Pemerintah Jerman dan ahli ekonomi terkemuka menyatakan, Jerman menghadapi resesi. Apa yang dimaksud dengan penurunan pertumbuhan dan apa yang dimaksud resesi teknis?
Iklan
Ekonomi Jerman kini menghadapi serangkaian ujian yang sangat berat. Pertama, hantaman pandemi virus corona yang memakan banyak korban jiwa maupun finansial, dan kini dampak perang di Ukraina yang mulai mendorong ekonomi negara itu ke jurang resesi.
Dalam laporan terbaru Outlook Ekonomi Dunia (WEO), Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan, sejumlah ekonomi utama Eropa terancam akan jatuh ke dalam "resesi teknis" tahun depan, termasuk Jerman dan Italia.
Pemerintah Jerman kini mengantisipasi indikator buruk itu, dengan memangkas proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini dan memperkirakan ekonominya akan mengalami kontraksi menciut pada tahun 2023 mendatang.
Kementerian ekonomi memprediksi, Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman tahun ini masih akan tumbuh sekitar 1,4%, tai kemudian menyusut pada kisaran 0,4% tahun depan. Prediksi ekonomi itu sangat jauh dari proyeksi pada akhir April lalu, yang memperkirakan pertumbuhan Jerman pada kisaran 2,2% pada tahun 2022 ini, dan sekitar 2,5% pada tahun depan.
Iklan
Dipengaruhi Inflasi dan naiknya harga energi
Inflasi yang cukup tinggi, kenaikan harga energi dan juga krisis pasokan energi menjadi faktor tambahan yang memperparah badai yang menghantam pertahanan perekonomian Jerman. Menurut teori dari para ahli ekonomi, hal itu ibarat gelombang yang naik dan turun. Biasanya para ahli eknomi membaginya ke dalam empat siklus fase ekonomi:
Kenaikan, atau disebut ekspansi atau kemakmuran
Kontraksi
Resesi
Depresi
Resesi menjadi penanda titik balik penurunan pertumbuhan, ketika kapasitas produksi tidak lagi diserap pasar, karena tingkat ekspor perdagangan luar negeri menurun serta permintaan barang dan jasa di dalam negeri juga menyusut.
Skenario inilah yang diramalkan akan segera terjadi di Jerman dan di sebagian besar negara Eropa lainnya, karena harga energi yang melambung tinggi menghabiskan terlalu banyak daya beli, di saat konsumen mengalami kekurangan uang.
PDB adalah tolak ukur utama
Tolak ukur utama dalam hal ini adalah PDB, yakni nilai atau angka dari semua jasa dan barang yang diproduksi dalam beberapa periode tertentu.
Jika PDB menyusut dalam dua kuartal berturut-turut, itu akan menyebabkan apa yang ahli ekonom sebut sebagai "resesi teknis", yang sudah membayangi Jerman pada akhir 2021 lalu, di mana PDB negara itu menyusut 0,3% pada kuartal terakhir pada tahun ini sebagai akibat dari pandemi virus corona.
Dalam tiga bulan pertama tahun 2022, output ekonomi Jerman meningkat sebesar 0,2%. Namun, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan, PDB negaranya diyakini telah menyusut pada kuartal ketiga, dan diperkirakan akan kembali menyusut pada kuartal keempat tahun ini, dan menyusut lagi pada kuartal pertama pada tahun 2023 mendatang.
Jika resesi terjadi dalam perioden cukup panjang, hal ini dapat berubah menjadi krisis ekonomi yang nyata. Angka pengangguran dan jumlah kebangkrutan akan meningkat, pasokan barang akan menumpuk di gudang, mengakibatkan krisis keuangan, kehancuran pasar saham, serta kegagalan bank, semua itu akan melengkapi skenario mimpi terburuk dunia.
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Penangkal resesi: bantuan pemerintah
Oleh karena itu, tugas pemerintah adalah mencegah perekonomian negaranya tergelincir ke dalam depresi, yakni fase terendah dalam siklus ekonomi. Pemerintah biasanya mencoba untuk mencegah secara dini munculnya resesi atau mengupayakan agar resesi terjadi dalam periode sesingkat mungkin.
Perangkat yang tersedia untuk menghadapi ancaman resesi tersebut, salah satunya adalah paket bantuan untuk perusahaan dan warga negara, misalnya bantuan dari pemerintah atau pemotongan pajak, seperti yang telah diproyeksikan pemerintah Jerman dalam mengatasi dampak dari krisis energi beberapa waktu lalu.