Riset: Pajak Gula di Inggris Bantu Tingkatkan Kesehatan Anak
10 Juli 2024
Pemberlakuan pajak gula terhadap minuman ringan di Inggris berhasil mengurangi konsumsi gula secara signifikan. Riset jangka panjang teranyar mencatat dampak positif pada kesehatan anak.
Iklan
Setahun setelah pajak gula diberlakukan oleh pemerintah Inggris, konsumsi gula pada anak-anak berkurang sebanyak 4,8g per hari, ketika orang dewasa mencatatkan konsumsi gula 10,9g lebih rendah.
Sebagian besar penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya kadar gula pada minuman ringan, yang mencapai 3g untuk anak-anak dan 5g untuk orang dewasa.
Namun secara keseluruhan, penduduk di Inggris masih mencatatkan konsumsi gula yang tinggi, yang menurut para peneliti melampaui panduan nasional di Inggris atau Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.
Iklan
Tren konsumsi free sugar
Jenis gula yang paling banyak dikonsumsi oleh kebanyakan orang dewasa dan anak-anak di Inggris dikenal sebagai "free sugar" atau gula alkohol.
Gula alkohol secara alami ditemukan pada tumbuhan dan buah beri. Namun begitu, gula alkohol tetap mengandung karbohidrat yang menambah kadar glukosa.
Jangan Biarkan Anak Anda Minum Soda
Anak Anda hobi jajan minuman bersoda? Bagi mereka mungkin terasa nikmat, manis dan menyegarkan. Tapi jika Anda sayang anak, sebaiknya hentikan kebiasaan itu. Simak efek mengerikan minuman soda pada anak-anak.
Foto: Colourbox/Monkey Business Images
1. Kandungan dalam soda menimbulkan kecanduan
Sifat candu pada soda berasal dari kandungan minuman itu, kafein misalnya. Studi menunjukkan kafein menimbulkan ketergantungan. Anak-anak tidak kebal terhadap ketergantungan ini. Kandungan gula menimbulkan efek serupa. Sementara soda dengan pemanis buatan sebenarnya mengelabui otak karena membuat peminumnya selalu ingin lagi.. Jika mengkonsumsinya berlebihan, sulit pula untuk berhenti.
Foto: Fotolia/ Nitr
2. Soda tidak ada gizinya
Soda tidak memberikan nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh kita. Sebaliknya, soda malah menekan nafsu makan. Mengkonsumsi soda dapat menyebabkan anak-anak hanya ingin makan sedikit dari yang mereka butuhkan untuk bahan bakar tubuh. Mereka yang sering minum soda bisa kekurangan vitamin A, kalsium, dan magnesium serta mineral penting lainnya.
Foto: Imago/Indiapicture
3. Soda merugikan otak anak-anak
Otak anak berkembang hingga mereka remaja. Ketika minum soda, mereka mengkonsumsi bahan kimia yang mengubah otak. MSG bersembunyi dalam asam sitrat soda dan penambah rasa buatan. Penelitian menunjukkan, excitotoxin dalam MSG merusak neuron di otak tikus. Tingginya tingkat excitotoxin bisa menjadi pemicu tumor otak, alzheimer dan parkinson, gangguan belajar dan perilaku.
Foto: Colourbox/R. Gusov
4. Soda merapuhkan tulang anak-anak
Minum soda dapat menguras kalsium yang sangat dibutuhkan tulang. Jika konsumsi fosfor dalam soda terlalu tinggi, bisa memicu turunnya kalsium sehingga kepadatan tulangpun terganggu. Kafein dalam soda juga mengganggu penyerapan kalsium pada tulang. Anak-anak yang kenyang minum soda, sulit mengkonsumsi susu atau minuman yang kaya kalsium lainnya, dalam jumlah yang dibutuhkan tubuh.
5. Soda menyebabkan gangguan perilaku
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku anak-anak peminum soda. Ini bisa dari kafein, gula, pewarna buatan, atau lonjakan gula darah. Menurut sebuah survei yang respondennya lebih dari 3000 ibu menunjukkan: anak-anak yang minum soda yang lebih agresif dan memiliki kesulitan untuk bisa fokus atau konsentrasi.
Foto: picture-alliance/Denkou Images
6. Soda menghancurkan gigi anak-anak
Gula maupun asam dalam soda tidak baik untuk gigi. Asam sitrat dan fosfor berlebihan bisa mengikis enamel gigi dan menyebabkan kerusakan. Berkombinasi dengan sifat adiktif soda, gigi yang sering terkena minuman berbahaya ini bisa mengalami erosi gigi.
Foto: luna/Fotolia.com
7. Soda bisa menyebabkan diabetes pada anak
Dalam sebuah percobaan, tikus di laboratorium diberi pemanis buatan: aspartam yang bisa ditemukan di soda diet. Hasilnya, ditemukan tanda awal dari sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Yang menakutkan, hanya minum soda sedikit pun tidak mengurangi risiko itu. 12 ons soda sehari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 hingga seebesar 22%.
Foto: Fotolia/Dmitry Lobanov
8. Soda memicu kelebihan berat badan
Sebuah studi yang dilakukan pada anak usia 3-5 tahun menunujukkan: konsumsi minuman manis bersoda secara signifikan meningkatkan kemungkinan obesitas. Bahkan memilih soda diet untuk menghindari gula tidak akan mencegah hal ini, karena aspartam meningkatkan hasrat besar akan gula, dimana otak terus memerintahkan agar tubuh mengkonsumsi lebih banyak gula.
Foto: AP/S. Aivazov
9. Soda dapat menyebabkan penyakit jantung
Satu botol/kaleng soda sehari dapat meningkatkan risiko kardiovaskular sebesar 61%. Mengingat soda bisa menimbulkan kecanduan, anak-anak yang mulai minum soda di usia dini cenderung mengkonsumsinya secara teratur. Mereka yang mengkonsumsinya sejak kecil lebih berisiko terkena sakit jantung. daripada seseorang yang mulai minum soda di usia dewasa.
Foto: Imago/UIG
10. Soda dapat menghambat pencernaan
Soda dan kafein bersifat menaikkan laju urinasi sehingga menyebabkan dehidrasi, terutama jika kebiasaan minum air tergantikan soda. Gula dan kafein dapat meningkatkan tingkat asam lambung yang mengarah ke sindrom iritasi usus. Apa alternatif pengganti soda? Air putih dan susu pilihan terbaik. jus buah tentu pilihan yang lebih baik daripada soda, tetapi tetaplah waspada terhadap kadar gulanya.
Sumber utamanya adalah minuman bersoda, tetapi makanan lain dengan tambahan free sugar, termasuk biskuit, coklat, yoghurt rasa dan produk sereal.
Gula di dalam madu, sirup, jus buah tanpa pemanis, jus sayuran dan smoothie sebenarnya tercipta secara alami, tetapi juga dianggap sebagai free sugar.
Penelitian sebelumnya mengaitkan konsumsi minuman manis dengan penyakit seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung dan mampu menyebabkan kematian dini.
Di Inggris, pajak gula diberlakukan pada bulan April 2018 dan mendorong produsen untuk mengurangi kadar gula pada minuman ringan.
Untuk riset terbaru di Jurnal Epidemiologi dan Kesehatan itu, para ahli termasuk dari Universitas Cambridge dan University College London menganalisis data dari tahun 2008 hingga 2019 untuk merekam tren konsumsi gula dari waktu ke waktu.
Secara keseluruhan, 7.999 orang dewasa dan 7.656 anak-anak diikutsertakan dalam analisis final.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"Masyarakat sehat, ekonomi sehat"
Para ahli menemukan, pajak gula "menyebabkan pengurangan yang signifikan konsumsi free sugar dalam makanan pada anak-anak dan orang dewasa".
Menurut riset, energi yang dicerna manusia dari free sugar sebagai persentase energi total tidak berubah. Data juga menunjukkan bahwa kalori dari free sugar menurun bersamaan dengan penurunan kalori secara keseluruhan.
Alternatif Pengganti Gula
Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan kerusakan pada gigi, obesitas, hingga diabetes. Namun jangan khawatir, ada pemanis pengganti gula yang tidak berbahaya bagi kesehatan.
Foto: Colourbox
Pemanis selain gula
100 gram gula mengandung sekitar 400 kalori. Gula menawarkan sedikit nutrisi, justru dampaknya bisa menaikkan berat badan. Jika Anda menginginkan pemanis yang bebas kalori atau setidaknya rendah kalori, ada sejumlah alternatif berikut ini...
Foto: Colourbox
Xylitol
Xylitol mengandung 2,4 kalori setiap gramnya atau 40 persen kalori lebih sedikit dibandingkan gula biasa. Dikenal dengan sebutan gula birch, Xylitol adalah gula yang didapat dari ekstraksi jagung atau kayu birch. Pengganti gula ini diproduksi melalui proses industri murni. Tapi hati-hati jangan terlalu sering mengonsumsinya, karena xylitol bisa menyebabkan perut kembung.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Erythritol
Erythritol merupakan gula yang sangat populer di kalangan penderita diabetes. Kehadirannya dalam bahan makanan dapat ditemukan di bawah simbol E968. Pemanis ini hampir tidak memiliki kalori dan karena tubuh tidak memiliki enzim untuk memecah Erythritol, maka sebagian besar akan langsung diserap aliran darah dan dibuang melalui urin sehingga tidak memiliki efek yang berbahaya bagi tubuh.
Foto: picture-alliance/dpa/blickwinkel/c-goemi
Gula Stevia
Dikenal dengan nama ilmiah Stevia Rebaudiana, gula nol kalori ini 300 kali lebih manis dibanding gula biasa sehingga Anda harus sangat memperhatikan takaran saat ingin mengonsumsinya. Gula stevia juga dapat menurunkan kadar gula darah.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Sakarin
Sakarin merupakan salah satu jenis pemanis buatan. Pengganti gula ini juga bebas kalori dan memiliki rasa manis 300 - 400 kali lebih kuat dibanding gula biasa.
Foto: Imago/teutopress
Pisang matang
Siapa pun yang menginginkan pemanis tanpa bahan kimia, dapat menggunakan pisang matang. Cari pisang yang memiliki warna kecoklatan pada kulitnya. Pisang dapat digunakan untuk mempermanis kue dan biskuit.
Foto: Saul Loeb/AFP/Getty Images
Kurma
Kurma adalah salah satu alternatif sehat pengganti gula, dapat digunakan untuk pemanis roti. Meski rendah kalori, kurma mengandung banyak vitamin B6, zat besi, dan magnesium.
Foto: Colourbox
Sirup bit
Pemanis alami lainnya adalah sirup bit, mengandung 300 kalori per 100 gram. Pengganti gula ini memiliki nilai gizi yang jauh lebih baik dan kaya akan asam folat, magnesium, zat besi, dan kalium.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Sirup agave
Sirup agave atau 'American Aloe Vera' mengandung campuran barley (jali) dan karamel yang ringan dan kandungan fruktosa yang sangat tinggi, sehingga jika ingin mengonsumsinya harus penuh perhitungan dan jangan berlebihan. Berbeda dengan kandungan fruktosa alami dalam buah-buahan, sirup agave yang terkandung dalam produk olahan bisa menyebabkan risiko kenaikan berat badan.
Foto: Reuters/C. Jasso
Sirup maple
Meskipun sirup maple mengandung fruktosa dan sukrosa, ia tetap lebih sehat daripada gula atau sirup agave. Sebuah studi yang dilakukan tim peneliti dari McGill University di Quebec, Kanada, menunjukkan bahwa sirup maple dapat meningkatkan efektivitas antibiotik dan mengurangi efek sampingnya.
Foto: picture-alliance/Bildagentur-online/Yay
Gula Kelapa
Jika Anda ingin merasakan manis rasa karamel, gula kelapa adalah pilihannya. Alternatif pengganti gula ini memang terbuat dari sari kelapa, namun rasanya tidak seperti kelapa. Di samping memiliki jumlah kalori yang sama dengan gula biasa, gula kelapa juga mengandung nutrisi penting seperti zink (seng), zat besi, kalsium, dan potasium.
Foto: picture-alliance/dpa
Madu
Mengandung 40% fruktosa dan 30% glukosa, madu sering dijadikan pengganti gula. Nilai gizi madu lebih besar karena terdapat komponen mineral, protein, dan vitamin, serta memiliki efek anti-bakteri dan anti-inflamasi. Tetapi harus diingat bahwa suhu di atas 40 derajat Celcius dapat menghancurkan banyak nutrisi penting di dalamnya! (Ed.: ha/ts)
12 foto1 | 12
Juru bicara Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial mengatakan pihaknya berusaha "mencegah krisis kesehatan dan menanggulangi tren obesitas," kata dia.
"Kami akan memberlakukan pembatasan ketat terhadap iklan makanan, serta melarang anak-anak membeli makanan manis, minuman energi berkadar kafein tinggi.
"Dengan membangun masyarakat yang sehat, kita membantu membangun ekonomi yang sehat."
Pedoman dari WHO dan pemerintah Inggris menyaratkan konsumsi free sugar di bawah 5 persen dari total asupan energi harian. Jumlah ini setara dengan jumlah maksimum harian 30g untuk orang dewasa, 24g untuk anak-anak berusia tujuh hingga 10 tahun dan 19g untuk anak kecil berusia empat hingga enam tahun.
Hingga saat ini, lebih dari 50 negara telah menerapkan pajak gula pada produk lunak.