Rencana AS Terkait Iran: Konflik Ekonomi dan Putus dengan UE
22 Mei 2018
Menlu AS menguraikan strategi garis keras terkait masalah Iran yang kemungkinan akan memperdalam jurang antara Uni Eropa dan AS. Analis dan mantan pejabat AS mengatakan rencana itu tidak koheren dan berbahaya.
Iklan
Pemerintahan Trump mengancam Iran dengan "tekanan finansial yang belum pernah terjadi sebelumnya" pada hari Senin (21/05) dengan mengeluarkan daftar tuntutan bagi Teheran untuk mengubah kebijakan luar negeri dan domestiknya. Dalam pidatonya, Menlu Mike Pompeo menjanjikan "sanksi terkuat dalam sejarah" jika Teheran tidak tunduk pada tuntutan AS.
Pidato Pompeo muncul hampir dua minggu setelah Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Irandan memberlakukan kembali sanksi yang dicabut di bawah kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), perjanjian tahun 2015 yang ditandatangani Iran bersama dengan Rusia, Cina, AS, Inggris, Prancis dan Jerman.
"Sengatan sanksi hanya akan menjadi lebih menyakitkan jika rezim tidak mengubah haluan dari jalur yang tidak dapat diterima dan tidak produktif yang telah dipilihnya untuk dirinya sendiri dan rakyat Iran," kata Pompeo di lembaga pemikir konservatif Heritage Foundation di Washington, DC.
Menakar Ancaman Teror Nuklir
IAEA dan NATO pernah meramalkan skenario muram bahwa kelompok teror mampu memiliki senjata nuklir. Pencurian dan perdagangan ilegal membuat skenario tersebut bukan sesuatu yang mustahil. Berikut fakta-faktanya
Foto: DW/K.Jäger
Gertak Sambal El Baradei?
Mantan Direktur Badan Tenaga Atom Internasional, Mohammed el-Baradei, 2009 silam pernah merapal mimpi buruk, bahwa "terorisme nuklir adalah ancaman terbesar yang dihadapi dunia saat ini." Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, pun mengutarakan hal senada. Tapi seberapa realistis skenario tersebut?
Foto: Getty Images/AFP
Ambisi Nuklir Serdadu Tuhan
Adalah Osama Bin Laden yang 1998 lalu pertama kali memfatwakan "kewajiban kaum muslim rebut senjata nuklir buat lindungi Islam." Dalam laporannya, militer AS menilai saat ini Al-Qaida adalah kelompok yang paling mumpuni dalam hal teknologi nuklir. Al-Qaida tercatat berhubungan erat dengan Bashiruddin Mahmood, Bekas Kepala Program Nuklir Pakistan yang bersimpati terhadap kelompok ekstremis Islam
Foto: AP
Membidik Instalasi Nuklir Sipil
Celah keamanan terbesar ada pada instalasi nuklir sipil. Saat ini dari 130 reaktor percobaan atau laboraturium nuklir yang tersebar di seluruh dunia, 40 di antaranya berada di negara berkembang seperti Pakistan, Ghana dan Libya. Dalam laporannya tahun 2013 silam, IAEA mengeluhkan rentannya sistem keamanan pada instalasi nuklir di negara berkembang
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Uranium dari Mosul
Juli 2014 Duta Besar Irak untuk PBB, Mohamed Ali Alhakim, melaporkan bahwa Islamic State mencuri 40 Kilogram Uranium berkonsentrasi rendah dari laboraturium nuklir Universitas Mosul. Elemen tersebut adalah warisan program nukir rejim Saddam Hussein. NATO meyakini, ISIS memiliki dana cukup dan tenaga ahli dari barat untuk mulai mengembangkan apa yang disebut Improvised Nuclear Device (IND)
Foto: picture-alliance/AP Photo
Peluang Lewat Pintu Belakang
Peluang lain buat mendapatkan senjata nuklir adalah lewat jalur ilegal. Tahun 2006 seorang warga Rusia, Oleg Khinsagov ditangkap di Georgia saat membawa 100 gram Uranium yang telah diperkaya (HEU). Ia mengaku membawa sampel buat dijual. 2007 lalu sekelompok pria bersenjata merampok laboraturium nuklir Pelindaba di Afrika Selatan dan mencuri Uranium yang jumlahnya cukup untuk 30 senjata nuklir
Foto: Getty Images
Lenyap ke Pasar Gelap
Sejak tahun 1993, IAEA mencatat sebanyak 421 kilogram zat radioaktif berkonsentrasi tinggi dilaporkan hilang oleh negara-negara anggotanya. Tidak jelas siapa yang mencuri atau membeli elemen beracun tersebut. Pengawas nuklir PBB itu juga sejak tahun 1993 melaporkan seluruhnya 18 kasus kepemilikan ilegal Uranium berkonsentrasi tinggi dan Plutonium .
Foto: PD
Bumbu dari Neraka
Untuk meracik senjata nuklir diperlukan empat kilogram Plutonium atau 25 kilogram Uranium yang telah diperkaya (HEU). Tapi ketika Plutonium memancarkan radiasi tinggi sehingga mudah dideteksi, Uranium sebaliknya lebih mudah diselundupkan, kata William C. Potter, pakar nuklir di Monterey Institute of International Studies di Kalifornia.
Militer Amerika Serikat mengaku pernah kehilangan 11 hulu ledak nuklir. Jumlah serupa juga diyakini pernah raib dari gudang senjata Rusia. Kendati tidak mustahil, mencuri senjata nuklir bukan hal yang mudah. Teknologi terbaru melibatkan sistem keamanan yang tidak lagi berbasis pada kode rahasia, melainkan serangkaian perubahan temperatur dan tekanan udara buat mengaktifkan hulu ledak nuklr
Foto: DW/K.Jäger
Bom Kotor dari Langit
Ketika senjata nuklir buat teroris masih jauh panggang dari api, para serdadu tuhan itu bisa membuat bom kotor alias "dirty bomb" buat menyerang kota-kota besar. Dirty bomb pada dasarnya adalah bahan peledak konvensional yang dibubuhi agen radioaktif untuk menyebar racun mematikan tersebut. Selain elemen nuklir, bom kotor juga bisa berisi muatan racun kimia atau bahkan virus mematikan
Foto: picture-alliance/dpa
9 foto1 | 9
Pompeo mengatakan AS tidak akan mencoba untuk menegosiasikan kembali kesepakatan JCPOA. Sebaliknya, setiap kesepakatan baru akan mengharuskan Iran untuk memenuhi 12 tuntutan, termasuk menghentikan program rudal balistik dan mengakhiri intervensi di Suriah dan Yaman, serta konsesi luas pada program nuklir sipilnya. Pompeo menambahkan bahwa AS dan mitranya di Timur Tengah akan "menghancurkan" operasi Iran dan sekutu regionalnya, seperti kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah.
Iran membalas
Beberapa jam kemudian, Presiden Iran Hassan Rouhani mencela ancaman Pompeo, mengatakan Washington tidak punya hak untuk membuat keputusan bagi negaranya.
"Semua negara dunia menginginkan kemandirian dalam keputusan mereka, dan Amerika dapat melancarkan agenda mereka di beberapa tempat melalui tekanan, tetapi logika tidak menerima mereka membuat keputusan untuk dunia," Rouhani dikutip oleh siaran pers negara Press TV mengatakan. "Kamu pikir kamu siapa memutuskan untuk Iran dan dunia?"
Diplomat top Iran, Javad Zarif, menggambarkan rencana Pompeo sebagai "regresi kebiasaan lama." Dalam cuitan Twitter, ia mencaci administrasi Trump karena "dipenjara oleh delusi, kebijakan gagal dan didikte oleh kepentingan khusus yang korup."
Bukan strategi
Analis dan mantan pejabat AS mengatakan pemerintahan Trump mengungkapkan bahwa mereka tidak tertarik untuk melakukan solusi diplomatik, tetapi tampak ingin mengejar kebijakan tekanan ekonomi yang dirancang untuk menggulingkan rezim Iran.
"Ini bukan strategi. Ini adalah daftar keinginan yang tidak memiliki prioritas dan tidak koheren secara internal," kata Jarrett Blanc, yang menjadi koordinator untuk implementasi perjanjian di Kementerian Luar Negeri di bawah pemerintahan Obama. "Ini adalah fantasi perubahan rezim tanpa sumber daya atau pengaruh. Jelas ini juga merupakan penghinaan bagi sekutu kami di Eropa."
Kebijakan garis keras perang ekonomi yang diciptakan Washington kemungkinan akan semakin membebani hubungan dengan sekutu yang sudah marah pada Trump karena menarik diri dari kesepakatan nuklir meskipun mereka sudah melakukan lobi dan Iran telah patuh.
Para pemimpin Uni Eropa sekarang berjuang untuk memastikan bahwa Iran menerima manfaat ekonomi yang dijanjikan agar tetap berada dalam kesepakatan. Salah satu contoh, mereka mempertimbangkan untuk menerapkan undang-undang pemblokiran yang akan melindungi perusahaan-perusahaan Uni Eropa yang melakukan bisnis dengan Iran dan langkah lain untuk meminta pemerintah Uni Eropa melakukan transfer uang langsung ke bank sentral Iran.
Bagaimana Iran Menangkan Perang Dingin Lawan Arab Saudi
Iran sedang di atas angin. Negeri Syiah itu tidak hanya memanen rezeki dari perjanjian nuklir, tapi juga mendesak Arab Saudi dan melebarkan pengaruhnya di Timur Tengah. Riyadh yang mulai gugup bertaruh pada Donald Trump
Foto: Irna
Damai di Dalam Negeri
Popularitas Presiden Hassan Rouhani menguat sejak Donald Trump berkuasa di Gedung Putih. Saat ini Iran fokus memanen sebanyak mungkin keuntungan dari perjanjian nuklir dan menjaga pengaruhnya di kawasan yang kian meluas. Konsensus itu ikut menjaga stabilitas politik di Teheran.
Foto: Mehr/M.Asgaripour
Banjir Pertumbuhan Ekonomi
Kelonggaran embargo ekonomi membuahkan lonjakan pertumbuhan di sejumlah sektor kunci. Dana Moneter Internasional memperkirakan nilai Produk Domestik Brutto Iran akan meroket dari 23,3 miliar menjadi 427,7 milliar Dollar AS pada 2017. Setelah banjir investasi di Cina, pekan ini giliran Presiden Rusia Vladimir Putin yang datang dan membawa kontrak energi senilai 30 miliar Dollar AS.
Foto: AP
Ramai Diplomasi di Eropa
Di panggung Diplomasi Teheran pun rajin menebar pesona. Eropa kini mendukung Iran mempertahankan perjanjian nuklir yang ingin dipreteli oleh Presiden AS Donald Trump. Agresi Gedung Putih juga mendorong Rusia dan Cina memperkuat dukungannya atas rejim di Teheran.
Foto: Reuters/Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin
Sekutu di Jantung Teluk
Embargo Arab Saudi dan tiga negara Arab lain hingga kini urung memaksa Qatar memutus pertalian dengan Iran. Malah sebaliknya. Di balik krisis tersebut Doha juga membidik peluang bisnis dengan berekspansi dan menebar investasi. Qatar Airways misalnya membeli Cathay Pacific dan menggandakan kapasitas layanan logistik.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Heimken
Aliansi dengan Turki
Kedua negara adidaya Islam di Timur Tengah itu tidak hanya merangkai aliansi buat memukul kekuatan Kurdi di Irak dan Suriah, tapi juga bahu membahu menggembosi pengaruh Arab Saudi. Ketika krisis Qatar mulai meruncing, Presiden Recep Tayyip Erdogan buru-buru berikrar dukungan pada Doha. Baru-baru ini ketiga negara berupaya mengakali embargo dengan membangun koridor logistik.
Foto: Tasnim
Menumpas Pemberontakan di Irak
Stabilitas keamanan di Irak saat ini nyaris sepenuhnya bergantung pada Iran. Ketika etnis Kurdi menyatakan kemerdekaan di wilayah utara, adalah milisi Syiah dukungan Iran yang membantu pasukan Irak meredam pemberontakan. AS sempat mendesak Irak agar mengusir milisi tersebut. Tapi Baghdad menolak.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Dicenzo
Libanon di Pangkuan Mullah
Pengaruh Teheran pekat menyelebungi Libanon, terutama sejak penarikan mundur pasukan Suriah 2005 silam. Saat ini lingkar kekuasaan di Beirut tidak berdaya menghadapi Hizbullah yang dibekingi Iran. Buat memecah kebuntuan, Perdana Menteri Hariri mengundurkan diri atas desakan Riyadh. Langkah itu juga diduga buat memancing konflik antara Israel dan Hizbullah.
Foto: Mahmoud Zayyat/AFP/Getty Images
Menjebak Saudi di Yaman
Perang saudara yang dikobarkan milisi Houthi di Yaman dengan uluran tangan Teheran menempatkan Arab Saudi dalam posisi pelik. Sejauh ini kampanye militer Riyadh tidak hanya gagal menghancurkan kekuatan milisi Syiah itu, tetapi malah membuahkan hujan kritik dunia internasional karena memicu bencana kemanusiaan.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Al-Ansi
Memperkuat Assad di Suriah
Presiden Suriah Bashar Assad kian kokoh berkat dukungan militer Rusia dan Iran. Kekuasaan Damaskus saat ini melebar lewat Palmayra hingga ke Raqqa. Takluknya ISIS membuka vakum kekuasaan yang dimanfaatkan oleh serdadu pemerintah buat merebut kembali teritori yang hilang. Bahkan Eropa perlahan harus mengakui, perang saudara ini tidak akan menamatkan riwayat rejim Assad.
Foto: Getty Images/AFP/N. Al.Khatib
Pertaruhan bin Salman
Saat tersudut, penguasa de facto Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman mengintip peluang lewat Presiden AS Donald Trump. Ketika Trump berikrar bakal mengambil kebijakan garis keras terhadap Teheran, Riyadh menimpali dengan konfrontasi. AS saat ini adalah satu-satunya sekutu Saudi yang bisa mengganyang pengaruh Iran. Ironisnya kelemahan terbesar pada rencana Arab Saudi adalah Trump sendiri.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/E. Vucci
10 foto1 | 10
Pompeo menegaskan bahwa AS mengharapkan dukungan dari sekutu regional dan global, termasuk Uni Eropa. Meskipun dia percaya bahwa Uni Eropa akan mengikuti Amerika Serikat karena mereka berbagi "nilai" yang sama, dia juga menggandakan ancaman untuk menargetkan entitas Eropa yang melakukan bisnis dengan Iran.
Namun, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini menuduh Pompeo gagal menunjukkan bagaimana menarik AS keluar dari perjanjian nuklir akan membuat kawasan itu lebih aman atau "bagaimana itu menempatkan kita dalam posisi yang lebih baik untuk mempengaruhi perilaku Iran dalam area di luar ruang lingkup JCPOA."
Mogherini menekankan bahwa Uni Eropa akan tetap berkomitmen terhadap kesepakatan itu selama Iran mematuhi komitmen terkait nuklirnya, "seperti yang dilakukannya sejauh ini."
Keretakan hubungan trans-Atlantik
Ali Vaez, direktur Proyek Iran di International Crisis Group, mengatakan administrasi Trump telah menegaskan bahwa para pemimpin Uni Eropa telah membuang-buang waktu mereka mencoba meyakinkan presiden untuk tetap menjadi pihak dalam kesepakatan dan bahwa sekarang ada "celah di tengah Atlantik. "
"Pesannya ke Eropa sekarang jelas: 'Bergabunglah dengan saya dalam mengubah bukan perilaku Iran, tetapi rezimnya,'" kata Vaez. "Pidato Pompeo lebih lanjut membuktikan bahwa tidak ada jalan tengah yang bisa dieksplorasi dengan pemerintahan Trump. Eropa harus menjalani nasibnya sendiri."
Strategi AS tampaknya untuk menerapkan tekanan ekonomi yang akan menciptakan ketidakstabilan politik domestik di Iran yang akan menantang rezim secara langsung. Namun, sanksi AS sepihak tidak akan seefektif langkah internasional yang telah membawa Iran ke meja negosiasi JCPOA.
Inilah Sanksi PBB Pada Korea Utara
PBB jatuhkan sanksi terhadap Korea Utara sebagai hukuman bagi program senjata nuklirnya. Dewan Keamanan bahkan akan memperberat sanksi. Inilah sejumlah hukuman PBB terhadap Korea Utara:
Foto: Reuters/S. Sagolj
Moneter
Korea Utara dilarang membuka cabang bank di luar negeri. PBB juga melarang anggotanya mengoperasikan institusi keuangan untuk kepentingan Pyongyang. Karena aktivitas itu bisa membuat Korea Utara mengelak dari sanksi. PBB juga meminta negara anggota mengusir siapa pun yang bekerja untuk kepentingan keuangan rezim komunis itu.
Foto: Mark Ralston/AFP/Getty Images
Pelayaran
PBB memerintahkan negara anggota untuk registrasi ulang semua kapal barang yang dimiliki, dioperasikan atau diawaki orang yang berada di bawah perintah Pyongyang. Kapal-kapal Korea Utara juga dilarang menggunakan bendera negara lain, untuk menghindari sanksi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/J. Dumaguing
Penerbangan
Air Koryo, maskapai nasional Korea Utara dilarang terbang ke Uni Eropa dengan alasan standar keamanan penerbangan. Juga AS melarang warganya melakukan bisnis dengan maskapai ini. Air Koryo terutama melayani jalur domestik dan jalur luar negeri ke Cina serta Rusia.
Foto: picture-alliance/dpa/Yonhap
Bahan Bakar
Sanksi PBB melarang penjualan bahan bakar pesawat terbang, jet dan roket ke Korea Utara. Tapi penjualan minyak mentah atau sejenisnya hingga kini masih diizinkan. Yang jarang diketahui Korut juga memproduksi mobil sendiri dengan merk Pyeonghwa, bekerja sama dengan mendiang pendeta Sun Myung Moon yang jadi penasehat spiritual mantan Presiden Park Gyeun he.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ralston
Batu bara
BisnIs ekspor batu bara terutama dijalin dengan Cina. Tapi bulan Februari lalu, Cina membatasi impor batu bara dari Korea Utara. Dengan persyaratan ketat, Pyongyang diizinkan mengekspor 7,5 juta ton batu bara ke Cina senila 374 juta euro. Salah satu pembelinya adalah Liaoning Greenland Energy Coal Co.(foto) di Dandong, kota perbatasan Cina dengan Korea Utara.
Foto: Reuters/B. Goh
Rekening Bank dan Properti
Sanksi PBB membatasi hanya satu rekening bank bagi setiap diplomat Korea Utara di luar negeri (foto kedubes Korut di Berlin). Korea Utara juga dilarang memiliki properti apa pun di luar negeri selain gedung kedutaan atau konsulatnya.
Foto: picture alliance/dpa/S.Schaubitzer
Latihan Militer
PBB melarang lembaga keamanan negara anggotanya mengirim pelatih untuk mendidik militer, polisi atau unit paramiliter Korea Utara. PBB hanya mengizinkan pertukaran tenaga medis, tapi hanya memperbolehkan asistensi teknik dan nilai keilmuan.
Foto: Reuters/S. Sagolj
Patung
PBB juga melarang penjualan patung dari Korea Utara, khususnya patung para pemimpin rezim dari dinasti Kim.
Foto: picture alliance/dpa/robertharding
8 foto1 | 8
Sanksi internasional tersebut menghukum, tetapi sanksi itu hanya efektif karena lingkup internasionalnya. Untuk Cina, Rusia dan Uni Eropa, kembali ke sanksi tersebut tidak menjadi pilihan selama Iran mematuhi perjanjian nuklir.
"Ide menerapkan kembali sanksi, yang akan menyengsarakan rakyat Iran dengan kedok membantu mereka, bukan hanya sangat tidak koheren: Ini juga secara langsung merusak pendekatan kebijakan yang dipilih sekutu Amerika di Eropa," kata Esfandyar Batmanghelidj, pendiri jaringan bisnis Forum Eropa-Iran.
"Eropa terus bertaruh pada dialog dan keterlibatan, termasuk keterlibatan ekonomi, dan mendapatkan hasil, sejauh ini menjaga Iran tetap dalam perjanjian setelah Trump melanggar dan membatalkan kesepakatan," katanya. "Keretakan trans-Atlantik hanya menjadi semakin dalam."
Sementara itu, analis mengatakan pelanggaran AS terhadap JCPOA hanya memperkuat persepsi di Iran bahwa AS tidak dapat dipercaya. Panggilan pemerintahan Trump kepada rakyat Iran untuk bangkit melawan pemimpin negara dan ancaman terselubung perubahan rezim juga akan mengeraskan tekad kepemimpinan Iran.
"Bahkan jika AS dapat memberikan tekanan maksimum pada Teheran, tindakan sulit semacam itu tidak mungkin dapat meyakinkan seorang pemimpin Iran yang tampaknya yakin bahwa satu-satunya hal yang lebih berbahaya daripada ancaman ini adalah menyerah padanya," kata Vaez. "Administrasi Trump mungkin percaya bahwa mereka telah menyusun strategi baru untuk Iran, tetapi, di mata para pemimpin Iran, itu sama saja."
na/vlz (dw)
Negara Pemilik Bom Atom
Meskipun tuntutan perlucutan senjata nuklir semakin kuat, di seluruh dunia masih terdapat sekitar 16.300 bom atom. Berikut negara-negara pemilik senjata pemusnah massal ini.
Foto: Reuters
Rusia
Negara ini merupakan pemilik senjata nuklir terbesar, demikian menurut lembaga penelitian asal Swedia, Stockholm Peace Research Institute (SIPRI). Rusia saat ini memiliki 8.000 hulu ledak nuklir. Negara ini pertama kali melakukan uji coba senjata nuklir pada tahun 1949.
Foto: Getty Images/AFP/N. Kolesnikova
Amerika Serikat
Negara ini merupakan satu-satunya yang pernah menggunakan bom atom dalam perang. Saat ini, Ameriika Serikat masih memiliki 7.300 bom atom.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali
Perancis
Setelah Rusia, Perancis merupakan negara Eropa yang terbanyak menyimpan senjata nuklir. Negara ini mulai mengembangkan senjata nuklir pada tahun 1960, dan saat ini memiliki 300 hulu ledak nuklir.
Foto: picture-alliance/dpa/J.-L. Brunet
Cina
Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia dan dengan jumlah tentara terbanyak di Dunia ini, diperkirakan memiliki 250 bom atom. Cina melakukan uji coba pertama senjata nuklir pada tahun 1964.
Foto: Getty Images
Inggris
Sekutu terdekat Amerika Serikat ini memiliki 225 senjata nuklir. Inggris pertama kali lakukan uji coba nuklir pada tahun 1952.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kaminski
Pakistan
Negara yang pernah berperang sebanyak tiga kali dengan negara tetangganya, India ini diperkirakan memiliki 100 sampai 120 hulu ledak nuklir. Negara di Asie Selatan ini mulai mengembangkan senjata nuklir pada tahun 1998.
Foto: picture-alliance/AP
India
Negara ini melakukan uji coba nuklir pertama tahun 1974, sementara yang kedua dilakukan pada tahun 1998. India diperkirakan memiliki 90-100 bom atom. Negara ini berjanji tidak akan menggunakan senjata pemusnah massal untuk menyerang pertama dan tidak akan menggunakannya terhadap negara yang tak punya senjata nuklir.
Foto: Reuters
Israel
Sangat sedikit informasi tentang program nuklir negara ini yang diketahui masyarakat internasional. Israel diperkirakan memiliki 80 senjata nuklir.
Foto: Reuters/B. Ratner
Korea Utara
Dengan bantuan teknologi dari Pakistan, Korea Utara setidaknya berhasil memiliki enam hulu ledak nuklir. Meskipun masyarakat internasional menerapkan berbagai tekanan dan Embargo, sejak tahun 2006 negara ini tetap rajin melakukan uji coba senjata nuklir.