Restoran Jerman Keliru Sajikan Kue Ganja Usai Pemakaman
30 Oktober 2019
Usai acara pemakaman, keluarga dan para pelayat yang berduka berkumpul di restoran untuk makan kue dan minum kopi. Tapi terjadi kekeliruan menu, mereka malah memakan kue yang dibubuhi ganja.
Iklan
Tidak disangka, sebuah acara pemakaman di kota Rostock di timur laut Jerman berakhir menjadi iring-iringan perjalanan para pelayat ke rumah sakit setelah mereka secara tidak sengaja memakan kue yang dicampur dengan ganja, ujar petugas kepolisian kota Rostock, Selasa (30/10).
Pihak berwenang menyebutkan, para pelayat yang baru saja menghadiri sebuah upacara pemakaman ini berkumpul di sebuah restoran untuk minum kopi dan kue, yang merupakan tradisi di Jerman, usai acara pemakaman.
Namun setelah makan kue, setidaknya 13 orang termasuk janda yang baru saja menguburkan jenazah suaminya, tiba-tiba merasa pusing dan mual. Seorang perempuan bahkan harus dibawa ke rumah sakit dengan ambulans, sementara yang lainnya berangkat sendiri untuk mendapatkan perawatan medis.
Para korban 'kue yang salah' ini kemudian melaporkan kasusnya ke polisi dan mengajukan tuntutan, ujar seorang juru bicara kepada kantor berita Jerman, dpa.
Insiden ini sebenarnya terjadi pada bulan Agustus 2019, tetapi polisi Rostock baru melaporkan secara resmi sekarang, dengan pertimbangan menghormati perasaan keluarga yang berduka dan para pelayat.
Tujuh Fakta Penting Tentang Konsumsi Ganja di Jerman
Konsumsi ganja di Jerman tidak dilarang. Yang dilarang adalah pembudidayaan, perdagangan dan penyebarannya. Tapi debat tentang legalisasi ganja (cannabis) secara umum sudah berlangsung lama.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Pedersen
Konsumsi ganja tidak dilarang, tapi pembudidayaan dan perdagangannya dilarang.
Menurut UU tahun 2017, Dinas Pengawasan Obat dan Produk media BfArM (Bundesinstitut für Arzneimittel und Medizinprodukte) bertugas membangun "jaringan agen" yang akan mengatur dan melaksanakan pembudidayaan dan pengolahan ganja menjadi bahan medis. Selama jaringan itu belum ada, kebutuhan ganja harus didatangkan dan dibeli dari luar negeri.
Foto: Getty images/AFP/J. Juinen
Siapa yang boleh membeli atau mendapat ganja?
Sejak UU baru dari tahun 2017, ganja boleh diberikan kepada penderita sakit kronis untuk kepentingan medis. Namun UU itu tidak merinci, penyakit apa saja yang dimaksud. Hanya disebutkan bahwa seorang dokter dapat memberikan resep untuk terapi dengan ganja. Sebelumnya, ganja juga diijinkan untuk kepentingan pengobatan, tetapi hanya untuk kalangan yang sangat kecil, sekitar 1000 orang.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Tuntutan legalisasi
Namun sejak lama sudah ada tuntutan agar ganja dijual secara legal untuk umum, seperti misalnya di Belanda. Demonstrasi itu paling sering digelar di ibukota Jerman, Berlin. Kalangan yang menuntut legalisasi antara lain berargumen, pelarangan perdagangan ganja hanya menimbulkan dampak negatif, seperti perdagangan gelap ganja dan prostitusi ilegal.
Foto: picture-alliance/dpa/R. Jensen
Banyak dokter masih ragu
Hingga kini, penggunaan ganja sebagai terapi untuk penderita rasa sakit kronis masih sangat terbatas. Banyak pengelola asuransi kesehatan yang juga masih menolak membayar terapi dengan cannabis. Karena pasokannya sering tidak menutupi kebutuhan, banyak pasien ganja yang terpaksa membeli obatnya secara ilegal.
Foto: DW/S. Müller-Plotnikow
Kapan ganja dilegalisasi secara umum?
Hingga kini, belum ada prakarsa untuk melegalisasi pembudidayaan dan perdagangan ganja di tingkat federal. Negara Bagian Nordrhein-Westfalen pernah punya rencana mengizinkan penjualan ganja untuk kebutuhan rekreasi. Tapi sampai sekarang, hal itu belum terwujud. Bibit tanaman ganja (foto) hanya boleh dibeli dengan ijin khusus.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Bein
Kepemilikan ganja diijinkan secara terbatas
Setiap 16 negara bagian di Jerman punya aturan berbeda. Ganja boleh dimiliki untuk kepentingan rekreasi, tetapi berapa banyak ganja yang boleh dimiliki seseorang? Di Berlin, memiliki 15 gram ganja dianggap masih wajar. Di negara-negara bagian lain, kepemilikan "untuk kepentingan sendiri" dibatas hanya 3 sampai 5 gram.
Foto: Getty images/AFP/J. Juinen
Berapa luas konsumsi ganja di Jerman?
Menurut data statistik Eropa, Eurostat (2015), sekitar 18 persen lelaki dan 10 persen perempuan Jerman pada usia 15 sampai 24 tahun mengkonsumsi ganja secara berkala. Sedangkan data World Drug Report dari tahun 2011 menyebutkan 4,8 persen penduduk Jerman antara usia 18 sampai 64 tahun mengaku mengkonsumsi ganja setidaknya satu kali dalam tahun terakhir.
Pihak berwenang di kota Rostock setelah penyidikan, menetapkan bahwa kue yang mengandung narkoba itu dibawa oleh seorang pegawai restoran yang bertanggung jawab untuk pengadaan kue. Pegawai tersebut sebelumnya meminta putrinya yang berusia 18 tahun untuk membuat beberapa kue untuk tamu pemakaman ini.
Perempuan muda itu lantas membuat kue untuk acara seusai pemakaman. Tetapi celakanya, ia rupanya juga membuat kue "hash brownies" alias kue bercampur ganja, yang rencananya untuk dikonsumsi sendiri atau dimakan pada kesempatan lain.
Tanpa berkomunikasi dengan putinya yang membuat kue, pegawai restoran itu langsung mengambil kue hash brownies dan membawanya ke restoran.
Kini sang putri berusia 18 tahun ini sedang disidik oleh polisi setempat. Dia menghadapi 13 dakwaan termasuk di antaranya kelalaian yang menyebabkan cedera tubuh, mengganggu acara pemakaman dan melanggar hukum narkotika di Jerman.
Tumbang setelah kebanyakan makan 'hash brownies'
Masih pada hari Selasa, polisi di kota Darmstadt, Jerman, melaporkan secara terpisah, beberapa pemuda dibawa ke rumah sakit karena terlalu banyak makan 'hash brownies' di sebuah pesta.
Enam orang berusia antara 19 dan 24 tahun itu pun harus dirawat di rumah sakit karena meremehkan kekuatan zat yang dipanggang dalam brownies yang mereka makan.
Setidaknya ada satu orang yang tumbang di saat pesta itu karena kebanyakan makan 'kue campur ganja' lapor polisi di Darmstadt.