Ribuan anggota ISIS yang pernah menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, menyerahkan diri. Unit pasukan yang dipelopori Kurdi dilaporkan sedang mempersiapkan serangan terhadap pertahanan terakhir ISIS.
Iklan
Sekitar 3.000 anggota organisasi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) meninggalkan pertahanan terakhir kelompok itu di Suriah untuk menyerahkan diri kepada pasukan pimpinan Kurdi.
"Jumlah anggota Daesh (ISIS) yang menyerah kepada kami sejak kemarin malam telah meningkat menjadi 3.000 orang," ujar jurubicara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) Mustefa Bali.
SDF menghentikan sementara serangan udara dan menembaki desa Baghouz yang dikuasai ISIS di Suriah timur, pada hari Selasa (12/03) guna memungkinkan orang meninggalkan desa setempat untuk menyerahkan diri.
Persiapan serbuan akhir
Pasukan SDF, yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat telah membombardir Baghouz sejak hari Minggu.
Seorang komandan pasukan itu mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pasukan sedang bersiap untuk menyerbu desa. "Beberapa ratus" milisi ISIS diyakini masih bertahan, demikian klaim koalisi pimpinan AS.
Akhir dari 'kekhalifahan'
Pasukan SDF telah berulang kali menunda serangan mereka di Baghouz karena sejumlah besar warga sipil – yang kebanyakan adalah para istri milisi dan anak-anaknya- masih berada di desa itu.
Sekitar 60.000 orang telah meninggalkan Baghouz sejak Desember silam, demikian menurut Syrian Observatory for Human Rights yang bermarkas di Inggris. Diperkirakan 10 persen dari mereka bisa menjadi pejuang ISIS. Di luar Baghouz, milisi ISIS terus beroperasi di daerah-daerah terpencil di negara itu.
Pada tahun 2014, kelompok militan mengambil keuntungan dari kekacauan perang saudara Suriah untuk mencaplok sejumlah besar wilayah di negara itu dan negara tetangga Irak dalam upaya untuk mendirikan "kekhalifahan."
ap/na (amp/se/AFP/ Reuters)
Anggota ISIS Yang Menyesal dan Kembali ke Sukunya
Banyak warga Suriah yang bergabung dengan ISIS. Setelah kekalahan kelompok teror itu, mereka ditahan dan diadili, kemudian dikembalikan ke sukunya melalui perundingan antar suku.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Milisi Al-Sanadid
Milisi Al-Sanadid dari suku Shammar menguasai kawasan di Suriah timur laut, dekat dengan perbatasan ke Irak. Mereka adalah bagian dari Pasukan Demokratik Suriah SDF yang didukung AS. Sekarang menjadi menjadi bagian aparat keamanan dari pemerintahan sipil Kurdi di Suriah utara.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Ikatan kesukuan
Banyak mantan anggota ISIS lokal yang menyerahkan diri ke SDF setelah mengalami serangan dan mendengar seruan agar menyerah. Mereka kemudian ditahan dan diadili. Setelah itu, mereka diizinkan lagi pulang dan bergabung dengan sukunya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Mediasi kepala suku
Kepala suku Sheikh Humaydi menjamu tamu-tamunya dan menjadi penengah dalam perselisihan lokal. "Konflik nasional ini akan berakhir suatu hari, tetapi konflik relijius akan berlanjut," katanya. "Tujuan kami sama dengan barat - perang melawan terorisme; sekarang kami menengahi antara mantan pejuang ISIS dan mereka yang pernah menderita di bawah penindasan ISIS."
Foto: DW/B. Gerdziunas
Diplomasi antar suku
Anggota suku Shammar menyambut tamu dari Irak. "Ada di Suriah yang bergabung dengan ISIS hanya karena tekanan dari para pemimpin mereka," kata Sheikh Humaydi, "dan karena kita memiliki ikatan kesukuan, mereka kembali kepada kami."
Foto: DW/B. Gerdziunas
Hierarki yang ketat
Kehidupan di daerah pedesaan diatur dengan hierarki yang ketat. Para pemimpin suku Shammar ingin memainkan peranan penting dan menempatkan diri sebagai penengah. Sheikh Humaydi mengatakan, baru-baru ini delegasi Inggris dan AS mengunjunginya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Tidak ingin dikenali
Pria yang dipanggil Abu Hassan ini tidak ingin mengungkapkan nama aslinya karena takut pembalasan ISIS. Dia mengaku tidak pernah berperang untuk ISIS, dan hanya bergabung dengan kelompok teror ini tahun 2015 agar dapat terus bekerja sebagai guru sekolah. "Kami pikir ISIS akan membawa keadilan, karena kami sangat menderita di bawah rezim Assad," katanya.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Komandan milisi
Komandan milisi Al-Sanadid adalah Bandar Humaydi, putra Sheikh Humaydi. Karirnya naik tahun 2014/15 ketika pasukannya berhasil melakukan perlawanan terhadap ISIS. Waktu itu desa mereka hampir sepenuhnya dikepung pasukan ISIS yang datang menyerang.
Foto: DW/B. Gerdziunas
Remaja di masa perang
Remaja di Shammar bermain bola mengisi waktu senggangnya. Jalur kereta yang dulu menghubungkan Suriah dan Irak sudah terbengkalai di dekatnya. Saat ini, ratusan anggota ISIS sudah berpaling dan bergabung lagi dengan sukunya, kata Sheikh Humaydi, tanpa menyebutkan jumlah tepatnya.(Teks: Benas Gerdziunas/hp/ )