Junta Militer Tampilkan Aung San Suu Kyi di Pengadilan
24 Mei 2021
Pertama kali sejak ditahan, rezim militer Myanmar menampilkan pemimpin politik dan tokoh partai liga demokrasi NLD Aung San Suu Kyi di pengadilan. Kepada pengacaranya Suu Kyi mengatakan, NLD akan tetap eksis.
Iklan
Tokoh politik Myanmar yang ditahan rezim militer, Aung San Suu Kyi, hari Senin (24/5) untuk pertama kalinya ditampilkan untuk mengikuti proses pengadilannya.
Dalam sidang pengadilan tatap muka itu, Aung San Suu Kyi mengatakan kepada pengacaranya bahwa Liga Nasional untuk Demokrasi NLD akan "tetap eksis selama orang-orang eksis," sekalipun junta militer sudah mengancam untuk membubarkan partai. NLD adalah partai pemenang pemilu pada Oktober 2020 dengan perolehan suara jauh di atas partai bentukan militer.
Militer Myanmar merebut kekuasaan 1 Februari lalu dengan dalih bahwa Aung San Suu Kyi melakukan manipulasi hasil pemilu. Sejak itu, gelombang protes terus bermunculan sekalipun menghadapi penindasan brutal oleh aparat keamanan. Menurut kelompok pemantau lokal, lebih 800 orang tewas ketika militer menghadapi demonstrasi dengan kekerasan senjata.
Inilah untuk pertama kalinya, Aung San Suu Kyi yang pernah memenangkan penghargaan ditampilkan kepada publik. Pengacaranya Min Min Soe mengatakan kepada kantor berita AFP, kliennya terlihat "sehat dan percaya diri sepenuhnya" selama pertemuan selama 30 menit itu.
Suu Kyi dikenai serangkaian dakwaan kriminal
Selanjutnya Min Min Soe mengatakan, Suu Kyi " berharap rakyatnya tetap sehat sekaligus menegaskan bahwa NLD akan ada selama ada masyarakat, karena (NLD) didirikan untuk rakyat.”
Iklan
Aung San Suu Kyi didakwa dengan serangkaian tuduhan kriminal, termasuk melanggar pembatasan virus corona selama kampanye pemilihan umum tahun lalu. Dia juga didakwa memiliki walkie-talkie tanpa izin.
Selama penampilan Suu Kyi di pengadilan, pengaamanan di ibu kota Naypyidaw sangat ketat, kata koresponden AFP. Jalan menuju gedung pengadilan yang dibangun khusus diblokir oleh truk polisi.
Kasus hukum Aung San Suu Kyi sempat tertunda berminggu-minggu dan dia tidak bisa ditemui oleh pengacaranya.
Sidang pengadilan berikutnya ditetapkan pada 7 Juni, kata Min Min Soe. Dia juga mengatakan telah bertemu dengan presiden Win Myint yang digulingkan dan ditahan bersama dengan Suu Kyi.
Potret Aksi Protes Nasional Menentang Kudeta Militer di Myanmar
Warga Myanmar melakukan protes nasional menentang kudeta militer. Berbagai kalangan mulai dari dokter, guru, dan buruh menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi dan pemulihan demokrasi Myanmar.
Foto: AFP/Getty Images
Dokter dan perawat di garda depan
Kurang dari 24 jam setelah kudeta militer, para dokter dan perawat dari berbagai rumah sakit mengumumkan bahwa mereka melakukan mogok kerja. Mereka juga mengajak warga lainnya untuk bergabung dalam kampanye pembangkangan sipil.
Foto: REUTERS
Koalisi protes dari berbagai kalangan
Sejak ajakan pembangkangan sipil tersebut, para pelajar, guru, buruh dan banyak kelompok sosial lainnya bergabung dalam gelombang protes. Para demonstran menyerukan dan meneriakkan slogan-slogan seperti "Berikan kekuatan kembali kepada rakyat!" atau "Tujuan kami adalah mendapatkan demokrasi!"
Foto: Ye Aung Thu/AFP/Getty Images
Para biksu mendukung gerakan protes
Para Biksu juga turut dalam barisan para demonstran. "Sangha", komunitas monastik di Myanmar selalu memainkan peran penting di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha ini.
Foto: AP Photo/picture alliance
Protes nasional
Demonstrasi berlangsung tidak hanya di pusat kota besar, seperti Yangon dan Mandalay, tetapi orang-orang juga turun ke jalan di daerah etnis minoritas, seperti di Negara Bagian Shan (terlihat di foto).
Foto: AFP/Getty Images
Simbol tiga jari
Para demonstran melambangkan simbol tiga jari sebagai bentuk perlawanan terhadap kudeta militer. Simbol yang diadopsi dari film Hollywood "The Hunger Games" ini juga dilakukan oleh para demonstran di Thailand untuk melawan monarki.
Foto: REUTERS
Dukungan dari balkon
Bagi warga yang tidak turun ke jalan untuk berunjuk rasa, mereka turut menyuarakan dukungan dari balkon-balkon rumah mereka dan menyediakan makanan dan air.
Foto: REUTERS
Menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi
Para demonstran menuntut dikembalikannya pemerintahan demokratis dan pembebasan Aung San Suu Kyi serta politisi tingkat tinggi lain dari partai yang memerintah Myanmar secara de facto, yakni Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Militer menangkap Aung San Suu Kyi dan anggota NLD lainnya pada hari Senin 1 Februari 2021.
Foto: Reuters
Dukungan untuk pemerintahan militer
Pendukung pemerintah militer dan partai para jenderal USDP (Partai Solidaritas dan Pembangunan Persatuan), juga mengadakan beberapa demonstrasi terisolasi di seluruh negeri.
Foto: Thet Aung/AFP/Getty Images
Memori Kudeta 1988
Kudeta tahun 1988 selalu teringat jelas di benak warga selama protes saat ini. Kala itu, suasana menjadi kacau dan tidak tertib saat militer diminta menangani kondisi di tengah protes anti-pemerintah. Ribuan orang tewas, puluhan ribu orang ditangkap, dan banyak mahasiswa dan aktivis mengungsi ke luar negeri.
Foto: ullstein bild-Heritage Images/Alain Evrard
Meriam air di Naypyitaw
Naypyitaw, ibu kota Myanmar di pusat terpencil negara itu, dibangun khusus oleh militer dan diresmikan pada tahun 2005. Pasukan keamanan di kota ini telah mengerahkan meriam air untuk melawan para demonstran.
Foto: Social Media via Reuters
Ketegangan semakin meningkat
Kekerasan meningkat di beberapa wilayah, salah satunya di Myawaddy, sebuah kota di Negara Bagian Kayin selatan. Polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet.
Foto: Reuters TV
Bunga untuk pasukan keamanan
Militer mengumumkan bahwa penentangan terhadap junta militer adalah tindakan melanggar hukum dan ''pembuat onar harus disingkirkan''. Ancaman militer itu ditanggapi dengan bentuk perlawanan dari para demonstran, tetapi juga dengan cara yang lembut seperti memberi bunga kepada petugas polisi. Penulis: Rodion Ebbighausen (pkp/ gtp)
Foto: Ye Aung Thu/AFP/Getty Images
12 foto1 | 12
Junta sebut pemerintahan bayangan sebagai "kelompok teror"
Pemimpin Junta Jenderal Min Aung Hlaing ketika memberikan wawancara kepada Phoenix Television di Hong Kong minggu lalu mengataakan, Aung San Suu Kyi "telah melakukan semua yang dia bisa" untuk memenagkan pemilu.
Sekelompok anggota parlemen yang digulingkan - banyak dari mereka sebelumnya adalah bagian dari NLD - telah membentuk pemerintahan bayangan "Pemerintah Persatuan Nasional". Militer Myanmar kemudian menyatakan kelompok itu akan diklasifikasikan sebagai "kelompok teror".
Kekerasan yang terus berlanjut telah mendorong beberapa gerakan anti-junta untuk membentuk apa yang disebut "Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF) di kota-kota mereka sendiri - terdiri dari warga sipil yang melawan pasukan keamanan dengan senjata rakitan.
Hari Minggu (23/5) dineritalan terjadi pertempuran sengit antara pasukan junta dan Partai Progresif Nasional Karenni - sebuah kelompok etnis bersenjata dengan benteng di negara bagian Kayah di pinggiran timur Myanmar.