1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TerorismeIndonesia

Rentang Waktu Aksi Lone Wolf Setelah Terpapar Radikalisme

3 April 2021

Dalam jaringan terorisme, ada pelatihan-pelatihan tertentu. Tapi lone wolf bisa menyerang lebih cepat, ungkap Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto.

Gambar ilustrasi terorisme
Gambar ilustrasi terorismeFoto: picture alliance/chromorange

Seorang lone wolf, seperti Zakiah Aini, penyerang Mabes Polri, disebut bisa nekat melakukan aksi terorisme dalam waktu yang tak lama setelah terpapar radikalisme. Rentan waktu lone wolf melakukan penyerangan usai terpapar disebut kurang dari satu tahun.

"Antara satu sampai enam bulan, biasanya ya. Sudah bergerak," ujar Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto, dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM yang digelar daring, Sabtu (3/4/2021).

Wawan menuturkan waktu tersebut berbeda dengan para teroris yang masuk ke jaringan atau kelompok ekstremis. Sebab, ada pelatihan-pelatihan tertentu di dalam jaringan teroris.

"Ada yang lebih panjang tapi biasanya itu pelatihan-pelatihan, kalau misalnya dia ada sisi pola serang. Tapi kalau yang lone wolf itu bisa lebih cepat," ucap Wawan.

Dia lantas menganalisis serangan Zakiah Aini di Mabes Polri. Wawan berujar tindakan lone wolf, seperti Zakiah Aini, juga sporadis.

"Seperti apa yang terjadi ZA ini kita melihat dia nggak mempelajari formasi tempur. Dia hanya menembak tanpa pelindungan, tanpa tiarap, tanpa mengendap di tempat-tempat yang bisa membuat dia tertahan kalau ada serangan balik. Dia lebih cenderung di tempat terbuka," kata Wawan. 

Zakiah Aini, 25 tahun, menyerang Mabes Polri pada Rabu (31/03) dan sempat melepaskan enam kali tembakan dalam tiga kesempatan.Foto: MARIANA/AFP/Getty Images

Apa itu lone wolf dan bagaimana mereka beraksi?

Dalam arti aslinya, lone wolf adalah hewan atau orang yang menghabiskan hidupnya dengan menyendiri, bukan dengan kelompok. Hal ini merujuk pada perilaku serigala yang meninggalkan atau ditinggalkan kelompoknya.

Di dunia terorisme, lone wolf adalah seseorang yang beraksi sendirian tanpa dukungan dari organisasi terorisme. Demikian penjelasan Mark Hamm, profesor Indiana State University Amerika Serikat, seperti dikutip dari dokumen perpustakaan digital Kementerian Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (Homeland Security).

Mark Hamm mempelajari tentang terorisme lone wolf di Amerika Serikat. Dia menyebut lone wolf adalah pelaku yang beraksi tanpa arahan dari suatu struktur hierarki. Lone wolf membuat rencana dan metode sendiri tanpa ada bantuan dari pihak kedua dan ketiga.

Daftar serangan lone wolf di Indonesia

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut pelaku penyerangan ke Mabes Polri, Zakiah Aini (25), adalah lone wolf. Sebelum Zakiah Aini, ada sejumlah teror lone wolf yang sempat menggegerkan Indonesia:

1. Serangan Bom ke Markas Polisi Medan

Rabbial Muslim Nasution dicurigai saat mencoba masuk ke Mapolrestabes Medan, Sumut, pada 2019. Rabbial, yang mengaku ingin mengurus SKCK, sempat diperiksa, namun akhirnya meledakkan bom di halaman Mapolrestabes Medan.

2. Peledak Bom di Pospol Kartasura

Rofik Asharuddin (23) meledakkan bom di Pos Polisi Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 2019. Ledakan bom itu terjadi di Pospol Kartasura, Sukoharjo, sekitar pukul 22.30 WIB, Senin (3/6). Akibat kejadian itu, pelaku mengalami luka parah. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.

3. Perakit Bom Panci di Bandung

Bom panci meledak di kediaman perakitnya, Agus Wiguna, di Bandung pada 2017. Polisi kala itu menyebutnya sebagai teroris tipe lone wolf.

4. Teror Bom di Mal Alam Sutera

Pada 2015, publik digegerkan oleh teror bom di Mal Alam Sutera. Tim gabungan Polda Metro Jaya kemudian menangkap pelaku, yaitu Leopard Wisnu Kumala (29), yang ternyata tidak terkait dengan jaringan terorisme yang selalu diidentikkan dengan aksi teror bom. (ae/)

Baca selengkapnya di: DetikNews

Lone Wolf Seperti Zakiah Rentan Beraksi 1-6 Bulan Usai Terpapar Terorisme

Termasuk Serangan ke Mabes Polri, Ini Daftar Teror Lone Wolf di Indonesia

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait