Bintang Bayern München Franck Ribéry (31), menyatakan bahwa ia bisa membayangkan dapat tinggal di Jerman setelah karir profesionalnya berakhir.
Iklan
Pesepakbola yang telah memperkuat timnas Perancis sebanyak 81 kali ini mengatakan kepada harian Bild bahwa ia merasa kerasan hidup di Jerman. Sejak tahun 2007, gelandang Perancis ini bermain untuk Bayern München. Dikatakannya, München sudah seperti kampung halaman. "Saya membeli rumah yang bagus. Kami hidup dengan mentalitas Jerman. Dan saya menyukainya," dikatakan Ribéry.
Ketika ditanya, apakah ia ingin mengajukan permohonan kewarganegaraan Jerman, Ribéry menjawab, "Mengapa tidak?" Namun, seandainya, Ribéry mendapat kewarganegaraan Jerman, ia tidak bisa bermain memperkuat timnas Jerman. Menurut peraturan, jika sudah bermain bagi satu timnas, seorang pemain sepak bola tidak diperkenankan untuk memperkuat timnas negara lain. Dan pemain terbaik Eropa 2013 ini sudah bulat untuk tidak kembali memperkuat timnas Perancis. "Semuanya sudah benar-benar berakhir," dikatakannya. Akibat cidera, Ribéry gagal untuk ikut ke Piala Dunia di Brasil tahun 2014 lalu.
Hallo Deutschland! Halo Jerman!
Foto: picture-alliance/dpa
Warga Jerman - Bangsa yang Aneh?
Jika orang datang dari negara lain ke Jerman, banyak hal yang dirasanya aneh. Seperti halnya yang dirasakan Philip Verminnen. Ia datang dari Brasil dan mengenal apa yang disebut "typische Deutschland" atau khas Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
'Guten Tag' dan 'Tschüss'
Tidak dikenal negara lain yang begitu banyak memiliki kata sapaan seperti Jerman. "Servus", "Grüß Gott", "Moin Moin", "Tach" atau "Ade". Itupun belum semua. Sering kali orang saling menyapa dengan berjabat tangan, seolah mereka mau menyepakati kontrak. Tapi saling berpelukan dan saling cium pipi juga merupakan bentuk sapaan.
Foto: Robert Kneschke/Fotolia
Menghargai Lampu Lalu Lintas dan Zebracross
Di jalan raya pejalan kaki juga diperhatikan. Bahkan ada jalur khusus bagi pejalan kaki. Pengemudi mobil harus berhenti jika pejalan kaki menyeberang di Zebracross, seperti halnya pada saat lampu merah. Dan pada kenyataannya warga Jerman menghargai itu. Di negara lain lampu merah dan zebracross hanya sekedar dekorasi.
Foto: Fotolia
Hutan Jerman...dari Papan Pengumuman
Ini bukan gambaran yang aneh di jalan di banyak kota di Jerman. Di sini semua diatur. Oleh karena itu setiap kilometer ada kira-kira 32 rambu jalan. Warga Jerman harus bisa melakukan multitasking, rambu-rambu ini ditujukan agar saat berada di lalu lintas merka masih tetap memiliki panduan.
Foto: Fotolia
Pergi dengan Orang Tak Dikenal
Dulu orang-orang mengacungkan ibu jari untuk dapat ikut naik mobil. Kini tidak lagi. Ada "Mitfahrzentrale" (Pusat Berkendaran Bersama). Ini ada keuntungannya bagi semua. Pengemudi membagi dengan orang yang ikut biaya bensin, orang yang ikut tidak perlu bayar harga tiket kereta yang mahal. Selain itu lingkungan ikut berterima kasih, ini amat penting bagi warga Jerman.
Foto: Fotolia/imageteam
Melayani Sendiri di Pom Bensin
Di Indonesia bila ingin mengisi bensin mobil Anda pergi ke pom bensin dan ada petugas pom bensin yang mengisikan bensin itu ke mobil Anda. Di Jerman Anda juga pergi ke pom bensin, tapi tidak ada petugas yang melayani Anda. Di pom bensin di Jerman orang mengisi bensin sendiri.
Foto: Fotolia
Tunjukkan Kartu Tanda Transportasi!
Siapa naik bis atau kereta api/tram di Jerman, membeli tiket sebelum pergi atau di dalam kereta/tram. Kadang tiket bisa dibeli pada pengemudi bis. Jika akan naik tram orang tak perlu lewat pintu putar (seperti di AS atau Inggris). Ini amat menggoda penumpang gelap. Tapi di Jerman ada pepatah, percaya itu bagus, pengawasan lebih baik. Jadi sering ada petugas pengawas di sarana transportasi umum.
Foto: picture-alliance/dpa
Surga Sepeda
Di negara banyak negara, seperti Indonesia, di mana lalu lintas dikuasai kendaraan besar, jalan sepeda hampir tidak ada. Di Jerman hampir di mana-mana orang dapat mengendarai sepeda. Setiap harinya hampir 30 juta sepeda yang lalu lalang di jalanan di Jerman. Empat juta warga Jerman pergi ke kantor dengan naik sepeda.
Foto: Fotolia
Akte, Formulir dan Asuransi
Jika seseorang di Jerman perlu sesuatu yang resmi, pertama-tama harus mengunjungi berbagai macam badan, dan mengisi banyak sekali dokumen. Juga banyak sekali yang harus distempel dan ditandatangan. Semua mendarat di dalam akte yang tebal. Selain itu di Jerman orang senang mengasuransikan segala hal. Banyak yang sebetulnya tidak perlu, tapi sebagian asuransi adalah wajib.
Foto: Fotolia
Roti dan Bir
Jerman adalah juara dunia dalam membuat roti dan bir. Ada ribuan jenis roti. Ini berasal dari tradisi ratusan tahun. Setiap Herzogtum (Daerah Kepangeranan) di Jerman punya resep masing-masing. Tradisi kuliner ini ditambah dengan 5000 jenis bir yang diolah berdasarkan aturan kemurnian bir Jerman: yakni dari tanaman humulus atau hop, jelai atau malt, ragi dan air.
Foto: picture-alliance/dpa
Sampah Dikumpulkan dan Dipilah
Mengapa di Jerman warna tong sampah berbeda? Karena di sini semuanya dipilah dan didaur ulang. Apa yang dibuang, diolah kembali. Dari kertas bekas jadi kertas wc, dari makanan sisa menjadi kompos. Agar tahu di tong sampah mana jenis sampah apa yang dibuang, ada petunjuk warna. Ada kontainer baju bekas, tempat pembuangan sampah yang mengandung materi berbahaya dan sampah alat rumah tangga bekas.
Foto: Fotolia/TrudiDesign
Budaya Bagi Semua!
Jerman dan Kebudayaan adalah hal yang tidak bisa dipisahkan. Ada berbagai keragaman, opera, teater, seni, musik. Tawarannya begitu banyak setiap hari ada hal berbeda yang bisa dilihat. Banyak warga Jerman juga punya tiket abonemen atau tiket langganan. Di sebuah menara yang umurnya lebih tua dari negara Brasil, digelar opera "Carmina Burana."
Foto: picture-alliance/dpa
Pakaian Santai (Sejumlah) Warga Jerman
"Setelah hari kerja yang panjang warga Jerman ingin bersantai, istilah Jermannya Feierabend. Tentu saja dengan makan sosis atau Bratwurst di piring dan bir di tangan. Warga Jerman juga mengenakan pakaian bebasnya. Yang terkenal di dunia adalah kombinasi ini. Celana pendek, sandal dengan kaus kaki...Dengan ucapan "Prost dan herzlich willkommen in Deutschland" (Prost dan selamat datang di Jerman.)