1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikAmerika Serikat

Republik Kuasai DPR AS, Tapi Gagal Capai Kemenangan Besar

9 November 2022

Hasil pemilu sela saat ini masih dihitung, Partai Republik diprediksi akan menguasai Dewan Perwakilan AS, namun belum tentu menguasai Senat. Ini bukan kemenangan besar seperti diperkirakan semula.

Petugas pemilu di Miami, Florida, mulai menghitung perolehan suara
Petugas pemilu di Miami, Florida, mulai menghitung perolehan suaraFoto: Saul Martinez/Getty Images

Kekuasaan Partai Demokrat yang selama ini memiliki suara mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Senat mulai goyah. DPR diperkirakan akan direbut oleh Partai Republik, sekalipun dengan mayoritas tipis.

Jajak pendapat sebelumnya memperkirakan hasil pemilu sela akan menjadi "gelombang merah" bagi Partai Republik yang bakal membukukan kemenangan besar dan menguasai DPR maupun Senat. Namun persaingan ternyata berjalan sangat ketat. Dengan merebut mayoritas di DPR, Partai Republik akan dapat memblokir berbagai kebijakan ambisius pemerintahan Joe Biden.

Pemilu sela ini adalah adalah pemilihan nasional besar pertama sejak 6 Januari 2021, yang ditandai insiden pendukung Donald Trump menyerbu Capitol Hill. Donald Trump sendiri ikut berkampanye dan beberapa kali memberi sinyal akan kembali mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024.

Joe Biden dan Donald Trump tidak ikut pemilu sela, tetapi giat berkampanye di pemilu sela

Persaingan sangat ketat

Kongres AS, yang terdiri dari dua kamar DPR dan Senat, diperebutkan sangat ketat, dan hingga berita ini dirilis, belum jelas siapa yang akhirnya menguasai Senat. Dalam kemenangan kritis untuk Partai Demokrat, John Fetterman berhasil merebut kursi Senat di Pennsylvania, yang sebelumnya dipegang Partai Republik. Sementara untuk Georgia, Nevada, Wisconsin dan Arizona, perolehan suara terlalu ketat untuk membuat prediksi. Saat ini, 48 kursi diperkirakan dimenangkan oleh Demorat dan 48 kursi dikuasai Republik. Senat beranggotakan 100 orang.

Suasana di Gedung Putih membaik seiring berlalunya malam, dengan para pembantu Biden yang sebelumnya khawatir akan mengalami kekalahan besar, kini mulai tersenyum lagi. Bagi Demokrat, hasil pemilu sela ternyata jauh lebih baik dari yang diharapkan. Di Twitter, Presiden Joe Biden memosting foto dirinya dengan gembira memberi selamat kepada beberapa pemenang Demokrat melalui telepon.

Pertarungan memperebutkan kursi Senat di Georgia bisa berakhir dalam putaran susulan 6 Desember mendatang, jika tidak ada kandidat yang berhasil membukukan kemenangan 50 persen plus satu suara.

Tidak ada "gelombang merah"

Sekalipun akan merebut mayoritas di DPR, harapan Partai Republik untuk menyulut red wave atau "gelombang merah" dengan kemenangan besar mulai memudar. Kubu Demokrat diproyeksikan akan memenangkan 11 dari 13 kontestasi ketat.

"Jelas bukan gelombang Republik, itu pasti," kata Senator AS dari Partai Republik Lindsey Graham kepada televisi NBC dalam sebuah wawancara. Ketua DPR dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, mengatakan dalam sebuah pernyataan, "Jelas bahwa anggota dan kandidat Demokrat DPR sangat mengungguli ekspektasi di seluruh negeri."

Lebih dari 46 juta pemilih Amerika Serikat telah memberikan suara mereka baik melalui surat atau secara langsung sebelum hari pemilihan, menurut data dari pejabat pemilihan negara bagian. Tapi banyak suara itu baru akan dihitung belakangan dan akan memakan waktu.

Menurut jajak pendapat, inflasi yang tinggi dan hak aborsi menjadi perhatian utama pemilih, dengan sekitar tiga dari sepuluh pemilih memilih satu atau yang lain sebagai prioritas utama mereka.

hp/as (ap, rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait