Ribuan Warga Asing di Tripoli Akan Dievakuasi
19 Agustus 2011Evakuasi ribuan warga asing dari ibukota Libya, Tripoli kemungkinan akan dilakukan melalui jalur laut. Jalan menuju Tunisia tidak dapat dilalui karena perang sedang berkecamuk. Demikian diungkapkan Jemini Pandya, seorang jurubicara Organisasi bagi Migran IOM pada jumpa pers di Jenewa hari Jumat (19/8). IOM mempersiapkan evakuasi mengingat pertempuran antara pasukan pemberontak dan Gaddafi di dekat Tripoli semakin meningkat. Sejumlah besar warga asing yang berada di ibukota Libya adalah migran. Ribuan orang Mesir mendaftarkan diri di kedutaan besarnya agar dapat keluar dari Libya. Selain ribuan warga Afrika juga terdapat sejumlah jurnalis yang ingin keluar dari Tripoli, demikian IOM.
Pasukan penguasa Libya Muammar Gaddafi semakin terdesak. Dan ibukota hampir secara keseluruhan terpotong dari dunia luar. Pemberontak yang didukung serangan udara NATO, berhasil menguasai kota Surman di sebelah barat Tripoli. Selain itu sejak pekan ini pemberontak juga berhasil menguasai sebuah jalan antarkota yang penting, yang terutama merupakan jalur logistik bagi Tripoli. Menurut keterangan sendiri, pemberontak juga telah merebut kilang minyak penting di Sawiyah.
Pemberontak klaim rebut kilang minyak Sawiyah
Di televisi terlihat seorang tokoh pemberontak di depan sebuah fasilitas kilang minyak. Ia menjelaskan, pemberontak telah mengusir pasukan Gaddafi dari tempat itu: "Ini adalah kilang minyak Sawiyah. Kami bertempur selama dua hari untuk merebutnya. Berkat bantuan Allah kami berhasil merebutnya! Kami akan terus bergerak menuju Tripoli. Kami datang Gaddafi, dan darah tidak sia-sia ditumpahkan! Kami akan merebut rumah satu persatu untuk mengalahkanmu!"
Kilang minyak Sawiyah adalah satu-satunya di sebelah barat Libya, karena itu sangat penting bagi ibukota Tripoli. Seandainya pemberontak memang benar-benar berhasil menguasai kilang minyak itu, maka ini berarti sebuah kemenangan strategis yang sangat penting. Namun Perdana Menteri Libya, Al-Baghdadi Al-Mahmudi menyangkal hal itu dan mengatakan bahwa kilang minyak itu masih dikuasai pasukan pemerintah. Seperti beberapa kali sebelumnya, ia juga kembali menawarkan gencatan senjata: "Sudah waktunya untuk gencatan senjata. Pemerintah Libya bersedia melakukan gencatan senjata. Karena itu kami mohon kepada semua warga Libya untuk mendukung kami dalam mengupayakan perdamaian. Kami memohon kepada masyarakat internasional, PBB, Uni Afrika dan organisasi lainnya untuk ikut mengupayakan penyelesaian damai dalam krisis di Libya."
Serangan udara NATO hancurkan rumah kepala dinas inteleijen Libya
Sementara itu, Jumat pagi (19/8) NATO berhasil menghancurkan tempat kediaman kepala dinas intelijen Libya, Abdullah el Senussi di Tripoli. Dalam serangan udara itu dihancurkan sejumlah bangunan kediaman di Gharghur, kawasan hunian di pusat kota. Demikian menurut laporan seorang reporter AFP. Tidak diketahui apakah saat serangan itu Senussi berada dalam bangunan. Penduduk di kawasan itu mengatakan, sepuluh bom dijatuhkan ke bangunan-bangunan tersebut. Sejumlah mobil mewah juga hancur.
Menurut kantor berita Reuters, hari Jumat (19/8) terjadi pertempuran hebat, terutama di timur Tripoli yang menimbulkan korban jiwa di pihak pemberontak. Sedangkan pemberontak mengklaim 32 korban jiwa di pihaknya dalam pertempuran dekat Slitan.
Christa Saloh-Foerster/dpa/afp/rtr
Editor: Marjory Linardy