Repsol temukan sumber gas alam terbesar di Indonesia dalam 18 tahun. Cadangan gas ini bisa membantu perkembangan ekonomi Indonesia, klaim mereka. Benarkah?
Iklan
Perusahaan minyak dan gas asal Spanyol, Repsol, menemukan potensi cadangan gas bumi di Wilayah Kerja (WK) Sakakemang, Sumatra Selatan. Pengeboran dilakukan di sumur Kali Berau Dalam (KBD).
Repsol mengatakan penemuan di Sumatra Selatan ini sebagai "penemuan gas terbesar di Indonesia dalam 18 tahun" dan salah satu dari sepuluh penemuan terbesar di dunia selama 12 bulan terakhir.
"Penemuan itu terjadi di blok Sakakemang di Sumatra Selatan, di mana Repsol, sebagai operator, memiliki 45 persen saham," seperti tertera dalam rilis berita mereka. Petronas (Malaysia) memiliki 45 persen dan Moeco (Jepang) sisanya 10 persen.
Repsol memperkirakan bahwa sumur KBD-2X tersebut menampung setidaknya 2 trilyun kaki kubik atau 57 miliar meter kubik sumber daya yang dapat dieksploitasi.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, temuan potensi cadangan ini cukup signifikan. "Kami sampaikan informasi potensi temuan gas di Sakakemang. Kita sebutkan potensinya cukup signifikan meskipun saat ini belum bisa menyebutkan angkanya," kata Dwi saat mengelar konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (18/02) seperti dikutip dari tempo.co.
Kilang Minyak Rumahan di Suriah
Sebelum perang sipil pecah di Suriah, Msheirfeh adalah sebuah desa pertanian yang tentram. Kini warga membuat kilang minyak rumahan untuk bertahan hidup, tanpa memedulikan bahaya gas beracun bagi lingkungan.
Foto: Rozh Ahmad
Lahan Pertanian Terkontaminasi
Asap hitam membumbung tinggi di atas jalanan utama menuju desa di bagian timur laut Suriah. Puluhan kilang minyak rumahan bermunculan sejak perang sipil pecah tahun 2011. Warga setempat beralih ke emas hitam untuk mencari nafkah. Konflik telah mengubah wilayah pertanian untuk selamanya.
Foto: Rozh Ahmad
Butuh Emas Hitam
Sebagian besar kilang minyak milik negara sudah hancur atau diambil alih oleh kelompok militan. Permintaan atas minyak bumi melonjak, dan industri kilang minyak rumahan meroket. Namun teknik primitif berujung pada pelepasan gas beracun ke udara, dan minyak yang bocor telah mencemarkan tanah serta air tanah.
Foto: Rozh Ahmad
Boro-Boro Impas
Begitu selesai disuling, minyak dituang ke dalam jeriken minyak, siap untuk dijual. Para pekerja di kilang minyak rumahan ini dibayar 24 Euro atau Rp. 370.000,- per barel.
Foto: Rozh Ahmad
Situasi Berbahaya
Ini adalah pekerjaan penuh risiko - acapkali pekerja jatuh sakit, atau bahkan terancam dibunuh. Asap pembakaran minyak mentah pekat di udara dan ledakan kerap terjadi. Banyak pekerja yang menderita ruam kulit, luka bakar, amputasi akibat keracunan, kesulitan bernapas, sakit kepala, batuk tiada henti atau infeksi mata.
Foto: Rozh Ahmad
Senjata dan Minyak Bumi
Berdiri di samping kolam minyak pascasuling, pekerja yang berada di sebelah kiri berkata bahwa dirinya susah tidur, "bukan karena baku tembak yang sering terdengar, tapi karena badan saya gatal-gatal dan saya sering merasa tidak nyaman sejak bekerja di sini."
Foto: Rozh Ahmad
Minyak Dimana-mana
Kilang minyak rumahan umumnya digarap oleh dua orang yang membeli minyak mentah dari pasukan bersenjata di provinsi Deir ez-Zor. Banyak pekerja yang memakai sepatu bot karet dan juga syal untuk menutupi wajah mereka. Namun ini tidak menghentikan minyak hitam untuk menodai pakaian, rambut dan kulit mereka. Menghirup gas beracun dan mendapatkan luka bakar adalah keseharian di sini.
Foto: Rozh Ahmad
Dunia yang Terbalik
Sebelum perang, banyak pekerja di kilang minyak rumahan yang punya mata pencaharian lain. Mereka adalah mahasiswa, petani, pegawai negeri dan guru, yang terpaksa mencari cara lain untuk mendapat pemasukan. Bekas petani Nu'man Uthman, terlihat dalam foto, kini mengelola kilang minyak rumahan bersama anak lelakinya, Sherif.
Foto: Rozh Ahmad
Kehidupan Sebelum Perang Sipil
Mantan guru ini terpaksa meninggalkan sekolah tempatnya bekerja ketika perang dimulai. Kini sembari menyalakan api di bawah kilangnya, ia berpikir: "Saya kengen menjadi seorang guru karena dulu saya berguna bagi sesama. Dalam kerjaan ini, saya merasa sangat tidak berguna."
Foto: Rozh Ahmad
8 foto1 | 8
Apa keuntungannya untuk Indonesia?
Dalam rilis beritanya, Repsol menyatakan bahwa penemuan cadangan gas besar ini merepresentasi sumber daya baru yang bisa membantu perkembangan ekonomi di Indonesia.
Praktisi industri migas Dwandari Ralanarko dari Committee American Association of Petroleum Geologists (AAPG) Asia Pacific membenarkan klaim Repsol itu. Dia setuju bahwa penemuan sumber gas alam oleh Repsol akan memberi efek positif untuk ekonomi Indonesia. "Penemuan sumber cadangan gas di Sakakemang diproyeksikan dapat menambah cadangan nasional, sehingga diharapkan pula ke depannya akan dapat menggenjot produksi gas nasional," katanya saat dihubungi DW.
Ia juga menggarisbawahi bahwa industri migas menyerap tenaga kerja yang sangat besar, mulai dari pembangunan infrastruktur seperti jalan, jalur listrik dan jembatan ke lokasi-lokasi pengeboran migas, hingga penyediaan jasa yang banyak sekali mulai dari katering, laundry hingga jasa service pengeboran. Selain itu, "penemuan cadangan gas baru juga menambah pendapatan negara dari sistem bagi hasil industri migas, seperti royalti atau gross split", tambahnya.
Mengutip situs Indonesia Investments, saat ini Indonesia memiliki cadangan gas terbesar ketiga di wilayah Asia Pasifik (setelah Australia dan RRC) dan berkontribusi untuk 1,5 persen dari total cadangan gas dunia (BP Statistical Review of World Energy 2015). Setelah Qatar, Malaysia, Australia dan Nigeria, Indonesia saat ini adalah eksportir gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) terbesar kelima di dunia.
Perusahaan ini akan melanjutkan pekerjaan eksplorasi dalam beberapa bulan mendatang dengan appraisal well yang telah direncanakan. Repsol bekerjasama erat dengan regulator migas Indonesia, SKK Migas, dalam kegiatan eksplorasi dan terus bekerja untuk langkah selanjutnya dengan pihak berwenang Indonesia, demikian disebutkan.
SKK Migas saat ini memang tengah meningkatkan upaya eksplorasi di Indonesia yang menghadapi penyusutan produksi dan kurangnya aktivitas investasi baru. SKK Migas menargetkan setidaknya ada penemuan cadangan minyak dan gas raksasa 500 juta barel setara minyak per hari sampai 2023, seperti dikutip kontan.co.id.
Indonesia adalah fokus investasi eksplorasi Repsol di Asia Tenggara. Repsol memiliki beberapa lisensi di Sumatra, baik di darat maupun di lepas pantai, dan berencana untuk melaksanakan pengeboran dan akuisisi seismik yang intensif pada tahun 2019 dan 2020.
Perusahaan ini telah hadir di Indonesia melalui bisnis pelumas selama 20 tahun, dengan produksi lokal sejak tahun 2006. Berkat pertumbuhan tiga tahun terakhir, Indonesia telah menjadi pasar terbesar ketiga untuk pelumas Repsol di seluruh dunia.
na/hp (dari berbagai sumber)
Negara Dengan Harga BBM Termurah Sedunia
Harga minyak mentah terus melorot. Namun bukan berarti harga BBM juga ikut turun. Walau begitu 10 negara ini mematok harga bensin paling murah sedunia.
Foto: picture alliance/dpa
10. Iran
Dengan harga bensin pada kisaran 42 sen US Dollar, Iran menempati ranking ke 10 negara dengan harga BBM paling murah sedunia. Data dari lembaga kerjasama pembangunan Jerman menunjukkan, kisaran harga rata-rata bensin dunia saat ini 0,99 Dollar/Liter. Hitungan kurs 1 USD saat ini Rp.13.000. (Foto: lalulintas di Teheran)
Foto: picture alliance/dpa/A. Taherkenareh
9. Uni Emirat Arab
Negara Teluk anggota OPEC ini menempati peringkat ke 9 negara dengan harga bensin termurah sedunia. Harga seliter bensin di Uni Emirat Arab sekitar 41 sen US Dollar. (Foto: Panorama Abu Dhabi)
Foto: picture alliance/AP Images/K. Jebreili
8. Kazakhstan
Negara bekas Uni Sovyet ini mematok harga bensin pada kisaran 40 sen US Dollar/Liter. Kazakhstan memiliki cadangan minyak mentah setara 30 milyar Barrel, terutama di kawasan laut Kaspia. Seiring berkah minyak pemerintah di Astana menerapkan politik harga bensin murah bagi rakyatnya. (Foto: Astana dengan lalulintas lengang)
Foto: AFP/Getty Images/S. Filippov
7. Oman
Negara di kawasan Teluk ini berdasar data lembaga kerjasama pembangunan Jerman, memasang harga bensin 40 sen US Dolar/ Liter. Oman seperti negara Teluk lainnya adalah negara yang kaya cadangan minyak bumi (Foto: pariwisata di Muscat)
Foto: picture-alliance/dpa/P. Grimm
6. Ecuador
Inilah satu-satunya negara di Amerika Selatan yang masih menerapkan harga bensin murah. Anggota OPEC ini mematok harga bensin 39 sen US Dollar/Liter. Minyak bumi memberi kontribusi sekitar 30 persen bagi hasil ekspornya. (Foto: jalanan di ibukota Quito yang bersih tapi sepi lalulintas)
Foto: Imago/Zuma Press/P.R. Bravo
5. Qatar
Seperti negara Teluk lainnya, Qatar mematok harga bensin murah. Kisaran harga 1 Liter bensin di negara anggota OPEC ini rata-rata 39 sen US Dollar. (Foto: Skyline di ibukota Doha)
Foto: imago/imagebroker
4. Aljazair
Negara di Afrika Utara ini masih menetapkan harga BBM murah walau diguncang serangkaian badai Politik dan anjloknya harga minyak mentah di pasar dunia. Anggota OPEC ini mematok harga bensin 31 Sen Dolar/Liter. (Foto: bagian kota tua Kasbah di ibukota Aljir)
Foto: picture-alliance
3. Turkmenistan
Negara di Asia Tengah Yang bekas Republik Uni Sovyet ini memanen berkah dari cadangan minyak dan gas buminya yang berlimpah. Harga satu liter bensin bekisar pada 30 sen US Dollar. (Foto: monumen untuk presiden Gurbanguly Berdymukhamedov di ibukota Ashgabat)
Foto: Getty Images/AFP/I. sasin
2. Arab Saudi
Negara anggota OPEC ini menempati ranking kedua dalam harga BBM termurah sedunia berdasar data lembaga kerjasama pembangunan Jerman. Dengan cadangan minyak bumi berlimpah, harga seliter bensin di Arab Saudi bekisar pada 26 sen US Dollar. (Foto: ibukota Riyadh modern dan gemerlap)
Foto: Hassan Ammar/AFP/Getty Images
1. Kuwait
Negara keemiran di kawasan Teluk ini menjadi pemuncak peringkat harga BBM termurah sedunia. Dengan cadangan minyak lebih dari 100.000 milyar barrel dan uang melimpah dari ekspor minyak, harga seliter bensin bekisar pada 23 sen US Dollar. (Foto: Panorama Kuwait City)