Ribuan warga kembali dievakuasi dari radius tujuh kilometer dari Sinabung. Gunung setinggi 2600 meter itu diyakini bisa meletus setiap saat. Sebelumnya pemerintah meningkatkan status Sinabung menjadi awas.
Iklan
Hampir 3000 orang dievakuasi oleh pemerintah Kabupaten Karo setelah mendapat rekomendasi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Sebelumnya lembaga itu menaikkan status Sinabung dari siaga menjadi awas setelah adanya "peningkatan tajam" pada aktivitas gunung.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan, jumlah abu vulkanik dan awan panas yang dimuntahkan Sinabung berlipatganda sejak hari Minggu (31/05/15). Gunung yang rajin meletus sejak 2010 itu juga mulai mengeluarkan lava, kata Kepala Stasiun Pengamatan Sinabung, Armen Putra.
"Kita perkirakan ada sekitar 3 juta kubik lava yang menggantung. Apabila terjadi guguran awan panas dikhawatirkan ikut memicu terjadinya guguran kubah lava," ujarnya. Terakhir PVMBG mencatat letusan terbaru Sinabung memuntahkan kolom asap setinggi 500 meter.
Pemerintah setempat dihimbau agar segera mengevakuasi penduduk yang tinggal di dalam radius tujuh kilometer di selatan dan tenggara.
Mengungsi di Kilometer 13
Menanggapi rekomendasi PVMBG, kepolisian dan TNI, Rabu (04/06/15) mulai mengevakuasi setidaknya 2730 penduduk dari empat desa di sekitar kawasan bahaya. "Aktivitas vulkanik-nya masih sangat tinggi hari ini," ujar Kodim Tanah Karo Letnan Kolonel Asep Sukarna.
"kemarin kami khawatir gunungnya akan memuntahkan awan panas ke desa-desa di sekitar. Jadi kami mengevakuasi penduduk ke tempat yang aman." Pengungsi kini menunggu di sebuah kamp yang berjarak 13 kilometer dari Sinabung.
Untuk itu, sekitar 600 personel diterjunkan bersama 12 truk untuk mengevakuasi penduduk. Pemerintah setempat melaporkan proses evakuasi berjalan tertib dan aman. Penduduk dikatakan sudah terbiasa menghadapi situasi semacam ini.
Hampir 10.000 penduduk mengungsikan diri sejak Sinabung mengalami letusan hebat pada 2013 silam. Sebagian memutuskan pulang setelah aktivitas gunug mereda, tapi banyak penduduk yang masih bertahan di kamp pengungsi hingga kini.
Sejak 2013 Sinabung tidak pernah beranjak dari status siaga. Terakhir letusan gunung api setinggi 2600 meter itu merenggut 16 korban jiwa pada Februari 2014 silam.
rzn/yf (afp,rtr,ant)
rzn/vlz (afp,rtr,ant)
Sinabung Kembali Aktif Muntahkan Material Vulkanik
Gunung Sinabung kembali meletus. Semburan debu vulkanik capai ketinggiaan 5000 meter. Setelah 400 tahun tidur, gunung berapi ini kembali aktif beberapa tahun belakangan.
Foto: Alberth Damanik/Xinhua/imago images
Kembali lontarkan debu vulkanik ke udara
Semburan debu vulkanik tandai erupsi Sinabung, seperti diamati dari desa Kuta Rakyat, Karo (2/3). Setelah "tidur" 400 tahun, mulai 2010 Sinabung kembali aktif. PVMBG Badan Geologi mencatat 13 kali erupsi terbaru. Selain kolom abu naik ke atmosfir, guguran material vulkanik juga turun ke lereng. Belum dilaporkan ada korban jiwa.
Foto: Sastrawan Ginting/Antara Foto/REUTERS
Warga diimbau tidak beraktivitas dekat lokasi
Warga kebupaten Karo menonton letusan Sinabung (2/3). Pemerintah sudah mengimbau warga agar siaga dan tidak beraktivitas pada radius 3 hingga 5 km dari lokasi letusan. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan, karakter erupsi berupa letusan eksplosif dengan pembentukan kubah lava di puncak. Sejak Mei 2019 level aktivitas adalah siaga III.
Foto: dpa/AP/picture alliance
Aktivitas Terlihat dari Jauh
Erupsi kecil Sinabung terlihat dari sebuah desa pada hari Sabtu (30/05/15) lalu. Sejauh ini seluruh warga yang bermukim dalam jarak tujuh kilometer dari gunung sudah diungsikan.
Foto: Getty Images/AFP/S. Aditya
Aliran Lava dari Kawah
Foto ini menunjukkan aliran lava dari kawah Sinabung (31/05/15). Ribuan warga dari daerah sekitar sudah diungsikan. Menurut pemerintah daerah, sektiar 3.500 orang yang diungsikan akibat erupsi tahun 2014 lalu sampai sekarang msih beradai tempat penampungan.
Foto: Getty Images/AFP/S. Aditya
Menutupi pertanian
Akibat letusan tahun 2014, abu vulkanik menutupi sekitar hampir 3000 hektar lahan pertanian di Karo. Rata-rata jenis tanaman di lahan ini merupakan tanaman hortikultura dan tanaman pangan.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Terancam gagal panen
Tahun 2014, petani terancam gagal panen karena lahannya terkena debu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung. Lahan pertanian semestinya memasuki masa panen.
Foto: AFP/Getty Images/Sutanta Aditya
Produksi terganggu
Berkurangnya produksi pertanian terjadi di kawasan yang terkena dampak meletusnya Sinabung tahun lalu.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Penduduk mengamati Sinabung
Di Brastagi, Sumatera Utara, para penduduk desa berkumpul, mengamati gunung Sinabung ketika aktif tahun lalu. Jumlah kerugian sektor pertanian akibat debu vulkanik ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Awan gelap
Awan gelap karena tertutup abu vulkanik. Dampak abu vulkanik akibat letusan 2014 juga sempat menggganggu aktivitas penerbangan. Jarak pandang bahkan sempat hanya mencapai 500 m.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Gunung aktif
Tahun 2013, Gunung Sinabung meletus berkali-kali. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman. Kini gunung tersebut kembali aktif.