Dasar samudra dan lautan menyimpan harta karun berlimpah, bukan hanya minyak bumi namun juga logam dan mineral berharga lainnya. Namun semua belum bisa dimanfaatkan karena keterbatasan teknologi.
Iklan
Riset Menambang Harta Karun dari Dasar Laut
04:19
Samudra dan lautan yang terbentuk ratusan juta tahun silam menutupi 75 persen permukaan Bumi. Di dasar laut tersimpan banyak harta karu. Bukan hanya minyak bumi, namun juga mineral berharga lainnya. Tapi manusia belum memiliki teknologi untuk menambang bahan mentah berharga itu.
Para ilmuwan dari pusat penelitian kelautan Helmholtzdi kota Kiel terutama menetapkan satu wilayah sebagai target riset mereka : Laut Merah. Di gudang arsip di Kiel disimpan ratusan inti bor sampel tanah hasil pengeboran di kawasan Atlantis 2 di dasar Laut Merah. Penelitian awal menunjukkan, kawasan itu kaya logam mulia, seperti tembaga dan perak. Bahkan ratusan ton bijih emas tersimpan di perut bumi di dasar laut.
Laboratorium Laut Penjelajah Samudera
Selama 35 tahun kapal penelitian "Sonne" mengarungi samudera. Setelah dibesituakan, kini Jerman membuat kapal baru dengan nama yang sama. "Sonne" kini dilengkapi dengan teknologi teranyar.
Foto: picture-alliance/dpa
Peletakan Lunas
Pada 12 April 2013 silam dimulailah pembangunan kapal penelitian, Sonne II, dengan peletakan lunas. Raksasa laut seharga 124 juta Euro atau sekitar dua trilyun Rupiah itu dibangun oleh Meyer Werft, produsen kapal yang juga aktif membuat kapal feri di Indonesia. Adapun pendahulunya, Sonne I, dibesituakan setelah berdinas selama 36 tahun.
Foto: Meyer-Werft
Wadah Teknologi
Cuma setengah tahun kemudian, kapal Sonne II sudah dilepaskan ke laut. Menurut pemerintah Jerman, kapal sepanjang 116 meter dengan lebar 20 meter ini adalah kapal penelitian paling canggih di dunia. Sedikitnya 40 ilmuwan bisa bekerja dan meneliti di atas Sonne II. Pada gambar terlihat Kanselir Jerman, Angela Merkel, saat meresmikan Sonne di pelabuhan Kiel.
Foto: picture-alliance/dpa
Lama dan Baru
Berbeda dengan generasi pertama Sonne yang awalnya dibuat sebagai kapal nelayan, Sonne II sejak awal dikonsep sebagai kapal penelitian. Selain itu kapal ini juga diklaim sangat ramah lingkungan dan memiliki sistem pengelolaan energi yang paling efisien.
Foto: BGR
Instrumen Ajaib untuk Sains
Sonne II dirancang sedemikian rupa, sehingga mesin kapal tidak menimbulkan getaran atau gelembung udara ketika melaut. Pasalnya kedua faktor tersebut bisa mengganggu instrumen ilmiah yang menjadi ujung tombak penelitian. Selain itu kapal ini juga dilengkapi dengan alat bor laut dalam yang bisa beroperasi hingga kedalaman 2700 meter.
Foto: picture-alliance/dpa/Carmen Jaspersen
Meneliti Dua Samudera
Penugasan pertama Sonne akan berlangsung di Samudera Hinda dan Pasifik. Di sana para ilmuwan mencoba memahami dampak perubahan iklim dan aktivitas manusia terhadap ekosistem laut. Kapal ini memiliki semua instrumen sains yang diperlukan dalam penelitian kemaritiman.
Foto: picture-alliance/dpa
5 foto1 | 5
Dr. Warner Brückmann ahli geologi kelautan di Universitas Kiel menjelaskan: Atlantis 2 merupakan kawasan laut dengan cadangan bijih logam terbesar saat ini. Berdasar harga logam saat ini, di kawasan itu ada cadangan logam senilai 14 hingga16 milyar Dollar. Berdasar perhitungan dari sampel tanah, di sana ada cadangan antara 30 hingga 40 ton emas."
Emas, perak, timah dan tembaga, tersedimentasi dalam lumpur laut. Sampel yang dibor dari dasar laut memberikan informasi komposisi akurat lapisan tanah. Di dasar Laut Merah boleh disebut tersembunyi harta karun berlimpah.
Bekerjasama dengan Universitas Jeddah di Arab Saudi, para ahli geologi Jerman meneliti cadangan mineral berharga di Laut Merah itu. Untuk tujuan riset, diambil sampel inti bor hingga sedalam 16 meter. Sasarannya: mengembangkan strategi untuk penambangannya.
Masalah limbah
Masalah terbesar penambangan lumpur yang mengandung logam di Laut Tengah adalah limbahnya. Ini bukan limbah seperti yang lazim di pertambangan konvensional, melainkan lumpur dengan butir pasiran halus. Kita tidak bisa membuangnya sembarangan, karena akan terbentuk kabut pasir raksasa di seluruh Laut Merah, yang memusnahkan semua kehidupan di sana. Harus dirancang dengan matang, untuk mencegah bahayanya, demikian papar Dr. Warner Brückmann.
Daftar Laut Paling Beracun di Bumi
Aktivitas manusia membuat samudera bumi dipenuhi lautan sampah dan limbah beracun. Inilah daftar laut yang paling tercemar di dunia. Ironisnya sebagian besar berada di Eropa dan Amerika Utara.
Foto: Shutterstock
Teluk Meksiko
Selain bocornya anjungan minyak lepas pantai 2010 lalu, Teluk Meksiko disebut sebagai wilayah laut dengan zona kematian paling besar di dunia. Kandungan zat kimia pada air laut di kawasan ini mencakup nitrogen dan fosforus yang berasal dari area pertanian AS di tepi sungai Mississippi. Kandungan zat kimia tersebut menciptakan puluhan titik minim oksigen di bawah permukaan air.
Foto: Getty Images
Atlantik Utara
Sejak pertama kali didokumentasikan tahun 1976, sampah plastik yang mencemari utara Atlantik antara Eropa dan Amerika Serikat kian menggunung. Ilmuwan memperkirakan sekitar 200.000 potongan plastik memenuhi setiap satu kilometer persegi di Samudera Atlantik.
Foto: imago
Pasifik Utara
Berkat arus laut, sampah plastik dari Amerika Serikat dan Asia terjebak di utara Pasifik. Tidak ada yang tahu seberapa besar kawasan yang tercemar, tapi ilmuwan memperkirakan antara 700.000 hingga 15 juta kilometer persegi. Sampah yang mengambang kebanyakan berupa potongan plastik berukuran mikroskopik. Sampah ini terutama mengancam kehidupan satwa laut.
Foto: CC2.0/TheAnimalDay
Samudera Hindia
Menurut Indian Ocean Experiment, Samudera Hindia diliputi oleh lautan sampah plastik seluas 10 juta kilometer persegi. Selain itu limbah kimia yang mencemari laut menyebabkan hipoksia, yakni kondisi rendah oksigen. Tahun 2011 peneliti dari University of Virginia menemukan, tingginya tingkat polusi udara di Samudera Hindia menggandakan peluang terjadinya badai tropis.
Foto: MEHR
Laut Baltik
Penangkapan ikan berlebihan, pencemaran minyak dan polusi dari daratan menempatkan laut Baltik sebagai salah satu kawasan laut paling tercemar di bumi. Sejak lebih dari satu dekade komisi kelautan Swedia mewanti-wanti, populasi separuh jenis ikan di laut Baltik berada di bawah level kritis. Finlandia bahkan melarang warganya memakan beberapa jenis ikan dari laut Baltik atas alasan kesehatan
Foto: picture-alliance/ZB/Patrick Pleul
Laut Tengah
Program Lingkungan Hidup PBB memperkirakan, 650 juta ton limbah, 129.000 ton minyak mineral, 60.000 ton merkuri dan 36.000 ton fosfat dibuang ke Laut Tengah setiap tahunnya. Karena bentuknya yang tertutup dua benua, Laut Tengah membutuhkan waktu 100 tahun untuk regenerasi, demikian Greenpeace. Sebab itu pula perairan di antara Afrika dan Eropa ini termasuk yang paling tercemar di dunia
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online
Laut Karibia
Kerusakan terbesar pada ekosistem laut Karibia disebabkan oleh aktivitas manusia. Menurut penelitian yang dibuat National Centre for Ecological Analysis and Synthesis di AS, cemaran minyak, penangkapan ikan berlebihan, polusi dan perubahan iklim membunuh keragaman hayati di dalam laut. Berbagai jenis ikan, tiram, rumput laut dan terumbu karang perlahan dikabarkan mulai menghilang.
Foto: Shutterstock
7 foto1 | 7
Delapan mahasiswa calon periset kelautan dari Arab Saudi, mengharapkan penambangan bawah laut di negaranya, agar secepatnya jadi kenyataan. Sejumlah mahasiswa dari Jeddah belajar di Jerman bagaimana bekerja di Kapal Riset Alkor.
Bersama ilmuwan Jerman, mereka mengambil sampel air laut dari kedalaman yang berbeda-beda.
Tareq Hussian Al Qhtaine, mahasiswa dari Arab Saudi yang sedang praktek di Kiel mengungkapkan : "Ini untuk pertama kalinya saya di Laut Baltik, tentu ada perbadaan besar suhu, kadar garam dan sifat geografisnya. Di Laut Baltik terjadi pertukaran arus, sementara di Laut Merah nyaris tak ada. Banyak perbedaan, tapi bagus untuk mengenalinya."
Dengan alat khusus para peneliti mengambil sampel tanah dari dasar laut Baltik. Para mahasiswa mempelajari sampel ini di atas kapal. Lumpur dari Laut Baltik berwarna hitam. Penyebabnya, kandungan besinya tinggi.
Para peneliti muda dari Arab Saudi ini bekerja keras. Dengan pengetahuan dari Jerman, mereka hendak memberikan kontribusi, untuk bisa menambang sumber bahan mentah di negaranya.