42.500 kamp tahanan yang ada di masa Nasionalsosialisme NAZI di Eropa, demikian hasil studi. Ini berarti 7 kali lebih banyak dibanding yang diketahui sebelumnya.
Pintu Masuk Kamp AuschwitzFoto: picture alliance / dpa
Iklan
Sejak 13 tahun Martin Dean mengumpulkan fakta yang diriset terpisah oleh pakar sejarah di seluruh Eropa, Israel dan Amerika Serikat. Tim Dean berhasil memadukan semua fakta itu dan hasilnya, Museum Holocaust menyimpulkan jumlah total kamp konsentrasi NAZI di Eropa sekitar 42.500. Selama ini ilmuwan memperkirakan ada sekitar 7000 kamp.
Holocaust Memorial Museum WashingtonFoto: picture-alliance/akg-images/Keith Collie
Hasil studi itu mula-mula dilaporkan harian New York Times, sebelum tulisan harian lainnya. Tiba-tiba menjadi jelas, di seluruh Eropa orang-orang ditahan paksa oleh rezim NAZI. Penganiayaan dan kelaparan adalah kehidupan sehari-hari di banyak kamp. Dengan sekitar 20 juta tahanan, kamp-kamp itu punya berbagai fungsi. 30 ribu kamp di Eropa saja untuk pekerja paksa. Selain itu 1150 gheto Yahudi, 980 kamp konsentrasi, 1000 kamp tahanan perang, 500 bordel prostitusi paksa. Ditambah berbagai kamp dengan tujuan men-Jerman-kan tahanan, memaksa perempuan aborsi, praktek euthanasia bagi penderita penyakit psikis dan mengumpulkan tahanan sebelum diangkut ke kamp kematian.
"Tidak Akan Pernah Terulang Lagi" - Monumen tentang Kengerian
Properti warga Yahudi di Jerman disita November 1938, dan ribuan orang diangkut ke kamp konsentrasi. Berbagai monumen di Jerman didirikan sebagai peringatan agar peristiwa itu tidak pernah terulang lagi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
Wannsee House (Rumah Wannsee)
Vila di tepi danau Wannsee di Berlin adalah lokasi menentukan dalam perencanaan Holocaust, yaitu pembantaian warga Yahudi di jaman PD II. 15 anggota pemerintahan NAZI dan satuan SS bertemu di sini 20 Januari 1942 untuk merencanakan deportasi dan pembantaian warga Yahudi di seluruh kawasan yang dikuasai Jerman. 1992 villa ini dijadikan tugu peringatan dan museum.
Foto: picture-alliance/dpa
Dachau
Kamp konsentrasi pertama dibuka di Dauchau, tidak jauh dari München. Hanya beberapa pekan setelah Adolf Hitler mulai berkuasa, kamp ini digunakan satuan SS untuk memenjara, menyiksa dan membunuh penentang rezim. Dachau juga jadi prototipe bagi sejumlah kamp yang dibangun setelahnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Lahan Tempat Demonstrasi Kekuatan
Nürnberg adalah kota di mana tempat propaganda terbesar partai NAZI dari 1933 sampai dimulainya PD II tahun 1939. Kongres partai tahunan serta demonstrasi yang dihadiri sekitar 200.000 orang diadakan di area seluas 11 km². Sekarang, Gedung Kongres yang tak selesai dibangun ini menjadi pusat dokumentasi dan museum.
Foto: picture-alliance/Daniel Karmann
Bergen-Belsen
Kamp konsentrasi Bergen-Belsen di Niedersachsen awalnya penjara tawanan perang, kemudian menjadi kamp konsentrasi. Tahanan yang terlalu sakit untuk bekerja diangkut ke sini dari kamp konsentrasi lain. Banyak juga yang meninggal akibat penyakit. Dari 50.000 yang tewas di sini, salah satunya Anne Frank, anak perempuan Yahudi yang dikenal karena buku hariannya yang dipublikasikan internasional.
Foto: picture alliance/Klaus Nowottnick
Monumen Perlawanan Warga Jerman terhadap NAZI
Gedung Bendlerblock di Berlin dulunya tempat berkumpul kelompok mililter penentang NAZI. 20 Juli 1944, sekelompok perwira NAZI yang dipimpin Kolonel Claus von Stauffenberg melaksanakan upaya pembunuhan terhadap Hitler, namun gagal. Pemimpin kelompok itu ditembak mati pada hari yang sama di lapangan di tengah gedung Bendlerblock. Sekarang menjadi Pusat Peringatan Perlawanan Jerman terhadap NAZI.
Foto: picture-alliance/dpa
Pusat Eutanasia Hadamar
Dari 1941 orang-orang yang punya kelemahan fisik dan mental dibunuh di rumah sakit Hadamar di Hesse. Karena dinyatakan "tidak diinginkan" oleh Nazi, sekitar 15.000 orang dibunuh dengan suntikan obat mematikan atau dengan gas. Di seluruh Jerman sekitar 70.000 dibunuh sebagai bagian dari program Eutanasia NAZI. Sekarang Hadamar jadi monumen bagi para korban.
Foto: picture-alliance/dpa
Monomen Holocaust
Monumen berdiri di sebelah Gerbang Brandenburg, dan jadi monumen bagi warga Yahudi yang dibantai di Eropa. Monumen diresmikan 60 tahun setelah berakhirnya PD II, tanggal 10 Mei 2005. Karya arsitek Peter Eisenman ini berupa 2.711 kotak beton yang memenuhi lahan luas. Di bawah monumen terhadap pusat informasi, di mana dicantumkan seluruh warga Yahudi korban NAZI, yang diketahui namanya.
Foto: picture-alliance/dpa
Monumen bagi Warga Homoseksual
Tidak jauh dari monumen Holocaust di Berlin, berdiri monumen peringatan bagi ribuan warga homoseksual yang jadi korban NAZI antara 1933 dan 1945. Monumen setinggi empat meter ini diresmikan 27 Mei 2008.
Foto: picture alliance/Markus C. Hurek
Monumen bagi Warga Sinti dan Roma
Di seberang gedung parlemen, Reichstag di Berlin, sebuah taman diresmikan 2012 jadi peringatan bagi 500.000 warga Sinti dan Roma yang dibunuh rezim NAZI. Di tepian sebuah kolam peringatan tercantum puisi berjudul Auschwitz, karya pujangga Roma Santino Spinelli. Puisi ditulis dalam bahasa Inggris, Jerman dan Romani.
Foto: picture-alliance/dpa
Stolpersteine: Batu Sandungan Sebagai Monumen
Tahun 1990-an, seniman Gunther Demnig memulai proyek untuk mengkonfrontasikan orang dengan masa lalu Jerman, tepatnya NAZI. Karyanya berupa sejumlah batu beton yang dilapis kuningan, yang ditempatkan di depan rumah korban NAZI. Pada batu tercantum nama dan tanggal deportasi serta kematiannya, jika diketahui. Lebih dari 45.000 Stolpersteine (batu sandungan) ditempatkan di 18 negara Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa
Brown House (Rumah Coklat) di München
Tepat di sebelah Führerhaus (rumah pemimpin), di mana kantor Adolf Hitler dulu berada, terdapat markas besar Partai NAZI, yaitu di gedung bernama Brown House. Bangunan berupa kubus berwarna putih kini berdiri di lokasi itu, dan menjadi Pusat Dokumentasi bagi Sejarah NAZI, diresmikan 30 April 2015. Penulis: Max Zander, Ille Simon (ml/as).
Foto: picture-alliance/dpa/Sven Hoppe
11 foto1 | 11
Kamp Tahanan dengan Berbagai Fungsi
Dean dan timnya saat ini terutama meneliti kamp tahanan perang dan pekerja paksa. Hal yang sulit karena 70 tahun setelah perang berakhir, materi riset tidak lagi lengkap. Tidak jarang kamp-kamp hanya digunakan beberapa bulan untuk tujuan tertentu, lalu fungsinya berubah.
Pekerja paksa di kamp konsentrasi DachauFoto: picture-alliance/dpa
Para ilmuwan mengamati ini misalnya dalam "kamp pendidikan kerja“ yang dipimpin Gestapo. Garis besarnya kamp-kamp ini untuk mendisiplinkan para pekerja. Tapi sering digunakan lain, misalnya sebagai kamp hukuman warga sipil Polandia. Atau sebagai kamp sementara bagi warga Yahudi Italia sebelum dibawa ke kamp konsentrasi. Menurut Dean, „jika sebagian ilmuwan hanya melukiskan satu fungsi, itu tidak benar seluruhnya.“ Setiap kamp punya kisahnya sendiri. Generalisasi amat sulit. 42 ribu kamp, bagi para sejarawan adalah tugas riset yang luar biasa.
Tidak hanya ilmuwan, banyak warga Jerman bertanya-tanya tentang masa lalu kakek neneknya. Apa mungkin Oma dan Opa tidak tahu tentang 42 ribu kamp di Eropa? Apakah 30 ribu kamp pekerja paksa tidak kelihatan?
Auschwitz - Menengok Kekejaman Sebuah Kamp
Kamp konsentrasi Auschwitz berhasil dibebaskan pasukan Soviet, 27 Januari 1945. Sejak tahun 1996, tanggal ini dijadikan sebagai hari peringatan bagi para korban kekejaman Nationalsozialismus (Nazi).
Foto: AP
Pembebasan
75 tahun lalu, Tentara Merah berhasil membebaskan kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan Auschwitz-Birkenau. Antara tahun 1940-1945, lebih dari satu juta orang, kebanyakan warga Yahudi, tewas dibunuh di kamp ini. Ketika tentara Soviet membebaskan kamp, mereka hanya menemukan sekitar 7000 orang yang selamat. Tampak dalam foto yang diambil Januari 1945, tiga orang penghuni kamp yang berhasil selamat.
Foto: AP
Hampir Mati Kelaparan
10 hari sebelum Tentara Merah membebaskan kamp ini, Nazi menggiring sekitar 60 ribu tawanan, dengan apa yang disebut Todesmarsch atau Mars Kematian, ke kamp lain. Mereka yang tinggal di kamp adalah para tahanan yang kondisinya telah lemah akibat kelaparan.
Foto: AP
Tahanan Anak
Nazi menahan sekitar 232 ribu anak-anak di Auschwitz-Birkenau. Kebanyak dari mereka adalah anak-anak keturunan Yahudi. Selain itu terdapat juga anak-anak Roma, anak-anak yang dikirim dari Polandia, Rusia dan Ukraina. Saat ini, masih hidup sekitar 300 anak dari 2000 anak yang berhasil diselamatkan 70 tahun lalu.
Foto: AP
Sinisme Nazi
"Arbeit macht frei“ atau terjemahan harfiahnya "Kerja Dapat Membebaskan“, semboyan yang terpampang di depan gerbang utama kamp konsentrasi Auschwitz I. Tahun 2009, plang tulisan asli di gerbang ini telah dicuri, dan diganti dengan satu replika. Plang asli yang berhasil ditemukan kembali kini disimpan di museum.
Foto: AP
Holocaust
Auschwitz-Birkenau merupakan kamp konsentrasi dan kamp pemusnahan terbesar yang dibangun Nazi. Dan kamp ini merupakan satu-satunya yang berhasil dipertahankan kondisinya sesuai dengan kondisi ketika kamp ini dibebaskan tahun 1945 – atau seperti tampak dalam foto yang dibuat tahun 1946.
Foto: AP
Tugu Peringatan Asli
Untuk mempertahankan kamp ini sebagai tugu peringatan, Polandia telah membentuk satu yayasan. Jerman telah menjanjikan 120 juta Euro dana yang dibutuhkan, sehingga pekerjaan pemeliharaan dapat terus dilaksanakan dalam tahun-tahun mendatang. Foto yang diambil tahun 1958 memperlihatkan gudang penyimpanan di balik pagar listrik tegangan tinggi
Foto: AP
Pembunuh
Salah satu dari 116 foto langka para petinggi Nazi di Auschwitz ini diambil pada tahun 1944. Richard Bär, yang sejak Mei 1944 memegang komando tertinggi di Auschwitz, di sebelahnya, Dr. Josef Mengele, komandan di Birkenau, Josef Kramer (tertutup wajahnya), serta mantan komandan Auschwitz Rudolf Höß. Pria paling kanan tidak diketahui identitasnya.
Foto: AP
Fotografer
Wilhelm Brasse berusia 25 tahun ketika tiba sebagai tahanan politik di Auschwitz. Atas perintah SS, ia membuat foto dari sekitar 40 ribu tahanan. Ia pun diharuskan mendokumentasikan eksperimen medis brutal yang dilakukan Dr. Mengele. Akibat trauma, setelah perang berakhir, tidak pernah sekalipun menyentuh kamera lagi. Kisah Brasse diabadikan dalam satu film Polandia berjudul "Potrecista“.
Foto: dpa
Seleksi
Foto dari tahun 1944 yang kini tersimpan di Museum Yad Varshem ini memperlihatkan para perempuan dan anak-anak, yang dipisahkan dari kelompok laki-laki. Mereka sedang menjalani psores ‚penyeleksian, ketika tiba di Auschwitz-Birkenau.
Foto: AP
Kerja Rodi
Mereka yang lolos dari 'seleksi’ diharuskan melakukan kerja yang berat. Tampak dalam foto, para perempuan yang lolos seleksi berdiri dalam antrian untuk menerima perintah kerja.
Foto: AP
Barak Perempuan
Kelaparan dan kedinginan merupakan keseharian yang harus dijalani para perempuan penghuni kamp di Birkenau. Mereka ditempatkan dalam barak terpisah di lokasi kamp.
Foto: dpa
Warisan Holocaust
Di area kamp Auschwitz seluas hampir 200 hektar terdapat 300 barak tahanan. Banyak bagian dari kamp konsentrasi Auschwitz yang sampai sekarang tetap terpelihara keasliannya dan dijadikan sebagai tugu peringatan serta museum kekejaman Holocaust. Museum ini juga dijadikan pusat penelitian Holocaust.
Foto: dpa
Krematorium
Auschwitz-Birkenau memiliki enam kamar gas serta empat krematorium. Rasa kengerian masih dapat dirasakan para pengunjung ketika melihat bekas oven pembakaran jenazah ini. Banyak tahanan dari seluruh Eropa dibunuh pada hari kedatangan mereka dan jenazah mereka dibakar di tempat ini.
Foto: AP
Rencana Pemusnahan
Salinan asli dari rencana pembangunan kamp konsetrasi dan kamp pemusnahan Auschwitz tahun 1941 dan 1942. Salinan asli ini kini disimpan di Museum Holocaust Yad Vaschem di Yerusalem. Dalam salinan ini digambarkan berapa besar dan di mana saja akan dibangun kamar gas dan oven pembakaran korban. Salinan ini ditemukan pada tahun 2008 di sebuah apartemen di Berlin.
Foto: AP
14 foto1 | 14
Masyarakat Kamp sebagai Bagian Kehidupan
Ilmuwan Jerman tidak terkejut dengan hasil riset Dean. Pakar sejarah Christoph Dieckmann pada Fritz Bauer Institut di Frankfurt membantu pakar AS itu dalam proyek risetnya. „Riset dari AS mengkonfirmasi bahwa masyarakat dalam kamp adalah bagian dari kehidupan perang sehari-hari.“ Demikian dijelaskan Dieckmann. „Dan jika kita bertanya kepada kakek nenek, maka mereka kenal semua pekerja paksa.“ Pada tahun 1943/44 sekitar 20 -30 persen seluruh pekerja di kawasan Deutsches Reich (1933-1945) adalah pekerja paksa. Kebanyakan diantaranya hidup di kamp.
Kamp konsentrasi BuchenwaldFoto: Gedenkstätte Buchenwald
Bahwa babak sejarah ini jarang dibahas secara umum, tidak membuat Dieckmann heran. Seperti yang disampaikan pakar AS, juga ada lebih dari 500 bordel militer NAZI dimana perempuan muda mengalami prostitusi paksa. „Militer adalah juga kakek-kakek kami,“ papar Dieckmann. „Apakah kakek kita akan menceritakan tentang bordel? Tidak!“
David Silberklang dari Museum Peringatan Yad Vashem menekankan, tidak semua kamp yang dihitung tim Dean terkait dengan Holocaust. Ada juga kamp untuk pekerja paksa non Yahudi dan lawan politik. Tingginya angka tersebut adalah akses terhadap lebih banyak dokumen dan pembukaan arsip-arsip sejak runtuhnya Uni Sovyet serta akses internet.
Weimar: Kecil tapi Sarat Sejarah
Weimar di Thüringen dianggap asal mula kebudayaan Jerman. Di sini republik pertama Jerman merumuskan konstitusi, dan di kamp konsentrasi banyak orang dibunuh.
Foto: picture-alliance/dpa
Pusat Kota Tua
Lapangan di pusat kota adalah tempat pertemuan warga asli dan wisatawan. Di sini berdiri balai kota (kanan), yang berasal dari jaman Renaissance dan Hotel Elephant, yang jadi tempat bermalam tamu-tamu terkenal kota itu.
Foto: picture-alliance/dpa
Penguasa Yang Cinta Seni
Istana kota jadi tempat tinggal bangsawan keluarga Sachsen-Weimar sejak pertengahan abad 16. Di akhir abad 18 bangsawan Herzog Carl-August dan ibunya Anna Amalia menjadikan Weimar pusat sejarah kebudayaan. Sekarang, istana kota jadi lokasi penyimpanan koleksi seni bangsawan itu dan bagian warisan budaya UNESCO, "Klassisches Weimar" (Weimar Klasik).
Foto: imago/photo2000
Rumah Besar
Teater Nasional, yang dipimpin pujangga Johann Wolfgang von Goethe sejak 1791 juga bersejarah dari segi politik. 1919 di sini berlangsung sidang pertama dewan nasional republik pertama Jerman. Sekarang di gedung teater nasional dipertunjukkan opera, drama dan konser, mulai dari klasik hingga modern.
Foto: picture-alliance/dpa
Rumah Goethe
Tahun 1775 Johann Wolfgang Goethe, yang waktu itu belum jadi pujangga terkenal, datang ke Weimar karena diundang bangsawan Herzog Carl-August. Untuk tinggal dan bekerja, bangsawan itu memberikannya rumah di taman tepi sungai Ilm. Beberapa waktu kemudian, Goethe pindah ke rumah yang lebih besar dekat Frauenplan, yang sekarang juga jadi museum.
Foto: picture alliance/dpa
Rumah Tinggal Schiller
Karena mendapat tempat tinggal dari Goethe dan gaji dari Herzog Carl-August, pujangga Friedrich Schiller pindah ke Weimar 1799. Di tingkat dua rumah inilah terdapat ruang tinggal dan kerja Schiller. Sekarang ini juga jadi museum. Semua drama yang ditulis Schiller, di tahap akhir masa kreatifnya, dipagelarkan di teater Weimar.
Foto: picture alliance/ZB
Rumah Mewah
Perpustakaan milik bangsawan Herzogin Anna Amalia dengan ruang mewah bergaya Rokoko dibuka setelah diperbaiki karena kebakaran. Perpustakaan ini adalah salah satu kumpulan buku seorang bangsawan yang terbuka untuk umum. Schiller dan Goethe juga sudah bekerja di sini. Sekarang perpustakaan itu jadi perpustakaan penelitian, dengan titik berat sastra Jerman sekitar 1800.
Foto: AP
Gropius dan Bauhaus
Sejak 1996 institusi pendidikan Bauhaus bernama Universitas Bauhaus. Institusi ini didirikan 1919 oleh Walter Gropius. Gropius yang seorang arsitek mengubah rencana pelajaran, dan mengubah nama sekolah jadi "Staatliches Bauhaus". Di sini ia mengajarkan keserasian seni dan teknik.
Di Ettersberg dekat Weimar, sebuah tempat peringatan yang mengingatkan orang akan kekejaman Nazi dan Hitler di masa Perang Dunia II. Di tempat itu berdiri kamp konsentrasi Buchenwald mulai 1937. Ini adalah salah satu kamp konsentrasi terbesar di Jerman. Di sini 56.000 orang tewas akibat penyiksaan, eksperimen medis atau karena kerja paksa.
Foto: picture-alliance/dpa
Jadi Warisan Budaya
Setelah penyatuan Jerman Barat dan Timur, tahun 1999 Weimar adalah kota pertama di bekas Jerman Timur yang terpilih jadi ibukota kebudayaan Eropa. Tiap tengah tahun di sini diselenggarakan pesta seni. Festival seni modern itu menyatukan sastra, musik, teater, seni tari dan seni rupa. Tahun itu festival tersebut sudah berumur 25 tahun dan jadi daya tarik utama.