Pengumuman aliansi baru bernama AUKUS oleh AS, Inggris dan Australia memicu respons beragam dari negara-negara di dunia. Indonesia salah satunya mengaku prihatin atas berlanjutnya perlombaan senjata di Kawasan.
Cina salah satunya, melalui juru bicara kementerian luar negerinya menyebut aliansi baru bernama AUKUS itu "sangat merusak perdamaian dan stabilitas regional.” Kemitraan baru tiga negara itu juga dinilai "meningkatkan perlombaan senjata, dan merusak upaya non-proliferasi nuklir internasional.”
Bukan hanya itu, Beijing juga mempertanyakan mengenai keamanan terkait sharing teknologi kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia yang tertuang dalam kesepakatan kemitraan baru itu.
Iklan
Australia bela aliansi
Perdana Menteri Australia Scott Morisson menanggapi hal ini menekankan, apa yang dilakukan oleh pemerintahannya hanyalah merespons perubahan dinamika yang terjadi di Kawasan.
"Kami tertarik untuk memastikan bahwa perairan internasional harus selalu menjadi perairan internasional, begitu pula dengan langit internasional harus selalu menjadi langit internasional,” ujarnya dalam wawancara dengan stasiun televisi Channel Seven. "Aturan hukum berlaku sama di semua tempat itu,” tambah PM Australia itu.
Di momen yang sama, Morisson juga menekankan mengenai pentingnya menghindari "zona larangan bepergian” atau no-go zones.
"Hal ini sangat penting, apakah itu untuk perdagangan, atau juga untuk hal-hal seperti pemasangan kabel bawah laut, atau untuk pesawat terbang, di mana mereka bisa terbang,” jelas Morrison. "Maksud saya, itulah tatanan yang perlu kita pertahankan, dan itulah yang ingin kami capai,” pungkasnya.
Mengenal Perjanjian Dagang Terbesar di Dunia RCEP
Lima belas negara Asia-Pasifik telah menandatangani perjanjian perdagangan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang diharapkan akan mempercepat pemulihan ekonomi di kawasan ini pascapandemi.
Foto: Kham/REUTERS
Apa itu Regional Comprehensive Economic Partnership, atau RCEP?
RCEP meliputi Cina, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru dan 10 negara anggota ASEAN. Perjanjian ini akan memungkinkan berlakunya satu set aturan yang berlaku bagi negara yang terlibat, diharapkan mempermudah prosedur bisnis dan pergerakan barang. Hal ini mendorong perusahaan multinasional untuk lebih berinvestasi di kawasan ini, termasuk membangun rantai pasokan dan pusat distribusi.
Foto: Muchlis Jr/ Biro Pers Sekretariat Presiden
Sebesar apa cakupannya?
Kesepakatan RCEP akan berpengaruh bagi negara-negara dengan total penduduk 2,2 miliar orang atau sekitar sepertiga dari ekonomi dunia dengan PDB total mencapai 27 triliun dolar Amerika. Ide RECP pertama kali dicetuskan tahun 2012 dan dinilai sebagai upaya Cina sebagai importir dan eksportir terbesar di kawasan ini untuk melawan pengaruh Amerika Serikat yang kian bertumbuh di bawah Obama.
Sektor yang termasuk dalam RCEP
Pakta tersebut akan menurunkan tarif, membuka sektor jasa dan menetapkan aturan perdagangan umum di dalam kawasan. Perjanjian itu juga mencakup investasi, e-commerce, telekomunikasi dan hak cipta. Namun perlindungan lingkungan dan hak tenaga kerja tidak menjadi bagian dari kesepakatan. Kementerian Perdagangan RI menargetkan terjemahan naskah perjanjian RCEP akan selesai dalam dua bulan ke depan.
Tahun lalu, India menarik diri dari pakta ini karena khawatir potensi terpukulnya pasar dan produsen domestik jika negara itu dibanjiri barang murah dari Cina. Industri tekstil, susu, dan pertanian ditandai sebagai tiga sektor industri yang rentan di India. Namun India dapat bergabung di kemudian hari jika negara itu berubah pikiran.
Foto: Getty Images/AFP/S. Panthaky
Bagaimana tanggapan Amerika Serikat?
Joe Biden yang baru-baru ini unggul dalam Pemilu Presiden AS, mengisyaratkan kembali ke pendekatan multilateral seperti masa pemerintahan Obama, tetapi masih terlalu dini untuk memprediksi arah kebijakannya terkait kesepakatan perdagangan ini. Kemungkinan, pemerintahan baru di bawah Biden akan lebih fokus pada kerja sama dengan negara di Asia Tenggara, kata para analis. ae/vlz (Reuters, AFP, CNN)
Foto: Patrick Semansky/AP Photo/picture alliance
5 foto1 | 5
Apa respons Indonesia?
Kementerian Luar Negeri RI juga telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai rencana pengadaan kapal selam bertenaga nuklir Australia. Dalam 5 poin pernyataan yang diterbitkan di laman resmi kemlu.go.id, Jumat (17/09) itu, Indonesia mengaku prihatin atas terus berlanjutnya perlombaan senjata dan proyeksi kekuataan militer di Kawasan.
"Indonesia mencermati dengan penuh kehati-hatian tentang keputusan Pemerintah Australia untuk memiliki kapal selam bertenaga nuklir,” demikian bunyi poin pertama pernyataan tersebut.
Selain menekankan pentingnya komitmen Australia untuk terus memenuhi kewajibannya mengenai non-proliferasi nuklir, Indonesia juga mendorong Australia untuk terus memenuhi kewajibannya untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan keamanan di Kawasan sesuai dengan Treaty of Amity and Cooperation.
Terakhir, Indonesia mendorong Australia dan pihak-pihak terkait lainnya untuk terus mengedepankan dialog dalam menyelesaikan perbedaan secara damai. Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk UNCLOS 1982 dalam menjaga perdamaian dan keamanan di Kawasan.
Adu Kekuatan Militer di Laut Cina Selatan
Sengketa wilayah di Laut Cina Selatan picu adu kekuatan militer di wilayah. Anggaran militer sejumlah negara naik drastis. Cina anggarkan pembelian senjata besar-besaran. Yang dilirik pedagang senjata Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Drake
Kapal Induk Kebanggaan Cina
Tentara rakyat Cina mengoperasikan kapal induk Liaoning sejak 2012. Kapal buatan Uni Sovyet tahun 1985 ini dibeli tahun 1998 dari Ukraina. Setelah dirombak dan direnovasi, dilanjutkan dengan pelatihan marinir Cina, sejak 2016 kapal induk ini dinyatakan siap tempur.
Foto: imago/Xinhua
Indonesia Andalkan Kapal Eropa
Indonesia juga melakukan modernisasi alat utama sistem pertahanan laut dengan membeli kapal perang baru. Korvette KRI Sultan Hasanuddin buatan 2007 sdibuat di Belanda. Jerman sejak lama juga menyuplai senjata ke Indonesia dan negara jiran di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Foto: picture alliance/dpa/A. Ibrahim
Vietnam Jagokan Lubang Hitam
Vietnam tak mau ketinggalan, dan tahun silam membeli enam kapal selam pemburu buatan Rusia. Angkatan laut AS dan menjulukinya "lubang hitam" karena kapal selam ini sulit dilcak radar dan nyaris tak berbunyi saat dioperasikan. Zona jelajahnya di kawasan perairan dangkal dan kapal selam ini tangguh menangkal kapal perang maupun kapal selam musuh.
Foto: Vietnam News Agency/AFP/Getty Images
Filipina Andalkan Kapal Buatan AS
Angkatan laut Filpina andalkan kapal perang BRP Gregorio del Pilar dalam sengketa kawasan laut itu. Ini juga bukan kapal baru, melainkan kapal bekas penjaga pantai AS buatan tahun 1967. Setelah dimodernisasi, kapal perang ini diiproklamirkan siap tempur pada 2012. Kawasan operasinya sekitar kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/A. Favila
Singapura Kerahkan Kapal Siluman
Singapura negara terkecil di Asia Tenggara mengandalkan kapal perang berteknologi tinggi. Kapal siluman kelas Formidable buatan Perancis ini dioperasikan negara pulau itu sejak 2007.
Foto: Imago/China Foto Press
AS Tetap Dominasi Kawasan
Amerika Serikat tetap dominasi kekuatan militer di kawasan. Armada ke 7 Pasifik di Asia berkekuatan hingga 60 kapal perang, 350 pesawat tempur dan 60.000 serdadu. Kapal induk USS Ronald Reagan adalah satu-satunya yang dioperasikan terus menerus di luar perairan AS. Pangkalan kapal induk ini adalah basis AL di Yokosuka, Jepang. Penulis. Rodion Ebbighausen (as/ap)
Foto: AP
6 foto1 | 6
Prancis meradang, UE mengaku tak diberitahu
Menanggapi pembentukan aliansi baru tersebut, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengungkapkan kekecewaannya dengan menuding Presiden AS Joe Biden mengkhianati Prancis dan berlagak seperti pendahulunya Donald Trump.
"Keputusan brutal, sepihak, dan tidak dapat diprediksi ini mengingatkan saya tentang apa yang biasanya dilakukan Mr Trump dulu,” kata Le Drian dalam wawancara dengan radio franceinfo. "Saya merasa marah dan sedih. Tidak seharusnya ini dilakukan di antara sekutu,” tambahnya.
Kekecewaan Prancis diyakini muncul akibat batalnya kesepakatan pembelian kapal selam bermesin diesel antara Prancis dan Australia senilai $40 miliar (setara dengan Rp569 triliun) imbas diumumkannya aliansi baru. Seperti diketahui, aliansi AUKUS tersebut membuka kesepakan baru bagi AS dan Inggris untuk membantu Australia membangun armada kapal selam bertenaga nuklir.
Sementara itu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrel pada Kamis (16/09) mengatakan, Brussels belum diajak berkonsultasi mengenai aliansi tersebut.
"Kami menyesalkan karena tidak diberitahu, tidak diajak menjadi bagian dari pembicaraan ini,” kata Borrel saat mempresentasikan strategi UE untuk kawasan Indo-Pasifik. "Kita harus bertahan sendiri, sama seperti yang lain,” tambahnya.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyambut baik fokus aliansi di Indo-Pasifik tetapi menegaskan bahwa kapal selam bertenaga nuklir Australia tidak akan diizinkan di perairan teritorialnya.
Singapura mengaku memiliki hubungan yang sudah lama dengan ketiga negara, dan berharap aliansi baru berkontribusi pada perdamaian dan stabilitas. Sementara Jepang mengatakan penguatan kerja sama keamanan dan pertahanan dari tiga negara tersebut penting untuk perdamaian dan keamanan.