Seberapa besar kerugian yang tercipta dari invasi Rusia bagi perekonomian Ukraina dan dunia? Riset oleh sebuah lembaga penelitian Jerman berusaha mengukur dampak perang terhadap pertumbuhan produk domestik bruto.
Iklan
Hingga akhir tahun 2026 nanti, Ukraina akan kehilangan potensi ekonomi senilai USD 120 miliar akibat invasi Rusia. Adapun kerugian yang muncul dalam bentuk kerusakan aset ekonomi, seperti mesin atau bangunan pabrik, malah lebih besar, hampir satu triliun Dollar AS.
Kesimpulan itu diumumkan pada Rabu (14/2) dalam studi Institut Perekonomian Global (IfW) dan Universitas Tübingen di Jerman.
Perang Ukraina juga ikut membebani perekonomian negara lain. Menurut riset, dalam rentang lima tahun antara 2022 hingga 2026, diprediksi tercipta kerugian senilai USD 260 miliar dari potensi ekonomi. Sebanyak 70 miliar Dollar AS diantaranya harus ditanggung negara-negara Uni Eropa.
Linimasa Setahun Perang di Ukraina dalam Foto
Pada 24 Februari 2022 pagi, Rusia menginvasi Ukraina. Menurut PBB, ribuan tentara dan warga sipil telah tewas. Linimasa peristiwa mengejutkan terekam dalam foto-foto berikut ini.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Hari yang gelap bagi jutaan orang
Pada 24 Februari 2022 pagi, banyak warga Ukraina terbangun karena ledakan seperti ini di ibu kota, Kyiv. Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain sejak Perang Dunia II. Tak lama berselang, Ukraina mengumumkan darurat militer. Bangunan sipil menjadi sasaran dan kasus kematian pertama dilaporkan segera setelah itu.
Foto: Ukrainian President s Office/Zuma/imago images
Penembakan terus-menerus
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang "operasi militer khusus" dan mengatakan dia akan merebut wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Penduduk kota Mariupol di Oblast Donetsk berlindung di ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Banyak yang mati di bawah reruntuhan. Serangan udara Rusia di teater, tempat ratusan orang berlindung pada Maret 2022, dikecam oleh kelompok hak asasi manusia.
Foto: Nikolai Trishin/TASS/dpa/picture alliance
Eksodus massal
Perang di Ukraina telah menyebabkan pengungsian besar-besaran yang tak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan negara itu. Polandia sendiri telah menampung 1,5 juta orang, lebih banyak dari negara Uni Eropa lainnya. Jutaan orang, terutama dari timur dan selatan Ukraina, terpaksa mengungsi dari perang.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Adegan" horor di Bucha
Hanya dalam beberapa minggu, tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan militer Rusia dari daerah di utara dan timur laut negara itu. Rencana Rusia untuk mengepung ibu kota, Kyiv, gagal. Setelah wilayah dibebaskan, dugaan kekejaman Rusia menjadi jelas. Gambar warga sipil yang disiksa dan dibunuh di Bucha, dekat Kyiv, menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat melaporkan ada 461 kematian.
Foto: Carol Guzy/ZUMA PRESS/dpa/picture alliance
Kehancuran dan kematian di Kramatorsk
Jumlah korban sipil di Donbas meningkat pesat. Pejabat mengatakan kepada penduduk sipil untuk mundur ke daerah yang lebih aman, tetapi rudal Rusia juga menargetkan mereka saat berusaha melarikan diri, termasuk di Kramatorsk. Lebih dari 61 warga tewas dan 120 lainnya terluka di stasiun kereta api pada April 2022, di saat ribuan orang berharap bisa menyelamatkan diri.
Selama serangan udara Rusia, jutaan orang Ukraina mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan. Bagi orang-orang yang dekat dengan garis depan dalam jangkauan artileri, ruang bawah tanah telah menjadi rumah kedua. Di Kyiv (seperti yang terlihat di atas) dan Kharkiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi tempat berlindung yang aman.
Foto: Dimitar Dilkoff/AFP/Getty Images
Risiko nuklir tinggi di Zaporizhzhia
Pada minggu-minggu pertama setelah invasi, Rusia menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, termasuk dekat Kyiv. Pertempuran meluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di tenggara, yang sejak saat itu berada di bawah kendali Rusia. Badan Energi Atom Internasional mengirim para ahli ke PLTN tersebut dan menyerukan zona aman di sekitar area itu.
Foto: Str./AFP/Getty Images
Jumlah korban tewas tidak jelas
Jumlah pasti korban tewas akibat perang masih belum jelas. Menurut PBB, setidaknya 7.200 warga sipil telah tewas dan 12.000 lainnya terluka, bahkan jumlah yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Jumlah pasti tentara Ukraina yang tewas juga tidak pasti. Pada Desember 2022, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak memperkirakan jumlahnya mencapai 13.000 jiwa.
Foto: Raphael Lafargue/abaca/picture alliance
Kiriman senjata dari Barat untuk Ukraina
Pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina telah menjadi topik hangat sejak awal perang, tetapi mulanya Kyiv hanya menerima sedikit. Peluncur roket HIMARS buatan AS benar-benar membantu pertahanan. Mereka telah mengizinkan militer Ukraina untuk menghentikan pasokan amunisi ke artileri Rusia dan kemungkinan besar juga berkontribusi pada keberhasilan serangan balik Ukraina.
Foto: James Lefty Larimer/US Army/Zuma Wire/IMAGO
Harapan bisa segera masuk Uni Eropa
Pesan video harian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana dia melaporkan kondisi negara dan perang yang sedang berlangsung, dilihat oleh jutaan orang. Zelenskyy tidak hanya mampu menyatukan penduduk negaranya, tetapi juga mendapatkan dukungan Barat. Integrasi Eropa telah berkembang pesat di bawah kepemimpinannya dan Ukraina sekarang berada di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa. (ha/hp)
Foto: Kenzo Tribouillard/AFP
10 foto1 | 10
Analisa data historis
Dasar penelitian adalah analisa data-data historis yang mencakup lebih dari 150 perang sejak tahun 1870. Para peneliti ingin menjawab seberapa kuat laju penurunan PDB dan kenaikan inflasi dalam lima tahun masa perang di Ukraina.
"Penghitungan bersandar pada rata-rata biaya perang antarnegara di masa lalu. Bergantung pada durasi dan intensitas perang, skenario yang muncul bisa beragam," kata Jonathan Federle, penulis utama studi dari IfW Kiel.
"Dampak perang terhadap negara lain yang kami ukur memperhatikan terutama hubungan perdagangan akibat kedekatan geografis dan ukuran perekonomian yang terlibat dalam perang," imbuhnya lagi.
Iklan
Meramal kerugian perang
Berdasarkan data dan parameter yang ada, para peneliti di Kiel bisa memprediksi seberapa besar kerusakan ekonomi yang tercipta jika terjadi perang.
Proyeksi tersebut bersifat relevan mengingat juga ada kisruh seputar Taiwan yang berpotensi memicu perang antara Cina dan Amerika Serikat. Dalam skenario tersebut, perang selama lima tahun di Taiwan diprediksi akan memicu kerugian senilai 2,2 triliun Dollar AS pada PDB.
Taiwan terkoneksi erat dengan perekonomian global lewat berbagai sektor, terutama industri mikrochip dan semikonduktor. Peneliti IfW meyakini, angka kerugian perang akan jauh lebih tinggi ketimbang yang diperkirakan.
Contoh lain adalah Iran. Dalam skenario perang atau invasi, kerugian yang akan tercipta selama lima tahun terhadap pertumbuhan PDB global akan mencapai 1,7 triliun Dollar AS. Perkiraannya lebih kecil ketimbang Taiwan karena Iran cendrung terisolasi dari perekonomian global.
Perkembangan Dunia Sains Terancam Serangan Rusia atas Ukraina
07:34
Peranti digital ungkap batasan ilmiah
Selain riset ekonomi, peneliti di Kiel juga mengembangkan sebuah peranti digital yang dibuka bebas untuk umum. Melaluinya, pengguna bisa menghitung kerugian dari berbagai perang dalam sejarah. Namun pemodelannya hanya bersandar pada kerugian ekonomi pada PDB dan pergerakan saham, demikian peringatan para peneliti.
Peringatan tersebut diharapkan bisa memudahkan pengguna memahami batasan ilmiah dalam memprediksi masa depan dengan data historis.
"Secara keseluruhan, penghitungan kami menunjukkan betapa ekonomisnya nilai perdamaian dan betapa destruktifnya sebuah perang di wilayah sendiri," tutur Presiden IfW, Moritz Schularick. Dia menyimpulkan, yang paling berharga pada daya gertak militer menurut sudut pandang ekonomi adalah kemampuannya mencegah perang, bukan memulainya.