Apakah para terpidana seumur hidup nasibnya hanya akan berakhir mati di dalam penjara, selamanya jauh dari keluarga dan tanah kelahiran mereka? Simak kisah yang dipaparkan Feby Indirani berikut ini.
Iklan
Matthew Norman dan Si Yi Chen, lolos dari hukuman mati dan mendapat hukuman seumur hidup. Mereka adalah anggota Bali Nine, julukan bagi grup pengedar narkoba yang terdiri dari sembilan warga negara Australia.
Mereka tertangkap di Bali dengan membawa total lebih dari 8 kilogram heroin. Dua dari sembilan, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan telah dieksekusi mati.
Sisanya mendapat hukuman seumur hidup di Lapas Kerobokan, sebelum lima napi dipindahkan ke Lapas Madiun. Kini tinggal Norman dan Chen yang masih berada di Kerobokan.
Norman adalah anggota Bali Nine paling muda. Usianya belum genap 19 tahun saat tertangkap di Melasti Hotel Kuta bersama tiga orang lainnya termasuk Chen. Norman divonis hukuman seumur hidup. Kini ia sudah berusia 30 tahun dan memperlihatkan kematangan dalam berpikir dan bersikap.
Selama mendekam di penjara, Norman telah mengadakan kegiatan kursus bahasa Inggris bagi ratusan warga binaan. Ketika ditemui pada Oktober 2016, Norman baru akan memulai program pendidikan dasar-dasar komputer untuk warga binaan.
Norman memanfaatkan dukungan dana yang ia peroleh dari jejaringnya di Australia untuk melaksanakan program tersebut. Ia merasa bahagia bisa membantu banyak warga binaan untuk memiliki keahlian sebagai bekal hidup di luar penjara.
"Salah satu saat sedih di sini adalah ketika harus berpisah dengan teman-teman yang sudah menyelesaikan masa hukuman. Karena kami berada di sini sudah lebih lama dari siapapun, jadi sering mengalami harus melepaskan orang pergi. Tapi saya tentu juga senang karena mereka keluar,” ujarnya.
Menghabiskan 12 tahun usianya di dalam penjara, Norman mengatakan hal yang paling dirindukannya adalah keluarganya. Yang kedua adalah kesempatan dan kebebasan untuk berbelanja.
"Kesenangan dan kebebasan untuk melihat, memilih dan mengambil barang ke dalam keranjang. Saya tidak suka merepotkan orang lain. Tapi sekarang saya harus tergantung sepenuhnya kepada orang lain dalam urusan membeli barang,” kata Norman.
Bagaimanapun, Norman berusaha menjalani hari-harinya di penjara dengan sikap positif. Selain mengadakan pelatihan bagi warga binaan lain, ia juga rajin berolahraga dan aktif di kegiatan gereja.
Kekurangan Tahanan, Penjara Belanda Jadi Rumah Pengungsi
Belanda kekurangan tahanan. Alhasil penjara di Haarlem beralih fungsi jadi penampungan sementara para pengungsi. Di penjara mereka malah merasa aman.
Foto: picture-alliance/AP/M. Muheisen
Jumlah penjahat turun, arus pengungsi melonjak
Belanda telah membuka pintu penjaranya yang kosong untuk mengakomodasi masuknya migran pencari suaka. Tingkat kejahatan di negara itu telah terus menurun selama bertahun-tahun. Puluhan lembaga pemasyarakatan telah ditutup sama sekali. Ketika árus pengungsi melonjak, Badan Pusat Penerimaan Pencari Suaka Belanda melihat penjara-penjara kosong ini sebagai solusi.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Hidup dalam sel
Fotografer Muhammed Muheisen, dua kali peraih pengghargaan Pulitzer Prize dan kepala fotografer Associated Press untuk Timur Tengah, dalam beberapa tahun terakhir memotret krisis pengungsi. Ia mengabadikan kehidupan baru para pengungsi yang ditampung di penjara kosong ini. Tampak dalam foto, seorang gadis Afghanistan bernama Shazia Lutfi melongok dari pintu sel.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bisa juga jadi salon
Butuh enam bulan bagi sang fotografer untuk diizinkan masuk ke penjara tersebut. Berhari-hari waktu dihabiskannya untuk mengenal pengungsi lebih dekat. tampak dalam foto, Yassir Hajji, asal Irak, tengah merapikan alis istrinya, Gerbia, di sebuah ruang sel.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Belajar bahasa Belanda
Pengungsi tidak diizinkan untuk bekerja, tetapi mereka berlatih berbicara bahasa Belanda dan naik sepeda --keterampilan penting untuk hidup di Belanda. Karena mereka melakukan semua itu di penjara, maka tidak mengusik warga. Pada umunya para pengungsi berkomentar: "Kami di sini di bawah atap, di tempat penampungan, jadi kami merasa aman."
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bebas untuk tinggal maupun pergi
Para pengungsi tersebut tinggal di penjara sekitar 6 bulan sebelum mendapat keputusan suaka. Mereka bebas untuk tinggal dan pergi kapan saja. Beberapa pengungsi bahkan menjalin persahabatan dengan warga Belanda.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Tak ada penjahat, aman untuk tinggal
Seorang pengungsi Suriah bahkan berkata pada Muhesein, bahwa penjara ini memberinya harapan untuk hidup. “Jika sebuah penjara tak ada tahanannya, maka artinya ini adalah negara yang aman, dimana saya ingin hidup.” Pengungsi lainnya,asal Afghanistan --Siratullah Hayatullah tampak asyik minum teh dengan tenang di depan kamarnya.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Fasilitasnya lengkap
Pengungsi Afghanistan Siratullah Hayatullah mencuci pakaiannya di ruang cuci. Infrastruktur dalam penjara cukup lengkap sehingga memudahkan pengungsi untuk menjalani hidup mereka sementara.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Tanpa diskriminasi
Pengungsi asal Maroko ini berpose di dalam kamarnya di penjara. Ia seorang gay. Selama di sini, tak pernah ia merasakan diskriminasi. Sebelumnya penjara di Belanda pernah dimanfaatkan juga untuk menampung tahanan dari Belgia dan Norwegia.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Bebas beribadah
Pengungsi Irak, Fatima Hussein beribadah di ruangannya di bekas penjara de Koepel di Haarlem.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Sehat jasmani dan rohani
Meski boleh keluar masuk penjara sesuka hati, bisa jadi kadang-kadang timbul rasa bosan. Mereka bisa juga berolah raga untuk mengisi waktu senggang.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Main basket juga bisa
Pengungsi asal Mongolia, Naaran Baatar, berusia 40 tahun. Di penjara, ia bisa main basket. Di hatinya terpupuk harapan akan hidup baru dan kebebasan.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
Menenun harapan haru
Pengungsi Somalia, Ijaawa Mohamed, duduk di kursi di luar ruangan. Meski tinggal di penjara, mereka rata-rata merasa aman dan menenun harapan atas kehidupan baru. Editor : ap/as (nationalgeograpic,smh,nbc,dailymail)
Foto: Muhammed Muheisen (ap)
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Muheisen
12 foto1 | 12
Akhir dari kehidupan?
Hidup memang tidak lantas berakhir bagi Norman. Ia bahkan menikahi janda sahabatnya, seorang pendeta yang sering melakukan pelayanan di dalam penjara dan kemudian meninggal karena sakit. Meskipun tidak bisa leluasa berhubungan secara fisik, ia justru merasa semua itu ada hikmahnya.
"Banyak pasangan yang berhubungan fisik sebelum kedekatan psikologis mereka terbangun dengan baik. Dalam konteks hubungan kami, kami sudah memiliki kedekatan psikologis yang kuat dan itu adalah modal untuk menjadi pasangan yang baik,” ujarnya.
Ia kini menjadi ayah tiri seorang anak perempuan berusia 7 tahun yang kerap menjenguknya di penjara.
Ayah Norman, warga negara Australia memutuskan untuk menetap di Bali selepas pensiun agar bisa lebih mudah menjenguk putranya itu.
Setiap minggu mereka bisa bertemu dan berbincang. Matthew juga masih dapat mengambil sertifikasi di bidang Business Management and Sales Marketing dari lembaga di Australia. Program itu ia jalani selama enam bulan dengan bantuan staf kedutaan Australia yang membawakan materi-materi pelajaran maupun ujian dan mengirimkan jawaban yang dikerjakannya.
"Orang lain di luar bisa menyelesaikan program ini selama setahun atau satu setengah tahun, saya bisa lebih cepat karena di dalam sini saya bisa lebih fokus,” ujarnya.
Sementara Chen memulai bengkel kerja kerajinan perak dengan brand Mule Jewels pada 2010, bekerjasama dengan perusahaan perhiasan lokal Yin Jewellery yang dimiliki Joanna, warga negara Kanada yang tinggal di Bali.
Mule Jewels memfasilitasi program pelatihan pembuatan kerajinan perak kepada narapidana, agar mereka memiliki bekal keterampilan yang dapat dimanfaatkan setelah menyelesaikan masa hukuman.
"Nama itu saya pilih karena panggilan untuk kami kan drug mule, " kata Chen. Dalam bahasa Indonesia, drug mule biasa diartikan sebagai kurir narkoba. Pembuatan kerajinan perak ini diyakini dapat sekaligus menjadi terapi bagi warga binaan.
Keputusan Chen menekuni kerajinan perak dan merintis Mule Jewels ini ternyata dipengaruhi oleh diskusinya dengan Myuran Sukumaran, yang mendapatkan vonis mati namun sangat aktif mengembangkan berbagai kegiatan seni di lapas sebelum kematiannya.
"Myu adalah orang yang berjasa mengubah cara berpikir saya. Pertama dia memberikan teladan dengan memulai program melukisnya. Kemudian kami banyak ngobrol dan membuat saya berpikir mesti melakukan sesuatu yang berbeda untuk mengisi waktu saya di dalam penjara. Tidak bisa lagi hanya tidur dan membaca buku saja,” cerita Chen.
Chen seorang yang mencintai filsafat dan rajin membaca buku. Karenanya setiap desain yang ia lahirkan tidak hanya memperhatikan aspek keindahan, tapi juga selalu memiliki simbol dari pesan yang ingin diperjuangkannya.
Pelarian Spektakuler dari Penjara
Indonesia mengenal Johny Indo, salah seorang dari sedikit narapidana yang berhasil kabur dari Nusakambangan. Berikut pelarian atau setidaknya usaha pelarian dari penjara yang pernah menjadi buah bibir.
Foto: Getty Images/New York State Governor's Office/D. McGee
Penjagaan Ketat Tidak Cukup
Juli 2015, raja obat bius Meksiko Joaquin “El Chapo” Guzman berhasil kabur dari penjara Altiplano lewat terowongan yang ia gali di kamar mandi. Keberhasilan ini merupakan yang ke-2 baginya, setelah 14 tahun lalu ia juga berhasil melarikan diri dari penjara yang dijaga dengan ketat.
Foto: Reuters/PGR/Attorney General's Office
Menghilang dari Alcatraz
Dengan menggunakan sendok dan bor buatan senderi, tiga perampok bank menggali lubang di sel mereka dan berhasil kabur dari Alcatraz pada tahun 1962. Sampai sekarang keberadaan mereka masih menjadi misteri.
Foto: imago/Kai Koehler
Acungan Jempol untuk Percobaan Ini
Juan Ramirez Tijerina ditahan di sebuah penjara di Meksiko karena terbukti miliki senjata secara illegal. Tahun 2011, ia mendapat kunjungan dari istrinya yang datang dengan sebuah koper besar. Saat sang istri keluar, sipir penjara memeriksa koper yang dibawanya dan mendapatkan Ramirez meringkuk di dalamnya.
Foto: picture-alliance/dpa/Sspqr
Salah Satu Terbesar di Eropa
Pelarian 38 anggota Pasukan Republik Irlandia IRA dari penjara Maze dicatat sebagai yang paling menggemparkan di Eropa. Dengan senjata api dan pisau seludupan, mereka melumpuhkan petugas. Rencananya pasukan IRA akan menunggu di depan penjara, membantu pelarian ini. Tapi karena salah perhitungan waktu, 5 menit lebih cepat, para narapidana harus meneruskan pelarian mereka sendirian.
Foto: picture-alliance/dpa/P. Mcerlane
Spesialis Udara
Bagai adegan film aksi Hollywood: Sebanyak dua kali Pascal Payet berusaha lari dari penjara dengan helikopter. Tahun 2001, terpidana pembunuhan ini kabur dari penjara di sebuah desa di Perancis menggunakan helikopter yang ia bajak. Tahun 2007, kembali ia menggunakan helikopter untuk kabur. Sebelumnya ia membantu tiga napi lain untuk kabur dari penjara, juga dengan helikopter.
Foto: Getty Images/AFP/B. Horvat
Buronan Paling Dicari
Saat menunggu persidangan, pembunuh berantai Theodore Robert Bundy melarikan diri dengan melompat dari jendela perpustakaan pengadilan. Ia berhasil ditangkap kembali. Dari sel tempat mendekam di Colorado, ia kembali berhasil melarikan diri lewat lubang di langit-langit, setelah sebelumnya ia "melakukan diet“ untuk menurunkan berat badan sampai sekitar 15 kg.
Foto: picture-alliance/AP
Mencari Telur Paskah
Walter Stürm dipenjara karena kasus pencurian. Ia melarikan diri pada tahun 1981 dari sebuah penjara di Swiss, dan meninggalkan pesan "Keluar untuk cari telur Paskah“. Baginya pelarian ini merupakan keberhasilannya yang ketiga kali.
Foto: picture-alliance/dpa
Pencarian Besar-besaran
6 Juni 2015, dua narapidana kasus pembunuhan, David Sweat dan Richard Matt, kabur dari penjara kota New York, dengan membuat lubang di dinding sel. Upaya penangkapan kedua buronan ini merupakan salah satu aksi terbesar yang pernah digelar di AS. 26 Juni 2015, Richard Matt tewas dalam baku tembak dengan polisi, sementara David Sweat ditangkap dalam keadaan luka parah dua hari kemudian.
Foto: Getty Images/New York State Governor's Office/D. McGee
8 foto1 | 8
Makna sebuah lotus
Salah satu desain yang menjadi signatureadalah lotus yang juga merupakan desain favorit bagi Chen.
"Lotus bagi saya adalah representasi dari narapidana yang mampu berubah. Ia bunga yang tumbuh di lumpur, bahkan semakin pekat lumpurnya semakin besar dan indah pula bunganya. Meskipun berasal dari tempat yang kotor, namun yang muncul tetap saja murni dan putih. Sebenarnya pada dasarnya sama juga dengan masyarakat secara keseluruhan yang merupakan lumpur, sebagian orang membusuk di dalamnya tapi tetap ada yang muncul sebagai lotus,” Chen menjelaskan.
Ada pula desain yang khusus ia dedikasikan untuk dua anggota Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yaitu orange ribbon bertuliskan stand for mercy.
Keduanya dieksekusi mati pada April 2015. Kematian Myu adalah momen yang sempat membuat Chen jatuh.
"Saya menyaksikan bagaimana Myu melakukan begitu banyak hal positif selama berada di penjara. Ia juga berhasil mengajak banyak orang lain untuk berubah. Eksekusi hukuman mati kepadanya seperti ingin mengatakan ‘tidak ada harapan.'
Padahal yang penting dimiliki para napi adalah harapan. Jadi untuk apa semua upaya untuk berubah kalau toh tidak ada harapan?” ujar Chen masygul.
Bagi Chen saat ini kerap sulit memelihara rasa optimismenya, bahwa apa yang dikerjakannya di penjara dianggap cukup bermakna untuk mengatasi stigma negatif yang terlanjur melekat pada dirinya. Di hari-harinya yang terasa panjang dan jenuh, ia kerap merindukan bau bensin dan air panas untuk mandi, sesuatu yang telah belasan tahun tak pernah ditemuinya lagi.
Norman dan Chen masih mengajukan permohonan pengurangan hukuman kepada pemerintah. Meskipun belum mendapatkan jawaban, Norman masih tetap optimistis. "Buat saya yang penting melakukan hal bermanfaat saja. Saya masih percaya jalan akan terbuka dan saya akan keluar dari sini,” kata Norman.
Kita tidak tahu apakah harapan itu akan terwujud, ataukah mereka hanya akan berakhir mati di dalam penjara, selamanya jauh dari keluarga dan tanah kelahiran mereka.
Ketika menuliskan kembali kisah-kisah mereka, para terpidana seumur hidup ini, saya kembali diingatkan untuk mensyukuri nikmat-nikmat sederhana dalam hidup. Lalu saya teringat pada putihnya bunga lotus, dan berharap para terpidana mati dan seumur hidup ini bisa tumbuh dengan indah meski berlumuran lumpur pekat.
@FebyIndirani adalah penulis sejumlah buku fiksi dan nonfiksi. Ia menginisiasi gerakan Relaksasi Beragama (Relax, It's Just Religion).Buku terbarunya adalah Bukan Perawan Maria (Pabrikultur, 2017), 69 things to be Grateful about being Single (GPU, 2017) dan Made in Prison (KPG, 2017)
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis
Bagaimana komentar Anda atas opini di atas? Silakan tulis dalam kolom komentar di bawah ini.
Bebas Setelah 10 Tahun Penjara
Mikhail Khodorkovsky menjadi tahanan Rusia yang paling terkenal. Bekas raja minyak itu masuk penjara setelah mengeritik Vladimir Putin. Setelah bebas, ia langsung diterbangkan ke Berlin.
Foto: Reuters
Akhirnya Bebas
Setelah bebas, Mikhail Khodorkovsky tampil dalam konferensi pers di Berlin hari Minggu (22/12). "Saya baru menghirup kebebasan 36 jam yang lalu, jadi saya belum punya rencana tentang kegiatan saya di masa depan," katanya ketika ditanya wartawan tentang kegiatan selanjutnya. Khodorkovsky dibebaskan hari Jumat (20/12).
Foto: picture-alliance/dpa
Sukses dalam Bisnis
Mikhail Khodorkovsky mulai meniti karir tahun 1989. Ketika itu ia menjadi direktur sebuah bank swasta dalam rangka privatisasi. Sejak itu karirnya terus menanjak. Tahun 1997 ia menjadi Direktur Utama Yukos, salah satu perusahaan minyak terbesar Rusia. Dengan Yukos ia naik menjadi miliarder Rusia.
Berbeda Pandangan
Pengaruh dan kekuasaan Khodorkovsky semakin besar. Ia mulai mengeritik korupsi di Rusia dan mendukung partai oposisi yang menentang kebijakan Presiden Putin. Dalam diskusi televisi Februari 2003, Khodorkovsky secara terbuka mengeritik Putin. Beberapa bulan kemudian ia ditahan atas tuduhan manipulasi.
Foto: picture-alliance/dpa
Masuk Penjara
Bulan Juni 2004 proses pengadilan dimulai terhadap Khodorkovsky dan rekan bisnisnya Platon Lebedev. Mei 2005 keduanya dijatuhi hukuman penjara 9 tahun atas tuduhan melakukan penipuan dan mendirikan kelompok kriminal.
Foto: Oleg Nikishin/Getty Images
Yukos Dihancurkan
Perusahaan Yukos akhirnya dipecah-pecah. Sebagian besar dijual ke perusahaan negara Rosneft. Otak di balik penghancuran Yukos diduga adalah Igor Sechin, orang kepercayaan Presiden Putin yang sekarang menjadi Direktur Utama Rosneft.
Foto: AP
Ditahan di Siberia
Khodorkovsky awalnya ditahan di perbatasan antara Rusia, Cina dan Mongolia. Desember 2006 ia dipindahkan ke sebuah penjara dekat perbatasan ke Finlandia. Ketika seorang tahanan perlu perawatan dokter, Khodorkovsky melakukan mogok makan selama 11 hari. Tahanan itu akhirnya mendapat perawatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Jalan Panjang Menuju Kebebasan
Tahun 2010 Khodorkovsky untuk kedua kalinya diajukan ke pengadilan. Aksi protes muncul menentang proses pengadilan yang dianggap berlatar belakang politis itu. Tapi Presiden Putin bersikeras menahan tokoh yang dianggap ingin melawan kebijakannya. Akhir Desember 2013, Putin akhirnya memberi amnesti.
Tiba di Jerman
Khodorkovsky langsung diterbangkan ke Berlin. Ia disambut oleh mantan Menlu Jerman Hans Dietrich Genscher. Di belakang layar, Genscher sejak dua tahun melakukan pembicaraan dengan Rusia agar Khodorkovsky dibebaskan. Genscher melakukan pertemuan tertutup dua kali dengan Putin.
Foto: Reuters
Menginap di Berlin
Khodorkovsky menginap di Hotel Adlon. Banyak media berusaha mendapat pernyataan langsung dari bekas raja minyak itu dan menunggu di depan hotel. Tapi Khodorkovsky minta waktu untuk beristirahat dan bertemu lebih dulu dengan keluarganya. Orangtuanya datang dari Moskow ke Berlin.
Foto: Reuters
Menghirup Kebebasan
Dalam konferensi pers di Berlin, Khodorkovsky mengatakan ia tidak mau terjun berebut kekuasaan di Rusia. Ia ingin membantu tahanan politik yang masih mendekam di penjara. Setelah sepuluh tahun penjara, ia ingin lebih dulu menghirup kebebasan sebelum merencanakan masa depan.