Renungan Paskah: Gereja di Jerman Sampaikan Pesan Politik
21 April 2025
Di masa krisis dan perang, gereja-gereja di Jerman menyampaikan pesan Paskah yang jelas. Mereka mengkritik populisme dan kecenderungan otokratis. Dua kepala negara menjadi pusat kritik.
Ketua Wali Gereja Katolik Jerman, Georg BätzingFoto: Robert Michael/dpa/picture alliance
Iklan
Dalam pesan Paskahnya, gereja-gereja di Jerman menyerukan agar umat tidak bersikap pesimistik, namun pada saat yang sama mengkritik peningkatan perang, egoisme, dan populisme di dunia.
Pesan Paskah gereja-gereja menyampaikan gambaran kontras terhadap "egomania" Presiden AS Donald Trump, maupun "megalomania nasionalis" Presiden Rusia Vladimir Putin, kata ketua Konferensi Waligereja Katolik, Georg Bätzing, dalam sebuah wawancara Paskah dengan harian "Kölnische Rundschau". Sebaliknya, kisah Paskah adalah "simbol solidaritas yang luar biasa", jelasnya.
Georg Bätzing mengatakan, sangat mengejutkan bahwa politisi seperti itu "ingin menggarisbawahi perilaku mereka yang tidak sesuai dengan ajaran Kristen dengan pembuktian Kristen," misalnya dengan menunjukkan gambar pelajaran Alkitab bersama Trump atau gambar Putin di gereja sambil memegang lilin.
Religius dan Tidak Religius - Menyambut Paskah di Berbagai Negara
Jumat Agung dan Paskah sebenarnya perayaan keagamaan. Selain ritual yang lazim, dari perayaan ini berkembang juga kebiasaan yang tidak berkaitan dengan agama. Misalnya di Amerika Serikat.
Foto: fotolia/guukaa
Prosesi Keagamaan Palestina-Israel
Warga Ortodoks Koptik di Timur Tengah mengadakan prosesi dalam upacara Api Suci untuk memperingati penyaliban dan kebangkitan Yesus. Peringatan ini dilaksanakan di gereja Makam Kudus di Yerusalem.
Foto: Getty Images/I. Yefimovich
Jadi "Yesus Kecil" di Nikaragua
Anak-anak kecil mengenakan kostum dan dekorasi lain untuk tampil sebagai "Yesus kecil" dalam perayaan dan prosesi "Jesus del gran poder" atau Yesus Penguasa Beswar di Granada, Nikaragua.
Foto: Reuters/O. Rivas
Mengikat Pita di Costa Rica
Warga Katolik Nikaragua mengadakan prosesi yang disebut "Jesus Nazareno of the tapes". Dalam perayaan yang dilaksanakan dalam pekan menjelang Paskah, orang mengikat pita pada patung Yesus yang diarak, sebagai simbol janji untuk setia kepada Yesus. Foto: perayaan di Cot de Cartago, Costa Rica.
Foto: Reuters/J. C. Ulate
Menjual Telur Hias di Republik Ceko
Di banyak negara lainnya, menjelang Paskah orang kerap menghias dan mewarnai telur. Tradisi ini menyebar luas di Eropa. Tapi ini tidak berkaitan langsung dengan ajaran agama Kristen. Telur sering dijadikan simbol "awal baru," yang juga jadi pengertian kebangkitan Yesus dalam agama Kristen. Foto: penjaja telur hias di lapangan pusat kota Praha.
Foto: Reuters/D. W Cerny
Menyiksa Diri Sendiri di Filipina
Kebiasaan menyiksa diri sendiri ini khas di Filipina, satu-satunya negara dengan mayoritas penduduk beragama Kristen, tepatnya Katolik yang lakukan ritual ini. Tujuannya untuk menyadari rasa sakit yang diderita Yesus bahkan sebelum disalib. Tetapi menyiksa diri sendiri sebagai cara memperingati penderitaan Yesus tidak berkaitan dengan ajaran agama.
Foto: Reuters/R. Ranoconi
Upacara Berdarah di Filipina
Di banyak negara, cara memperingati penderitaan Yesus sering dengan menggunakan seseorang yang "berperan" sebagai Yesus yang disalib. Tetapi di Filipina, penyaliban dilakukan secara real. Orang yang memerankan Yesus benar benar dipaku menggunakan paku sungguhan pada kayu salib. Cara peringatan seperti ini juga tidak tercantum dalam ajaran agama Kristen.
Foto: AP
Saling Menyiram Air di Polandia
Ini ritual yang khas bagi Polandia. Tradisi itu disebut "Smingus-Dyngus", dan diadakan menjelang Paskah, tetapi kaitan langsungnya tidak ada. Upacara ini mengingatkan orang pada pembaptisan Pangeran Mieszko I tahun 966, yang membawa agama Kristen ke Polandia.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Kue Hias di Polandia
Ini juga ritual khas yang tidak spesial berkaitan dengan ajaran agama. Kue Mazurek di Polandia biasa dibuat dan disajikan di masa-masa menjelang Paskah. Kue ini didekorasi dengan biji labu berwarna hijau, almon, krem dari susu dan kue kering kecil.
Foto: cc-by-Madzia Bryll
Domba Paskah di Jerman
Sebenarnya domba Paskah merupakan ritual Yahudi. Ini menjadi peringatan eksodus Bani Israel dari Mesir. Mereka menandai pintu rumah dengan darah dari anak domba yang disembelih, dengan maksud agar tak dijemput malaikat maut. Dalam agama Kristen, domba merupakan simbol bagi pengorbanan Yesus yang tak berdosa. Namun kue dalam bentuk domba tak ada dalam kisah-kisah agama Kristen.
Foto: Fotolia/Thomas Geuking
Makanan Asin di Italia
Seperti halnya di Polandia, makanan atau kue tertentu dihidangkan di masa Paskah. Orang Jerman suka makan telur yang dibuat dari coklat, sedangkan orang Italia menyantap makanan yang asin. Tepatnya kue Paskah dari telur dan bayam. Di samping kue bayam, "Torta di Pasquetta", dihidangkan pula kue yang disebut Merpati Paskah.
Foto: picture-alliance/dpa
Saling Pukul di Finlandia
Di Finlandia, pada Hari Paskah orang saling memukul dengan lembut dengan cabang pohon birch. Itu peringatan penyambutan Yesus di Yerusalem dengan daun palem pada Hari Minggu Palem, seminggu sebelum Paskah. Pada Hari Paskah anak-anak turun ke jalan dengan genderang dan terompet, yang menandai berakhirnya masa duka. Seperti di Jerman, Api Paskah juga dinyalakan.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Membelai Bunga Dedalu di Inggris
Pada Jumat Agung, warga Inggris mengurangi makan. Tradisinya, orang Inggris hanya makan roti kismis hangat yang disebut "Hot Cross Buns". Namanya demikian karena roti dihiasi salib di bagian atasnya. Sebagai dekorasi, cabang pohon dedalu digantungi dengan telur yang dihias. Orang Inggris juga suka membelai bunganya, karena katanya membawa keberuntungan.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Parade Kostum Warna Warni di AS
Sejumlah besar orang yang memakai kostum, dekorasi dan topi warna-warni berparade di sepanjang Fifth Avenue, di kota New York, selama Parade Paskah. Parade diikuti ratusan orang sebagai peserta. Acara diadakan di hari Minggu Paskah. Yang khas: acara ini bersifat informal, tidak terorganisir khusus dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan ajaran agama.
Foto: Getty Images/V. Blue
13 foto1 | 13
Kritik terhadap gaya politik
Georg Bätzing juga menyatakan kekhawatiran bahwa AS akan bertransformasi menjadi negara yang otokratis. Pada hari pelantikan Presiden Donald Trump tanggal 20 Januari, dia mengatakan dirinya sendiri hampir tak percaya, dengan apa yang terjadi di AS yang sedang memasuki era baru.
Iklan
"Sejak itu, struktur demokrasi di Amerika Utara telah berubah menjadi struktur otoriter, kebebasan media telah diserang, pejabat telah ditekan atau dipecat, perbatasan telah ditutup, perjanjian internasional telah dihentikan dalam semalam, dan mitra dagang telah dikenai tarif," katanya-
Gaya politik baru ini, yang tidak segan-segan berbohong dan mempermalukan diri di muka umum, mengingatkan kita pada "masa-masa kelam ketika negara-negara adikuasa mempertaruhkan wilayah pengaruhnya tanpa mempedulikan kedaulatan negara-negara kecil dan dampak globalnya."
Pawai Paskah Untuk Perdamaian
Di Jerman ada tradisi pawai paskah untuk perdamaian, yang digelar di berbagai kota dan desa. Tradisinya berasal dari Inggris. Peserta unjuk rasa menggunakan berbagai warna untuk menyampaikan pesan politiknya.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Assanimoghaddam/dpa
Stuttgart: "Perdamaian perlu gerakan"
Slogan dalam spanduk para demonstran di kota Stuttgart. Pawai protes sepanjang akhir pekan selama Paskah ini sudah menjadi tradisi di seluruh Jerman, tetapi sebenarnya berakar pada pawai anti-nuklirdi Inggris yang berlangsung selama Paskah 1958. Tren ini menyebar ke Jerman Barat pada 1960-an - sampai sekarang.
Foto: picture alliance/dpa/M. Murat
Berlin: "Hentikan perang di Yaman"
Isu anti perang juga menjadi salah satu motto tradisional dalam Pawai Paskah Jerman, yang tahun 2018 dilangsungkan di sekitar 100 kota. Perdamaian, demiliterisasi, larangan ekspor senjata dan perlucutan senjata nuklir adalah tema umum yang diusung. Di Berlin, sekitar 2.000 orang berpartisipasi. Ini salah satu posternya: Menolak perang di Yaman.
Foto: picture alliance/dpa/C. Gateau
Gronau: Dengan kostum dan topeng menentang senjata nuklir
Pawai Paskah di Gronau, di perbatasan Jerman-Belgia. Peserta menggunakan kostum untuk menyampaikan pesan mereka. Tahun 1980-an, jumlah peserta Pawai Paskah mencapai ratusan ribu orang. Para pemrotes waktu itu menyorotiketegangan nuklir dan Perang Dingin antara Barat dan Uni Soviet. Hari ini, mereka mengeritik kebijakan-kebijakan aktual.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Seidel
München: 'Larang senjata nuklir!'
Peserta Pawai Paskah di München tahun 2018 mengusung isu tradisional: demiliterisasi. Mereka mengeritik ancaman senjata nuklir dan kebijakan pemerintah Jerman yang menyetujui ekspor senjata ke negara-neara yang dianggap bermasalah. Pawai dimulai dengan kebaktian gereja di pusat kota, kemudian dilanjutkan dengan pawai menelilingi pusat kota.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Balk
Duisburg: Pawai politik untuk tua dan muda
Pawai Paskah adalah juga acara keluarga. Di kota Duisburg ratusan orang berkumpul berkumpul untuk perdamaian. Politisi dari beberapa partai politik Jerman juga menghadiri acara itu. Pawai ini penuh warna-warni dan diikuti tua dan muda. Anak dalam foto membawa balon dengan simbol perdamaian yang warnanya cocok dengan pakaiannya.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Seidel
Bremen: Bendera pelangi simbol perdamaian
Di kota pelabuihan di utara Jerman ini, peserta Pawai Paskah tahun 2018 dua kali lipat dari tahun 2017, kata penyelenggaranya. Sekalipun cuaca mendung dan hujan, para peserta tidak kehilangan semangat dan mengibarkan bendera warna-warni melawan cuaca yang kelabu.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Assanimoghaddam/dpa
6 foto1 | 6
Gereja Protestan: Tetap sebarkan optimisme
Bulan lalu, para uskup Katolik telah mengutuk penanganan AS terhadap Ukraina sebagai "skandal" dan menyebut perilaku pemerintahan Trump "tidak bertanggung jawab," kata Bätzing. "Sekarang (pemerintah AS) mencoba mendekati (Presiden Rusia Vladimir) Putin, untuk memberikan tekanan, bahkan sampai pada titik pemerasan, mengenai pasokan bahan baku. "Ini pada dasarnya berarti menyerahkan Ukraina kepada Rusia, sang agresor. "Ini adalah skandal, untuk memperjelasnya."
Dalam pesan Paskahnya, ketua Dewan Gereja Protestan di Jerman EKD, Kirsten Fehrs, menyerukan agar gereja tetap menyebarkan optimisme dan tidak sekadar berbagi laporan bencana.
Kirsten Fehrs menyebut Paskah sebagai "festival kegembiraan dengan harapan yang menantang dan cinta yang tak tergoyahkan terhadap kehidupan." Dan itu juga berlaku "di masa-masa sulit ini, ketika begitu banyak kebencian, perang, dan kematian membuat orang putus asa."
Artikel ini pertama kali dirlis di DW bahasa Jerman