibutuhkan anak di sekolah: bahasa, informasi, memori, hitungan, bangun ruang, cara bepikir dan motorik. Pakar anak Karen Quinn memberi tips cara membantu anak meningkatkan IQ di rumah.
Foto: picture-alliance/beyond/Vladimir Godnik
Ajak Anak Bicara
Berbicaralah dengan anak Anda setiap saat dan tentang tema apapun. Ini akan membantu kemampuan bahasanya. Anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang suka berbicara, nilai IQ-nya 28 poin lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak banyak berbicara di rumah.
Foto: Fotolia/athomass
Baca Buku Panduan
Di taman kanak-kanak, anak diharapkan mengenal warna, bentuk, buah, hewan - semua informasi dasar yang diperoleh dari buku dan kehidupan sehari-hari. Pada buku panduan bagi orangtua, Anda akan mengetahui apa yang sudah harus diketahui oleh anak pada usia tertentu.
Foto: Fotolia/Eisenhans
Selipkan Hitungan dalam Pembicaraan
"Makan malam siap lima menit lagi." "Mau satu biskuit atu setengah biskuit?" "Kamu punya tiga permen, Mama kasih dua lagi. Sekarang kamu punya lima permen." "Lihat gurita itu? Ada berapa tangannya?"
Foto: Colourbox/Abbyasov Alexey
Tantang Ingatan Anak
Setelah membacakan buku cerita, minta anak untuk menceritakannya kembali dengan kata-katanya sendiri. Atau taruh beberapa permen di atas meja dan tutup dengan kertas. Lalu minta anak untuk menaruh permen dengan jumlah yang sama dengan yang tadi dilihatnya. Aktivits ini akan membantu ingatan verbal dan visual anak.
Foto: Fotolia/Tatyana Gladskih
Puzzle dan Lego
Untuk memperkuat kemampuan bangun ruangnya, mainan seperti balok kayu, puzzle dan lego bisa membantu. Anda juga bisa memanfaatkan buku anak yang menyembunyikan benda tertentu di dalam gambar dan anak harus menemukannya.
Foto: picture alliance/landov
Selesaikan Masalah
Minta anak untuk memilih dan mengenakan pakaiannya sendiri. Dan jika ia melakukannya terlalu lama, biarkan anak menemukan sistemnya sendiri. Ijinkan anak untuk membuat keputusan. Seperti: Apa menu makan malam hari ini? Anak-anak yang di rumah diijinkan untuk berpikir bagi dirinya sendiri akan mengembangkan kemampuan kognitif yang kuat.
Foto: picture-alliance/Beyond
Berkarya Kreatif
Siapkan selalu perlengkapan untuk menggambar dan kerajinan tangan di rumah. Kertas berwarna, krayon, gunting, lem, cat, kuas - bekerja dengan material tersebut memperkuat gerakan motorik halus (kemampuan anak Anda mengendalikan tangan dan jemarinya).