1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Kesehatan

Rencana Darurat Jerman Hadapi Pandemi Virus Corona

27 Februari 2020

Wabah corona kini tengah melanda Jerman. Pemerintah mengimbau warga untuk tetap tenang, dan karantina kota masih belum dibutuhkan. Jerman pun masih belum menyiapkan rencana darurat hadapi kemungkinan pandemi COVID-19.

Masker Coronavirus
Seorang pria menggunakan masker di depan apotek di JermanFoto: picture-alliance/Pressebildagentur ULMER/M. Ulmer

Waspada dan bersiap, singkatnya itulah posisi pemerintah Jerman kini dalam hadapi penyebaran virus corona, bahkan setelah kasus pertama dilaporkan di negara tersebut.

"Saya tetap yakin bahwa kami bersiap dengan langkah terbaik dan bahwa kami telah membuat kemajuan sebaik mungkin," ujar Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn awal pekan ini. Ia menambahkan bahwa sistem kesehatan Jerman merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Spahn juga berpendapat bahwa dokter dan rumah sakit Jerman dapat mengatasi tantangan yang muncul dari virus baru setiap tahunnya. Namun, dia mengakui bahwa kali ini ada perbedaan di mana para ahli tidak mendapat gambaran tentang virus corona jenis baru ini dan vaksin juga tidak tersedia.

"Kita harus realistis," kata Lothar Wieler, Presiden Robert Koch Institute (RKI), sebuah badan pengendalian dan pencegahan penyakit pemerintah Jerman. "Vaksin tidak akan tersedia sampai akhir tahun."

Tidak ada karantina

Tidak seperti di Italia, Jerman saat ini belum memiliki rencana untuk mengkarantina wilayahnya.

"Kami akan terus mencoba untuk mengisolasi orang yang terinfeksi di Jerman selama mungkin, merawat mereka di fasilitas kesehatan, dan memberikan perawatan kepada orang-orang yang memiliki riwayat kontak dengan mereka," kata Spahn.

Pascapertemuan Menteri Kesehatan di Roma, Selasa (25/02), Spahn menegaskan bahwa pembatasan perjalanan maupun penutupan perbatasan (negara) tidak akan menjadi langkah yang tepat.

Mengamini Spahn, juru bicara dinas kesehatan Berlin Lena Högemann kepada DW menyebut mengkarantina kota, terutama kota besar tidak mungkin dilakukan. Hampir tidak mungkin untuk memantau wisatawan Eropa datang ke Berlin karena banyaknya akses dan sarana transportasi ke kota. Dia mengatakan Berlin "sangat siap menghadapi keadaan darurat" tetapi menyarankan orang-orang yang datang dari Italia harus menghubungi dokter karena alasan keamanan.

Sejumlah sekolah dan taman kanak-kanak pada hari Rabu (26/02), diliburkan sebagai bentuk pencegahan yang dilakukan distrik Heinsberg di negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) setelah salah seorang warganya dilaporkan terjangkit virus corona.

Steffan Seibart, juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, mengatakan Jerman sejauh ini telah berhasil mengisolasi dan merawat individu yang terinfeksi dan mencegah penyebaran virus. "Itu jadi tujuan kami," katanya. "Berkat kerja yang sangat baik di lapangan, kasus-kasus baru dapat ditangani dengan sangat cepat."

Rencana darurat hadapi pandemi

Sejauh ini Jerman belum memiliki rencana spesifik dan komprehensif dalam menghadapi wabah virus corona jenis baru ini. Kepada DW, RKI menunjukkan rencana darurat hadapi pandemi yang mereka rancang tiga tahun lalu, dan mengklaim ini juga dapat berlaku bagi virus corona.

Rencana tersebut mengusulkan sejumlah langkah yang mungkin dilakukan ketika menangani "penyebaran wabah yang terus-menerus dalam suatu populasi," termasuk "pengecualian orang sakit dari fasilitas umum, isolasi orang sakit, isolasi orang sakit di fasilitas medis." Pemerintah pun telah mengikuti rencana itu sejauh ini, misalnya ketika mengevakuasi warga Jerman dari Cina dan menempatkan mereka dalam karantina selama 14 hari. Rencana ini juga menetapkan pemerintah harus "menutup fasilitas penginapan, menutup fasilitas umum, dan melarang kegiatan acara." Pemerintah belum sampai pada tahap ini.

Saat ini stok masker di Jerman juga menipis. "Hanya ada sedikit saat ini," jelas Thomas Porstner, direktur pelaksana Asosiasi Federal Pedagang Besar Farmasi. Para ahli menekankan bahwa masker sejatinya lebih dibutuhkan para dokter dan perawat, bukan karena risiko infeksi yang mereka hadapi, namun agar tidak memperparah keadaan pasien yang mempunyai sistem imun lemah.

Dampak ekonomi

Sementara itu ekonom khawatir akan dampak negatif yang disebabkan COVID-19 terhadap kondisi ekonomi global. Gabriel Felbermayr, Presiden Institut Ekonomi Dunia yang berbasis di Kiel mengatakan kepada DW bahwa situasi saat ini mengingatkannya pada bangkrutnya bank investasi AS Lehmann Brothers di tahun 2008, di mana orang tiba-tiba menyadari "betapa rapuhnya sistem keuangan."

"Kami menganggap itu akan memiliki sedikit dampak pada kondisi ekonomi global," kata Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier. "Dampaknya bergantung pada seberapa cepat virus ini menyebar dan seberapa cepat jumlah infeksi menurun."

(rap/gtp)

Jens Thurau Jens Thurau adalah koresponden politik senior yang meliput kebijakan lingkungan dan iklim Jerman.