1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialTurki

Rencana Pemerintahan Erdogan Berantas Anjing Liar

Burak Ünveren | Gülsen Solaker
26 Juli 2024

Menurut rancangan undang-undang baru yang dikeluarkan oleh Partai AKP yang berkuasa di Turki, anjing-anjing liar akan disuntik mati. Aktivis dan pakar hak-hak hewan marah, masyarakat terpecah.

Seekor anjing jalanan di stasiun metro di Istanbul
Seekor anjing jalanan di stasiun metro di IstanbulFoto: Istanbuler Stadtverwaltung/dpa/picture alliance

Ada sekitar empat juta anjing liar di Turki. Mereka membuat banyak warga khawatir. Dari sudut pandang mereka, hewan liar adalah sebuah masalah. Pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdoğan ingin mengurangi jumlah anjing liar dengan mengubah undang-undang perlindungan hewan: peraturan perlindungan sebelumnya dihapuskan sehingga anjing liar dapat disuntik mati. Para pecinta binatang di seluruh negeri memprotes RUU tersebut dan menyerukan agar RUU ini dicabut.

Para anggota parlemen dengan sengit memperdebatkan RUU tersebut selama dua minggu. Hal ini menyebabkan perdebatan sengit di ruang konferensi parlemen di Ankara, dan di luar ruang konferensi. Warga dan aktivis hak-hak binatang mengikuti perdebatan tersebut melalui monitor di lorong dan menyebarkan pernyataan anggota komisi di Internet.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Hasilnya: monitor di gedung parlemen dibongkar. Selain itu, langkah-langkah keamanan di depan gedung parlemen ditingkatkan dan jumlah pasukan polisi di lokasi ditingkatkan.

Pada Rabu malam (24/7), mayoritas komisi menyetujui seluruh 17 pasal undang-undang perlindungan hewan yang baru. Sekarang parlemen akan melakukan pemungutan suara – AKP pimpinan Erdogan dan sekutu ultranasionalisnya, MHP, punya suara mayoritas. Jadi, sepertinya tidak ada yang menghalangi rencana perubahan undang-undang tersebut.

"Eutanasia" terhadap hewan?

Namun protes dari aktivis hak-hak binatang dan oposisi tidak kunjung usai. Membunuh banyak hewan liar bukanlah solusi. Lewat sebuah surat, aktris Prancis Brigitte Bardot meminta Erdogan untuk mencabut RUU ini.

Seorang perenang berkebangsaan Turki bahkan mengumumkan bahwa ia akan melakukan mogok makan sebagai protes hingga RUU tersebut dicabut. Amandemen juga dikritik karena reformasi tersebut tampaknya tidak mempertimbangkan kekhawatiran masyarakat sipil, dokter hewan, atau partai oposisi. 

“Cabut undang-undang” dan “Hewan itu memanggilmu”, demikian bunyi poster nasional terhadap rancangan undang-undang tersebutFoto: ANKA

Undang-undang yang berlaku saat ini memberikan perlindungan tingkat tinggi kepada semua hewan peliharaan. Mereka memiliki kesempatan untuk hidup dengan cara yang sesuai dengan spesiesnya. Ini juga berlaku untuk anjing liar.

Tujuan undang-undang baru ini adalah untuk memastikan bahwa hewan yang membutuhkan perawatan tidak lagi diperbolehkan berkeliaran bebas. Anjing yang menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak dipelihara oleh siapa pun harus disuntik mati.

Pemerintah awalnya menyebut hal ini sebagai "eutanasia." Setelah negosiasi yang sengit, istilah tersebut dihapus dari rancangan dan ditulis ulang. Namun ini tidak akan mengubah penanganan praktis. "Dalam situasi di mana perilaku negatif hewan tidak dapat dikendalikan," dokter hewan dapat memutuskan untuk membunuhnya, menurut RUU baru ini.

Apa yang mau dicapai dengan membunuh anjing liar?

Menurut dokter hewan dan aktivis hak-hak hewan, ini adalah "alasan" untuk melarang secara permanen semua hewan tunawisma berkeliaran di jalanan. Presiden Asosiasi Dokter Hewan Turki, Murat Arslan, mengatakan bahwa membunuh anjing jalanan bukanlah solusi. Dia lantas menganjurkan untuk membuat hewan steril melalui intervensi medis. 

Seperempat dari sekitar empat juta hewan jalanan telah disterilkan. "Tidak ada satu negara pun di dunia yang menggunakan pembunuhan untuk menyelesaikan permasalahannya," kata Arslan. Jika negara memberi kesempatan, seorang dokter hewan bisa mensterilkan sepuluh hewan sehari.

Güliz Gündüz dari organisasi perlindungan hewan Law for Life mengeluh bahwa pembunuhan tersebut sebenarnya bukanlah hal baru. "Hewan-hewan tersebut hidup normal di lingkungan mereka. Kemudian pemerintah kota mendorong mereka ke pinggiran kota. Mereka dibiarkan kelaparan di sana dan mengalami dehidrasi," kata Gündüz.

"Turki punya masalah dengan anjing liar"

Neşe Özkanoğlu, Wakil Presiden Pusat Hak-Hak Hewan dari Asosiasi Pengacara Ankara, memperingatkan bahwa rancangan undang-undang tersebut memiliki "potensi" untuk membunuh anjing tanpa alasan. Dan dia melihat masalah lain.

"Apa yang kita miliki di sini jelas bukan undang-undang yang akan mengendalikan populasi hewan, namun undang-undang yang akan semakin memperdalam perpecahan sosial," kata Özkanoğlu. 

Erdogan membela rancangan undang-undang tersebut dengan mengatakan: "Turki punya masalah dengan anjing liar. Rakyat menuntut kami menyelesaikan masalah ini. Kami tidak bisa berpangku tangan."

Pihak oposisi lepas tangan

Rencananya, kota dan kotamadya akan menerapkan undang-undang baru tersebut. Namun, partai oposisi terbesar, CHP, partai sosial demokrat, telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan menerapkan peraturan baru di kota-kota yang mereka kelola.

Peraturan ini saat ini berlaku untuk setengah dari seluruh kota di Turki, termasuk di kota metropolitan Istanbul dan di ibu kota Ankara. Namun pada akhirnya, pegawai kota di tingkat normallah yang dianggap akan menanggung risikonya. Hal ini karena rancangan undang-undang tersebut menetapkan hukuman penjara bagi pejabat yang tidak menerapkannya. (ae/hp)

Burak Ünveren Editor multimedia dengan fokus pada kebijakan luar negeri Turki dan hubungan Jerman-Turki.
Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait