Melindungi benda bersejarah bukan perkara mudah. Museum biasanya harus menggunakan teknologi teranyar untuk menjaga dan merestorasi artefak berusia ratusan tahun agar bisa dinikmati generasi mendatang.
Iklan
Restorasi Benda Bersejarah dengan Teknologi Modern
08:06
Langkah pengamanan di Musem Seni Dresden serupa seperti di ruang penyimpanan barang berharga di bank. Setiap pengunjung harus melewati pemeriksaan ketat.
Direktur museum butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun koleksi bersejarah ini. Di seluruh dunia, ini adalah satu-satunya kamar harta bangsawan era Barock yang masih utuh. Dibangun dengan inspirasi kemewahan oriental.
Ratusan karya seni bersejarah yang mahal dan terbuat dari emas, perak atau batu mulia. Prof. Dirk Syndram, Direktur Museum Grünes Gewölbe (Kubah Hijau): "Semua benda yang anda lihat disini adalah warisan budaya dunia. Sesuatu yang unik, seperti kamar harta ini jarang ada di tempat lain."
Salah satu benda paling istimewa dari koleksi seni di Museum Dresden ini adalah sebuah tenda dari Turki yang dibuat dengan tangan. Sebuah kerajinan tangan oriental tingkat tinggi.
Tenda seluas 65 meter persegi dengan lebih dari 40.000 bunga sulaman serupa mimpi yang terbuat dari emas dan sutera. Cuma melalui sebuah bengkel tekstil spesial warisan berharga seperti ini bisa direstorasi.
Hingga lima lapis kain sutera dan ornamen kulit yang disepuh emas disusun bertumpuk oleh para penjahit. Disini mereka berupaya memperkuat sulaman yang telah berusia 400 tahun. Materi yang ringkih ini tidak memaafkan kesalahan sekecil apapun. Hampir lima tahun dibutuhkan untuk mengembalikan kegemilangan tenda seperti ratusan tahun yang lalu.
Di bengkel lukisan milik museum di Dresden sebuah lukisan minyak berusia 400 tahun sedang direstorasi. Karya ini nyaris rampung. Tapi sebelum melanjutkan pekerjaan rumit itu, para restorator ingin mencari tahu bagaimana si pelukis membuat lukisannya itu.
Mereka menganalisa lukisan dengan teknologi modern. Sebuah kamera infra merah menerangi cat minyak dan mengungkap rahasia lukisan tersebut. Hasil rekaman menyibak detail-detail yang mengagumkan.
Menyelamatkan Naskah Islam Kuno Timbuktu
Ketika kelompok Islamis menaklukkan Mali utara pada tahun 2012, ribuan naskah bersejarah terancam hancur. Tapi rakyat Mali memahami pentingnya nilai warisan budaya mereka dan mengorganisir penyelamatan.
Foto: DW/P. Breu
Harta Karun Bersejarah
Naskah kuno dari Timbuktu memiliki nilai sejarah yang tak ternilai, yakni penelitian ratusan tahun tentang Islam. Dahulu kala, Timbuktu adalah Pusat Studi Islam dan Al Quran di Afrika.
Foto: DW/P. Breu
Naskah Diamankan
Tahun 2012, situs bersejarah di Mali Utara mulai dihancurkan kelompok ekstrimis. Untuk menyelamatkan dokumen penting itu, banyak naskah diselundupkan dari Timbuktu ke ibukota Bamako. Di sana, naskah disimpan di sebuah gedung apartemen, dalam kotak logam, menunggu untuk didigitalisasikan serta diawetkan.
Foto: DW/P. Breu
Menyelamatkan Naskah
Abdel Kader Haidara memimpin operasi penyelamatan. Pemilik perpustakaan keluarga ini tidak hanya menyelamatkan naskah-naskahnya sendiri, tetapi juga semua dokumen yang terancam mengalami kehancuran di Timbuktu.
Foto: DW/P. Breu
Perpustakaan Digital
Dalam sistem pengarsipan di Bamako, naskah didigitalisasi. Untuk mencapai tujuan ini, setiap halaman ditempatkan di bawah kamera, difoto, diperiksa dan kemudian dikatalogkan dalam arsip pusat. Raksasa internet Google telah menyatakan minatnya dalam penyimpanan naskah.
Foto: DW/P. Breu
Pengetahuan bagi Semua
Digitalisasi memiliki dua tujuan: Melestarikan naskah untuk anak cucu, sebagai antisipasi naskah aslinya yang rentan cuaca di Bamako. Tujuan keduanya, agar naskah ini tersedia untuk masyarakat umum. Sebelum konflik terjadi tidak ada proyek digitalisasi dokumen.
Foto: DW/P. Breu
Kotak Diukur
Setelah digitalisasi, naskah disimpan dalam kotak bebas asam, di mana dokumen bisa disimpan secara permanen. Karena setiap naskah memiliki formatnya sendiri, semua karton untuk naskah haruslah buatan tangan.
Foto: DW/P. Breu
Rak-rak Tetap Kosong
Tak ada buku lagi di perpustakaan Mamma-Haidara. Banyak yang berpendapat bahwa naskah-naskah lebih aman berada di Bamako. Namun kalangan lain berpendapat berbeda, status pusat budaya kota Timbuktu tanpa naskah-naskah ini jadi terancam.
Foto: DW/P. Breu
Perpustakaan Kosong
Institut Ahmed Baba dibangun dengan dana dari Aga Khan Foundation dan dengan dana dari Afrika Selatan serta Arab Saudi. Di sini, bukan hanya terdapat perpustakaan dan arsip, tetapi juga ada perangkat dan peralatan untuk pelestarian dan digitalisasi manuskrip.
Foto: DW/P. Breu
Peringatan
Ketika kelompok Islam datang, mereka ingin menunjukkan kekuatan mereka ke hadapan dunia Barat. Buku-buku dikumpulkan dan beberapa naskah dibakar di halaman Institut Ahmed Baba di Timbuktu. Sekitar 4000 jurnal hilang begitu saja. Sisa pembakaran sekarang disimpan di institut - sebagai peringatan.
Foto: DW/P. Breu
Timbuktu yang Terancam
Konflik pada tahun 2012 tidak hanya berdampak bagi dunia wisata di Timbuktu, namun juga budaya. Tampaknya Timbuktu sekarang benar-benar kehilangan, karena ada di kota ini hampir tidak ada naskah tersisa. Apakah naskah-naskah ini akan kembali ke Timbuktu, tidak jelas.
Foto: DW/P. Breu
Beberapa Naskah
Beberapa perpustakaan pribadi masih ada yang tersisa. Seorang warga Timbuktu, yang mewarisi dari kakeknya beberapa halaman naskah, dengan bangga memamerkan harta benda yang paling berharga.
Foto: DW/P. Breu
Masa Depan yang Tak Pasti
Situasi politik tetap tegang di Mali dan tentara Mali terlalu lemah untuk menjamin keamanan. Tahun 2012, banyak penduduk melarikan diri dari Timbuktu dan belum kembali karena tak percaya perdamaian akan berlangsung kekal. Kota ini memiliki masa depan yang tak pasti.
Foto: DW/P. Breu
12 foto1 | 12
Tim restorasi menemukan sketsa tak kasat mata karya pelukis. Prof. Marlies Giebe, pimpinan restorasi lukisan: "Kita melihat apakah pelukis membutuhkan contoh gambar atau ia melukis secara bebas dan apakah ada coretan yang ia hapus. Menemukan sketsa semacam itu adalah sesuatu yang istimewa buat sejarah seni dan proyek restorasinya."
Sinar rontgen juga membantu mengungkap rahasia lain lukisan ini. Teknologi ini menjamin analisa gambar yang lebih akurat. Dengan hasil analisa teknologi tinggi, kotoran pada permukaan lukisan bisa dibersihkan. Hanya lapisan terluar yang boleh dihapus dan diperbaharui. Cuma dengan pengetahuan dan campuran kimia yang tepat restorator bisa mencegah kerusakan karya seni berharga ini.
Untuk memperbaiki bagian yang rusak restorator harus membubuhkan cat baru dengan sangat akurat. Warna pun harus persis sama dengan cat aslinya. Kesalahan kecil sekalipun bisa berakibat fatal. Prof. Marlies Giebe: "Tugas kami adalah menjaga koleksi seni untuk generasi mendatang. Kami menganalisa lukisan asli dengan sangat mendetail sehingga kami tahu bagaimana cara pembuatannya dan mengungkap rahasia yang tersimpan di dalamnya."
Ini tantangan yang sangat berbeda untuk tim restorasi. Jam astronomi ini berasal dari abad ke16 dan mampu menunjukkan pergerakan planet secara akurat - sebuah mahakarya di bidang mekanik. Untuk merawat dan membersihkan jam, para spesialis harus membongkar 2000 komponen sukucadang mesin.
Sebuah animasi tiga dimensi membantu restorator memahami mekanisme jam yang sangat rumit. Bersama pakar teknologi informasi dari Universitas Teknik dan Ekonomi, mereka mengukur jam tersebut. Baru setelahnya terlihat bagaimana masing-masing roda gigi berkorelasi satu sama lain. Sedemikian akuratnya, jam ini bisa memprediksi pergerakan planet selama 31 tahun dengan selisih cuma satu jam.
Setiap komponen diperiksa dengan seksama. Disini pakar restorasi menemukan bagian yang rusak. Dengan mikroskop berresolusi tinggi, merka mencari tahu seberapa parah kerusakannya. Citra mikroskop memberikan gambaran akurat, bahwa kerusakan cuma terjadi di permukaan dan bisa dibersihkan dengan cairan spesial.
Lothar Hasselmeyer adalah anggota tim restorasi: "Restorasi sangat menyenangkan karena saya bisa memegang dan merawat karya seni yang langka. Kami misalnya mengetahui seberapa besar usaha penciptanya untuk merampungkan karya ini. Tidak ada pengunjung museum yang bisa berada sedekat itu dengan karya seni."
Mewariskan karya seni untuk generasi mendatang membutuhkan pengetahuan luas dan upaya yang besar. Sebuah tugas tanpa henti yang hasilnya bisa dinikmati oleh pengunjung museum setiap hari.
Restorasi Benda Bersejarah dengan Teknologi Modern
08:06
This browser does not support the video element.
Museum-Museum Aneh di Jerman
Mulai dari museum kentang, museum santet sampai museum bagi orang buta, semua bisa ditemukan di Jerman. Ada lebih dari 6.300 museum di Jerman. Dan berikut kami tampilkan sebagian dari museum-museum yang aneh di Jerman
Foto: Bier und Oktoberfest Museum
Lebih Dari Sekedar Kebersihan
Museum Higienis - jangan sampai terkecoh dengan nama museum ini! Mulai dari kursi bersalin maya, kamera termal sampai patung model sentuh yang bisa menerangkan fungsi tubuh manusia, ada di sini. Selain itu, di museum ini Anda bisa membaca surat cinta dan juga bisa mendengarkan pengakuan-pengakuan terkait masalah seksualitas, seperti misalnya peranan bau badan ketika memilih pasangan.
Foto: Jörg Gläscher
Miniatur Dunia
Tahun 2013, ada lebih dari 1,2 juta pengunjung Miniatur Wunderland. Mulai dari Las Vegas Strip (jalur Las Vegas) sampai Norwegian Fjord (Muara Norwegia), semua ada tiruannya di sini. Di atas tanah seluas 1.300 meter ini bertebaran ratusan lebih miniatur kereta, mobil, bangunan dan manusia yang sebagian di antaranya bahkan telah dianimasikan.
Foto: Miniatur Wunderland Hamburg
Museum Voodoo di Essen
Nama resmi museum ini adalah “Soul of Africa“. Museum ini memamerkan segala sesuatu tentang Voodoo atau Vodun, juga kekuatan gaib dan seni penyembuhan di Afrika Barat. Salah satu patung di altar itu adalah dewi laut Mami Wata bersama 41 roh air. Angka 41 dianggap sebagai angka suci di Vodun. Kepala museum itu, Henning Christoph mengatakan setiap tahunnya, museum dikunjungi 4000 orang.
Foto: Jörg Gläscher
Berani Bertukar Peran
Bila mengunjungi museum ini, Anda akan diberi tongkat berjalan untuk orang buta. Pemandu museum ini adalah orang buta yang akan membantu Anda menjelajahi enam ruangan yang gelap gulita. Wewangian, suhu, angin dan suara-suara adalah orientasinya. Saat mengikuti tur di museum ini, Anda bisa menikmati “Dinner in the Dark“, yakni makan tiga menu di restoran yang gelap gulita.
Foto: Jürgen Röhrscheidt
Warisan Alat Tempur
Perang teramsuk tema yang harus dibicarakan secara hati-hati di Jerman. Museum Panser Jerman di Münster ini mengulas secara kritis tentang sejarah militer Jerman. Di museum ini dipamerkan 150 kendaraan panser termasuk panser “ Schupo-Sonderwagen“ produksi tahun 1921. Saat masa Republik Weimar berdiri, panser ini digunakan untuk menertibkan massa saat terjadi perkelahian jalanan.
Foto: Deutsches Panzermuseum
Hiburan yang Menyembuhkan
Museum Farmasi Jerman yang ada di Istana Heidelberg menyimpan koleksi benda-benda ilmu kedokteran terbesar di dunia. Pameran benda seni di museum ini, mencakup sejarah farmasi selama 2000 tahun. Termasuk di antaranya peralatan pertolongan pertama dan sarana apotek yang lengkap. Dalam foto terlihat gambar farmasi pada masa Biara Benediktus, di Schwarzach tahun 1742.
Foto: Dt. Apotheken Museum-Stiftung Heidelberg
Bawah Tanah
Museum pertambangan di Bochum ini, dulu adalah bekas pertambangan. Di museum ini ada jaringan terowongan sepanjang dua setengah kilometer dan merupakan museum tambang terbesar di dunia. Dari batubara sampai garam; pengunjung bisa mengetahui semua sejarah pertambangan. “Steigerstube“, di ruang bawah tanah museum ini disediakan tempat bagi pasangan yang ingin menikah.
Foto: Deutsches Bergbaumuseum
Sini Uangnya!
Siapa kira kalau pajak bisa membuat orang senang? Di museum pajak di kota Brühl Jerman, para pengunjung bisa mengikuti sejarah asal-usul ditariknya pajak; mulai dari zaman Mesopotamia, abad pertengahan sampai sekarang. Barang-barang pameran di museum ini mendokumentasikan sejarah awal perpajakan, yakni mulai zaman anarkis sampai berkembang menjadi undang-undang yang mengikat.
Foto: Fotolia/46700946
Museum Kematian
Mobil jenazah, peti mati dan batu nisan dari abad pertengahan sampai kini, semua ada di “Sepulchral Culture“ atau museum kematian di Kassel. Museum ini, menerangkan ritual pemakaman dan berkabung di Jerman. Seperti ayam yang bertengger di atas peti mati ini, menunjukkan museum ini tak sepenuhnya seram. Museum ini juga menyelenggarakan acara khusus seperti acara ilmiah dan pertunjukan kabaret.
Foto: Museum für Sepulkralkultur Kasse
Museum Homoseksual
Entah berasal dari sebuah adegan film kartun “The Simpsons“ tentang homoseksualitas atau gambaran sekilas tentang berbagai macam kelompok gender di masyarakat, semua ada di museum ini. Museum homoseksual di Berlin mendokumentasikan budaya dan cara hidup kaum lesbian dan gay di seluruh dunia. Dengan bantuan keuangan dari pemerintah senilai 644.000 Euro, museum ini telah diperluas tahun 2013.
Foto: DW/X. Maximova
Umbi Luar Biasa
Selamat datang di satu-satunya museum yang dibangun khusus untuk seni kentang, kata si pemandu museum. Di museum ini ada delapan kamar yang digunakan untuk menyimpan barang seni yang berhubungan dengan umbi-umbian bawah tanah. Pameran kali ini berfokus pada seorang seniman ukir kentang asal Vietnam, Huyen Tran Chau.
Foto: Das Kartoffelmuseum
Museum Bir Jerman
Apa yang ditawarkan oleh museum bir dan “Oktoberfest“ di München? Tentu saja contoh-contoh minuman khas Jerman. Selain itu, apabila Anda mengunjungi museum ini- Anda bisa juga melihat cara pembuatan bir. Barang-barang ilustrasi berupa peralatan dan perlengkapan bersejarah ada di sini. Bahkan, petunjuk tertulis pembuatan bir yang dibuat oleh tempat pembuatan bir München tahun 1487 juga ada.
Foto: Bier und Oktoberfest Museum
12 foto1 | 12
Seni di Kartu Pos
Kini orang mengirim pesan atau berita lewat SMS atau media sosial, 100 tahun lalu digunakan kartu pos yang dibuat sendiri untuk bertukar kabar.
Foto: Janine Albrecht
"Sudah Sampai, Akhirnya Musim Panas"
Pesan singkat semacam itu kini dikirim orang via SMS, Twitter atau Facebook. Awal abad ke-20 masih berbeda. Dulu kartu pos yang memiliki fungsi tersebut. Siapa yang kreatif, membuatnya sendiri. Seperti kelompok seni "Brücke" (Jembatan-red) dari Dresden. Di kartu pos diabadikan momentum situasi seperti ini. "Mandi matahari di pantai" dari Max Pechstein.
Foto: Ernst Barlach Haus
"Correspondenzkarte" mulai 1870
Di satu sisi alamat dan perangko, di sisi lain dibagi antara gambar dan tempat untuk menulis. Mirip seperti kartu pos seniman Karl-Schmidt-Rottluff ini. 1905 Jasa Pos Jerman Reich mengijinkan tulisan juga di sisi pihak yang dikirim. Ruang untuk gambar jadi makin besar. "Correspondenzkarte" ada di Jerman sejak 1870. Dan amat cepat digemari. 1879 setiap tahun dikirim 120 juta kartu.
Foto: Janine Albrecht
Salam Liburan dari Seniman
Membeli kartu pos cetak, seperti yang sudah ada sekitar tahun 1900, bagi para seniman hampir mustahil. Max Pechstein 1928 menulis di belakang kartu posnya: "...hari hujan dan dingin, jadi memancing!" Kemudian ikan digambari dan dimakan..." Selain itu sang seniman di sini langsung diabadikan saat memancing.
Foto: Janine Albrecht
Pengiriman Seni Lebih Cepat Sekitar Tahun 1900
"Kartu pos menunjukkan, apa yang diminati seniman Brücke: Spontan, to the point, tanpa berputar-putar menyampaikan gagasan di layar," kata Karsten Müller, kurator pameran "Salam Paling Indah! Kartu pos seniman kelompok Brücke" di Ernst Barlach Haus di Hamburg, yang memamerkan karya seni mini ini dan juga digunakan oleh para seniman sebagai sarana untuk mengirim karya seni.
Foto: Ernst Barlach Haus
Kartu Pos Tampilkan Tema Para Seniman
Semua yang dipamerkan seniman di layar besar, juga ditemukan di Kartu Pos. Dokumen di udara terbuka atau di ruang pameran, gambar pemandangan atau sirkus, teater dan gedung pertunjukan musik. Dalam gambar-gambarnya seniman tidak memakai model profesional untuk menampilkan alami yang tidak dibuat-buat. Anak-anak tetangga yang duduk ini disketsa Karl Schmidt-Rottluff 1919 di ruang pamernya.
Foto: Janine Albrecht
Mengejutkan Tukang Pos
Kartu pos itu barang unik, bahkan ada yang berfungsi sebagai kertas sketsa bagi lukisan berikutnya. Di sini Ernst Ludwig Kirchner yang sedang mandi juga terlihat dalam lukisan cat minyaknya. "Tukang pos di masa Kaisar Wilhelm pasti terkejut, jika menerima kartu semacam itu di tangan," kata kurator Karsten Müller. "Selain itu seniman Brücke dulu dikenal sebagai ilustrator kehidupan sehari-hari."
Foto: Janine Albrecht
SMS Lewat Pos
"Undangan Berkunjung amat disambut. Salam Hangat S-R". Demikian tulis Karl Schmidt-Rotluff 1910 kepada Rosa Schapire. Kartu pos jaman dulu ibaratnya SMS sekarang. Dengan kartu pos dulu juga dilakukan janji bertemu singkat. Kerapnya pengiriman memungkinkan hal itu. Awal abad ke-19 pos di kota-kota datang dua sampai tiga kali sehari, di kota besar bahkan lebih sering.
Foto: Janine Albrecht
Sumber Penting bagi Sejarawan Seni
Dari penerima kartu pos tampaknya sudah sejak dulu dihargai. Misalnya pendorong "Brücke" Rosa Schapire mengoleksi semua kartu pos. Kini itu menjadi fondasi untuk museum Brücke Berlin. Untuk pakar sejarah seni kartu pos adalah sumber materi penting untuk mencipta, kehidupan dan keseharian seniman. Dengan stempel pos masalah data tanggal lebih mudah diatasi.
Foto: Ernst Barlach Haus
"Terima Kasih Banyak untuk Tomat Indah"
Kawasan kecil Dangast di Pantai Timur Jerman amat disukai para seniman. Di kartu pos kepada Rosa Schapire ini, Karl Schmidt-Rottluff 1910 melukis rumah petani di sana. Di belakang kartu juga tampak tanda tangan pelukis Emma Ritter dan berterima kasih untuk "tomat-tomat indah" dari keranjangnya. Sebuah salam liburan kecil dan kilasan balik ke masa lalu serta kehidupan seniman di Jerman.