1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kriminalitas

Polisi Jerman Periksa Pekerja IT Dalam Kasus Peretasan Data

7 Januari 2019

Polisi menggeledah rumah remaja berusia 19 tahun dalam penyelidikan peretasan massal atas akun politisi, artis dan jurnalis Jerman. Dia mengaku kenal peretas yang bertanggung jawab untuk itu.

Symbolfoto zum Thema Datensicherheit auf dem Smartphone Haende tippen auf einem Smartphone Berlin
Foto: Thomas Trutschel/photothek/imago

Televisi Jerman ARD melaporkan, polisi Jerman menggerebek rumah remaja pekerja IT berusia 19 tahun hari Minggu (6/1)sebagai bagian dari penyelidikan atas peretasan data besar-besaran yang juga memengaruhi akun ratusan politisi Jerman.

Menurut laporan itu, petugas Dinas Kriminal Federal BKA memeriksa tempat tinggal pria itu dan menyita peralatan teknis di kediamannya di kota Heilbronn.

Pria muda yang diidentifikasi sebagai Jan S. itu mengatakan kepada ARD bahwa ia telah diinterogasi "selama beberapa jam" oleh polisi. Dia diperlakukan sebagai saksi dalam kasus ini. Dia mengatakan, dia kenal hacker yang dikenal dengan nama "Orbit," tetapi itu bukan dirinya.

'Democracies are very vulnerable'

06:36

This browser does not support the video element.

Bocornya data dari akun sejumlah politisi, termasuk Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Frank-Walter Steinmeier, beberapa waktu lalu dipublikasikan di Twitter. Data-data itu termasuk nomor ponsel, info kontak, dan detail kartu kredit dari anggota partai politik Jerman serta beberapa selebriti dan jurnalis.

Mengaku bukan "Orbit"

Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer hari Senin ini (7/19) akan bertemu dengan BKA dan Dinas Keamanan Informasi BSI untuk membahas kasus tersebut. Seorang pejabat BSI mengatakan, lembaganya telah mengetahui ada peretasan sejak awal Desember dan sudah memperingati beberapa anggota parlemen yang akunnya diretas.

Data-data pribadi para politisi dipublikasi hacker "Orbit" di TwitterFoto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte

Remaja yang bekerja di sektor IT itu juga telah membagikan beberapa informasi yang diretas  di akun Twitter-nya sendiri. Dia mengakui telah melakukan kontak dengan peretas yang bertanggung jawab atas pencurian data tersebut. Menurut dia, peretas yang dikenal dengan nama "Orbit" menghubunginya tak lama setelah data-data itu disebarkan di internet dan memberitahu rencana untuk menghancurkan komputernya.

Pada hari Minggu malam (6/1), Jan S. menguggah screenshot percakapan Email antara dia dan "Orbit" yang mengatakan dia akan menghancurkan peralatan teknisnya. Selanjutnya "Orbit" juga mengatakan akan menghapus akunnya di aplikasi Telegram, yang telah digunakan keduanya selama bertahun-tahun untuk melakukan percakapan.

Jan S. yang sebelumnya disebut-sebut sebagai "Orbit" membantah bahwa dia adalah hacker yang dicari.

hp/ts (dpa, afp)